Dewi Rara Amiati
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palu

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Sikap Kemandirian Pada Anak Tk Jabal Rahma Palu: Parenting In Developing Autonomy Attitudes Of Children At Jamal Rahma Kindergarten Palu Dewi Rara Amiyati
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 4 No. 3: September 2021
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31934/eceij.v4i3.2784

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pola asuh orang tua di TK Jabal Rahma Palu dalam mengembangkan sikap kemandirian anak dan bagaimana upaya pola asuh orang tua dalam mengembangkan sikap kemandirian anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, display data dan pengambilan data. Agar yang diperoleh terjamin validitas dan kredibilitasnya, maka pengecekan keabsahan data melalui metode triangguasi. Berdasarkan hasil penelitian dalam pola asuh orang tua dalam mengembangkan sikap kemandirian pada anak TK Jabal Rahma Palu Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan pola asuh orang tua di TK Jabal Rahma Palu dalam mengembangkan sikap kemandirian anak, biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, dan mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain, serta mengajarkan kemandirian anak sejak dini untuk mandiri dalam melakukan setiap kegiatan. Dalam penerapan pola asuh orang tua dalam mengembangkan sikap kemandirian pada anak adalah dengan membuat peraturan yang dapat ditaati anak, memberiakan kebebasan kepada anak tetapi tetap dikontrol dan mengontrol terhadap keinginan anak, sehingga anak tidak terbiasa acuh tak acuh dengan peraturan dan kebebasan yang orng tua berikan. Dengan demikian sikap kemandirian anak akan tumbuh dengan sendirinya. Upaya pola asuh orang tua dalam mengembangkan sikap kemandirian anak, orang tua jangan terlalu membatasi aktivitas dan kreativitas seorang anak. Sebab, dengan membatasi aktivitas dan kreativitas anak, berarti secara tidak langsung orang tua telah menghambat atau memperlambat kemandirian anak. Upaya pola asuh orang tua dalam mengembangkan sikap kemandirian anak adalah agar memberiakan kebebasan anak beraktivitas dan berkreasi dengan sendirinya serta tidak membantasi anak. Kemudian membiasakan anak untuk mengerjakan tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Serta membiasakan anak melakukan sendiri keperluannya, melihat keperluan yang bagaimana yang akan dia lakukan agar anak tersebut tidak manja.
Pembiasaan Kemandirian Anak Berdasarkan Gender Di Kelompok B Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu: Habtuation Of Children's Independence Based On Gender In Group B Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu Megi Rahayu; Dewi Rara Amiyati
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 5 No. 2: Mei 2022
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembiasaan kemandirian di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif. teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan agar data yang diperlu terjain validasinya dan kredibilitasya, maka pengecekan keabsahan data melalui metode tringgulasi sumber dan waktu yaitu, kepala sekolah, guru, guru pendamping saat observasi dan saat wawancara. Pembiasaan kemandirian anak usia dini di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu sikap kemandrian anak dari lima belas anak yang diamati empat diantaranya menjadi subjek yang diteliti berdasarkan gender laki-laki dan perempuan yang menunjukan anak laki-laki cenderung kurang berinteraksi dan tidak mau melakukan sendiri tanpa diperintah atau bantuan dari guru atau orang sekitanya dikarenakan faktor belum terbiasa dan malu berinteraksi serta masih ada anak yang belum mau berpisah dari orang tuanya faktor ini juga didukung karena jumlah anak laki-laki dikelompok B lebih sedikit dan kurang mau berinteraksi dengan teman sebayanya, sebaliknya untuk anak perempun sudah bisa melakukan kegiatan pembiasaan yang diterapkan disekolah tetapi masih ada juga anak perempuan yang sudah bisa melakukan kegiatan sendiri tetapi tetap dengan bantuan guru atau orang disekitanya, dengan ini anak perempuan lebih cepat menyesuaikan diri dan bisa melakukan aktivitas dangan faktor jumlah anak perempuan dikelompok B lebih banyak dan lebih membuat anak lebih percaya diri karena banyak teman sebayanya. Pembentukkan kemandirian dengan menerapkan dan menanamkan pembiasan kemandirian sejak dini, seperti yang diterapkan dan lakukan di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu yaitu membiasakan anak berbaris, mengerjakan tugas sendiri, mencuci tangan, memberi salam, mengembalikan barang yang telah digunakan ketempat semula, berdoa, serta makan bersama dan saling berbagi. dengan kegiatan pembisaan kemandirian ini akan menumbuhkan rasa sikap sopan dan santun, tanggung jawab, disipin, serta rasa empati dalam saling berbagi dan menolong hal ini diperlukan dorongan dan ransangan yang dilakukan secara berulang-ulang supaya rasa tangung jawab anak tersalurkan dan menumbuhkan sikap kemandirian anak sejak dini.
Desain Lingkungan Fisik Untuk Perkembangan dalam kebutuhan anak Di PAUD: Physical Environment Design for Development in Children's Needs in PAUD Abdul Salam; Dewi Rara Amiati
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 5 No. 3: September 2022
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap anak dalam hidupnya akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan usianya. Keberhasilan anak dalam mencapai tugas perkembangan didukung oleh beberapa factor internal dan eksternal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik pada perkembangan anak di PAUD. Hasil penelitian menunjukan bahwa factor lingkungan keluarga hampir seluruhnya mempengaruhi perkembangan anak di PAUD. Lingkungan fisik mempunyai peran penting masah tumbuh kembang terutama pada golden age (0-6 tahun), karena paling sering di tangkap langsung oleh panca indra anak. Selaing lingkungan rumah, lingkungan fisik yang memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan anak adalah lingkugan sekolah oleh karena itu linkungan sekolah harus menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang dan karakter istik anak .tujuan dari penelitian ini adalah mengidengtifikasi kriteria lingkungan ramah pada anak sekolah TK. Metode yang di gunakan adalah metode komparasi literatur mengenai kriteria ramah anak pada sekolah PAUD. Dari penelitian ini diketahui bahwa kriteria lingkungan ramah anak pada sekolah PAUD meliputi tiga hal yaitu keamanan, kenyamanan, dan stimulasi pada elemen ruang luar dan ruang dalam sebuah perkembangan anak usia dini adalah masa – masa kiris yang menjadi pondasi anak untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. Sebagian dari potensi kecerdasan manusiaberkembang dengan pesat pada usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) lingkungan bermain alami (2) Bangunan dengan Green Design (3) Program-Program Pendukung Green School. Dimana Guru, khususnya di PAUD dapat lebih fleksibel dalam menilai perkembangan anak, terutama dalam kebiasaan yang mendalam diharapkan kegiatan ini menjadi budaya bagi anak-anak kelak dimanapun mereka berada. Melalui gerakan sederhana seperti belajar menghemat listik, membuang sampah pada tempatnya dan melakukan daur ulang sampah, perlahan namun pasti generasi berkelanjutan akan berkembang.