Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Evaluation of Tour Guide Communication in Providing Guiding to Foreigners as Tourists Nuryadina Augus Rini; Luthfi Azizah Firdaus
International Journal of Travel, Hospitality and Events Vol. 1 No. 3 (2022): International Journal of Travel, Hospitality and Events
Publisher : The Postgraduate School of Tourism Sahid Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56743/ijothe.v1i3.169

Abstract

Purpose: This research has some purposes in communication for Tour Guide. Tour guide are defined as someone who leads tour groups organized for a brief period and a long period of time. The duty of tour guide is building an effective communication with tourists using many different languages. Tour guide is someone who will accompany tourist, inform, and advice someone / a group of travelers who was travelling tours for getting information about tourist attractions to be visited. Research methods: The methods used in this research is qualitative research. Researcher chooses stages of research starting from composing the research phase, choosing the field, take care of entreaty research, choosing and using information, and preparing supplies for research. Results and discussion: A tour guide should have the capacity to deal with a problem on assignments wisely and using a persuasive approach to visitors to communicate with tourists using simple language simple and combine some languages that foreign tourists easily understood all information. A tour guide can combine the language used while presenting clear information. Such as beginning partially uses Indonesian and then in giving tourism education could use a foreign language. A tour guide can provide information using simple language and provide feedback to in communications so that in communication can be understood and even smoothly without obstacles. Implication: Tourist seekers in Asia can get recommendation for quality tour guide from Pandu Asia.
Analisis Strategi Pemasaran Kue Pancong Di Jakarta (Analysis Marketing Strategy Of Kue Pancong In Jakarta) Nuryadina Augus Rini; Maryetti; Reyditha Andryani
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat kaya dan keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku, dan tata kehidupan sosial yang berbeda dengan yang lainnya. Makanan tradisional merupakan salah satu produk keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Indonesia juga memiliki beragam makanan tradisional yang didukung oleh keanekaragaman bahan pangan. Ratusan suku bangsa yang tersebar hampir diribuan pulau memiliki makanan khas daerahnya masing-masing. Maka sangat tepat untuk menyatakan bahwa kuliner Indonesia merupakan kekayaan yang tak ternilai. DKI Jakarta terkenal dengan makanan khas betawinya, yang kaya akan cita rasanya, dimana masyarakat Betawi merupakan suku asli daerah tersebut. Namun dengan semakin banyaknya makanan modern muncul, sehingga tingkat konsumsi terhadap beberapa makanan tradisional menjadi menurun. Strategi pemasaran adalah proses mengenali target pasar, meriset kebutuhan target pasar, dan mengembangkan produk, harga, dan promosi. Strategi pemasaran bertujuan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan dengan menawarkan produk yang sesuai dengan minat pelanggan. Salah satu indikator strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat merencanakan, melaksanakan, dan mengatur tujuan utama pemasaran dan strategi suatu organisasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: mendapat gambaran mengenai strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing, dan untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan strategi pemasaran yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Dengan metode penelitian IFAS, EFAS, SWOT, dan Diagram Kartesius. Dari penelitian yang pada penjual kue pancong di Jakarta diperoleh hasil strategi yang harus diterapkan dalam kondisi penjual saat ini adalah menggunakan kekuatan untuk meminimalisir ancaman jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produk. Strategi yang tepat dalam Strategi Diversifikasi Produk untuk digunakan pada penelitian ini adalah Diversifikasi Konsentris, yang berada pada hasil persilangan dari Strength dan Threat. Hasil dari penelitian ini bahwa ancaman sangat berpengaruh besar dalam strategi penjualan kue pancong di Jakarta. Dan dibutuhkannya strategi alternatif untuk membantu penjualan kue pancong di Jakarta. 
Pemanfaatan Tepung Ubi Ungu Sebagai Substitusi Tepung Beras Untuk Pembuatan Kue Kembang Goyang Marya Yenny; Nuryadina Augus Rini; Nurlatipah
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi ungu (Ipomoea batatas L. Poir) adalah sejenis umbi-umbian yang memiliki keunggulan, salah satunya mengandung pigmen anthosianin yang berfungsi sebagai anti kanker, anti bakteri perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Mengandung vitamin A, B, dan C serta zat besi dan kalsium. Kandungan nutrisi ubi ungu cukup tinggi dengan komposisi lengkap dibandingkan dengan beras dan tepung terigu. Ubi ungu sangat berpotensi untuk menjadi suatu produk jika dijadikan tepung karena bernilai ekonomis. Tepung ubi ungu dijadikan Kue kembang goyang yang merupakan salah satu kue tradisisonal khas Betawi, yang bentuknya menyerupai kelopak bunga atau kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesukaan masyarakat dan kualitas sensori (warna, aroma, tekstur dan rasa) yang dihasilkan oleh Kue kembang goyang bersubstitusi tepung ubi ungu. Proses penelitian dilakukan dari bulan April hingga Juni 2018. Bahan yang dipakai adalah tepung ubi ungu, tepung beras, gula, telur, santan dan garam. Pembuatan Kue kembang goyang dengan substitusi tepung ubi ungu 0% (kontrol), 25%, 50% dan 75%. Desain eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Analisis statistik menggunakan ANOVA (Analysis Of Variance) dengan taraf 5% atau 0,05 dan dilanjutkan Duncan. Dari hasil uji kesukaan dan uji kualitas yang sudah dihitung, Kue kembang goyang dengan substitusi tepung ubi ungu yang paling disukai adalah 75% tepung ubi ungu. Untuk kualitas Kue kembang goyang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari setiap sample yang diteliti dilihat dari indikator warna.
Kualitas Pelayanan Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Tamu Di Restoran Nom Nom Nom Nuryadina Augus Rini; Nenny Wahyuni
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Culinary has an important role in the tourism industry because most of the expenditure of tourists is for food and drinks. In 2017 culinary alone reaches a percentage of around 30-40 percent spent by tourists in Indonesia. Tourism destinations that have unique culinary can motivate tourists to travel to Pasar Lama area in Tangerang City. Tangerang City is one of the tourism destinations in Banten Province and ranks the third largest in the Jabodetabek area after Jakarta. This strategic location makes Tangerang City have opportunities for the development of various fields of activity, one of which is the tourism sector. Tangerang City needs to have a good image to be different in the minds of tourists. To improve the image of a destination we can use culinary in the city of Tangerang which was inaugurated in 2012 under the name Pasar Lama Culinary Area. This area is formed from history which was once the oldest trade center in the city of Tangerang and cultural heritage because this area is formed with cultural acculturation. This research method uses descriptive qualitative. Data sources obtained by interview, observation, and documentation. Data analysis uses four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results, the role of culinary is sufficient to contribute in upgrading the image of Tangerang City with the supporting and inhibiting factors in improving the image of the tourism destination of Tangerang. Supporting factors include: the taste of food, food ingredients, price setting, and casual atmosphere while the inhibiting factors are: human aspects, cleanliness, placement of culinary carts that are less organized, buskers and less extensive pedestrian paths.
Kualitas Pelayanan Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Tamu Di Restoran Nom Nom Nom Nuryadina Augus Rini
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 5 No. 3 (2020): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to analyze the quality of service to the number of guests in NOM NOM NOM Restaurant. In addition to analyze the quality of service, this research is also to find the valid data for the problems solving found to influence of quality of service to increase the number of guests in Nom Nom Nom Restaurant. There are some problems found related with the discussion of this research, such as there is a significant influences impact on the quality services the number of visitors in a Nom Nom Nom Restaurant, how much is the influences found that have had on the quality of services for the visitors at Nom Nom Nom Restaurant, and how to improve the quality of services in a Nom Nom Nom Restaurant. The methods used in this study are quantitative descriptive. The population in this research is the visitors of Nom Nom Nom Restaurant. Sampling used is the technique of Likert scale amounted to 100 people. The data analysis technique used is a simple linear regression analysis technique. The conclusion of this research on quality of service has positive effect on increasing number of guests.
Analisis Strategi Pemasaran Kue Pancong Di Jakarta (Analysis Marketing Strategy Of Kue Pancong In Jakarta) Nuryadina Augus Rini; Maryetti; Reyditha Andryani
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat kaya dan keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku, dan tata kehidupan sosial yang berbeda dengan yang lainnya. Makanan tradisional merupakan salah satu produk keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Indonesia juga memiliki beragam makanan tradisional yang didukung oleh keanekaragaman bahan pangan. Ratusan suku bangsa yang tersebar hampir diribuan pulau memiliki makanan khas daerahnya masing-masing. Maka sangat tepat untuk menyatakan bahwa kuliner Indonesia merupakan kekayaan yang tak ternilai. DKI Jakarta terkenal dengan makanan khas betawinya, yang kaya akan cita rasanya, dimana masyarakat Betawi merupakan suku asli daerah tersebut. Namun dengan semakin banyaknya makanan modern muncul, sehingga tingkat konsumsi terhadap beberapa makanan tradisional menjadi menurun. Strategi pemasaran adalah proses mengenali target pasar, meriset kebutuhan target pasar, dan mengembangkan produk, harga, dan promosi. Strategi pemasaran bertujuan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan dengan menawarkan produk yang sesuai dengan minat pelanggan. Salah satu indikator strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat merencanakan, melaksanakan, dan mengatur tujuan utama pemasaran dan strategi suatu organisasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: mendapat gambaran mengenai strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing, dan untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan strategi pemasaran yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Dengan metode penelitian IFAS, EFAS, SWOT, dan Diagram Kartesius. Dari penelitian yang pada penjual kue pancong di Jakarta diperoleh hasil strategi yang harus diterapkan dalam kondisi penjual saat ini adalah menggunakan kekuatan untuk meminimalisir ancaman jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produk. Strategi yang tepat dalam Strategi Diversifikasi Produk untuk digunakan pada penelitian ini adalah Diversifikasi Konsentris, yang berada pada hasil persilangan dari Strength dan Threat. Hasil dari penelitian ini bahwa ancaman sangat berpengaruh besar dalam strategi penjualan kue pancong di Jakarta. Dan dibutuhkannya strategi alternatif untuk membantu penjualan kue pancong di Jakarta. 
Pemanfaatan Tepung Ubi Ungu Sebagai Substitusi Tepung Beras Untuk Pembuatan Kue Kembang Goyang Marya Yenny; Nuryadina Augus Rini; Nurlatipah
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi ungu (Ipomoea batatas L. Poir) adalah sejenis umbi-umbian yang memiliki keunggulan, salah satunya mengandung pigmen anthosianin yang berfungsi sebagai anti kanker, anti bakteri perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Mengandung vitamin A, B, dan C serta zat besi dan kalsium. Kandungan nutrisi ubi ungu cukup tinggi dengan komposisi lengkap dibandingkan dengan beras dan tepung terigu. Ubi ungu sangat berpotensi untuk menjadi suatu produk jika dijadikan tepung karena bernilai ekonomis. Tepung ubi ungu dijadikan Kue kembang goyang yang merupakan salah satu kue tradisisonal khas Betawi, yang bentuknya menyerupai kelopak bunga atau kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesukaan masyarakat dan kualitas sensori (warna, aroma, tekstur dan rasa) yang dihasilkan oleh Kue kembang goyang bersubstitusi tepung ubi ungu. Proses penelitian dilakukan dari bulan April hingga Juni 2018. Bahan yang dipakai adalah tepung ubi ungu, tepung beras, gula, telur, santan dan garam. Pembuatan Kue kembang goyang dengan substitusi tepung ubi ungu 0% (kontrol), 25%, 50% dan 75%. Desain eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Analisis statistik menggunakan ANOVA (Analysis Of Variance) dengan taraf 5% atau 0,05 dan dilanjutkan Duncan. Dari hasil uji kesukaan dan uji kualitas yang sudah dihitung, Kue kembang goyang dengan substitusi tepung ubi ungu yang paling disukai adalah 75% tepung ubi ungu. Untuk kualitas Kue kembang goyang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari setiap sample yang diteliti dilihat dari indikator warna.
Kualitas Pelayanan Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Tamu Di Restoran Nom Nom Nom Nuryadina Augus Rini; Nenny Wahyuni
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Culinary has an important role in the tourism industry because most of the expenditure of tourists is for food and drinks. In 2017 culinary alone reaches a percentage of around 30-40 percent spent by tourists in Indonesia. Tourism destinations that have unique culinary can motivate tourists to travel to Pasar Lama area in Tangerang City. Tangerang City is one of the tourism destinations in Banten Province and ranks the third largest in the Jabodetabek area after Jakarta. This strategic location makes Tangerang City have opportunities for the development of various fields of activity, one of which is the tourism sector. Tangerang City needs to have a good image to be different in the minds of tourists. To improve the image of a destination we can use culinary in the city of Tangerang which was inaugurated in 2012 under the name Pasar Lama Culinary Area. This area is formed from history which was once the oldest trade center in the city of Tangerang and cultural heritage because this area is formed with cultural acculturation. This research method uses descriptive qualitative. Data sources obtained by interview, observation, and documentation. Data analysis uses four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results, the role of culinary is sufficient to contribute in upgrading the image of Tangerang City with the supporting and inhibiting factors in improving the image of the tourism destination of Tangerang. Supporting factors include: the taste of food, food ingredients, price setting, and casual atmosphere while the inhibiting factors are: human aspects, cleanliness, placement of culinary carts that are less organized, buskers and less extensive pedestrian paths.
Evaluation of Tour Guide Communication in Providing Guiding to Foreigners as Tourists Nuryadina Augus Rini; Luthfi Azizah Firdaus
International Journal of Travel, Hospitality and Events Vol. 1 No. 3 (2022): International Journal of Travel, Hospitality and Events
Publisher : The Postgraduate School of Tourism Sahid Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56743/ijothe.v1i3.169

Abstract

Purpose: This research has some purposes in communication for Tour Guide. Tour guide are defined as someone who leads tour groups organized for a brief period and a long period of time. The duty of tour guide is building an effective communication with tourists using many different languages. Tour guide is someone who will accompany tourist, inform, and advice someone / a group of travelers who was travelling tours for getting information about tourist attractions to be visited. Research methods: The methods used in this research is qualitative research. Researcher chooses stages of research starting from composing the research phase, choosing the field, take care of entreaty research, choosing and using information, and preparing supplies for research. Results and discussion: A tour guide should have the capacity to deal with a problem on assignments wisely and using a persuasive approach to visitors to communicate with tourists using simple language simple and combine some languages that foreign tourists easily understood all information. A tour guide can combine the language used while presenting clear information. Such as beginning partially uses Indonesian and then in giving tourism education could use a foreign language. A tour guide can provide information using simple language and provide feedback to in communications so that in communication can be understood and even smoothly without obstacles. Implication: Tourist seekers in Asia can get recommendation for quality tour guide from Pandu Asia.   Keywords: evaluation, tour guide, communication.