Melina - Rosyida
S1 ilmu Pemerintahan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROSES KETERLIBATAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN KOTA TEGAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RUANG TERBUKA HIJAU Melina - Rosyida; Budi - Setiyono; Supratiwi - -
Journal of Politic and Government Studies Vol 11, No 4 : Periode Wisuda Oktober 2022
Publisher : Journal of Politic and Government Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses keterlibatan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari tahapan Perumusan sampai dengan Penetapan Kebijakan dan untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dalam kebijakan pembangunan revitalisasi di Kawasan Alun-alun Kota Tegal sebagai Upaya Meningkatkan Ruang Terbuka Hijau. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif hanya menggambarkan tentang suatu variable, berupa lisan dari narasumber dan perilaku yang dapat diamati. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi dan studi pustaka, peneliti mewawancarai Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Paguyuban Pedagang Kaki Lima. Hasil penelitian, berbagai OPD yang terlibat dalam kebijakan pembangunan revitalisasi selanjutnya bertanggung jawab langsung kepada Wali Kota Tegal selaku pembuat kebijakan revitalisasi kawasan Alun-alun Kota Tegal. Pembangunan revitalisasi berjalan dengan cukup sukses. Pemerintah telah melakukan tahapan sosialisasi dengan baik dan runtut serta telah melibatkan berbagai aktor tidak terkecuali PKL. Namun dari delapan tahapan rapat sosialisasi untuk PKL tersebut, hanya tiga tahapan saja yang melibatkan koordinasi PKL didalamnya yaitu pada pembagian lokasi PKL di tempat relokasi dan pada pengarahan serta pembinaan PKL saja. Penyelenggaraan revitalisasi kawasan Alun-alun Koa Tegal juga mengalami berbagai hambatan antara lain sosialisasi yang terbatas, kurangnya kepercayaan PKL, dan tempat relokasi yang dinilai kurang representatif