Megi Rahayu
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palu

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Plastisin Pada Kelompok B Tk Al-Muttaqiin Btn Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga: Increasing Children Creativities Through Plastisin Game At Group B Of Tk Al-Muttaqiin Btn Puskud Subdistrict Palupi, Tatanga District Nurul Asfisari; Megi Rahayu; Nurhaeda
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 4 No. 3: September 2021
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31934/eceij.v4i3.2782

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Kreativitas Anak Dapat Ditingkatkan Melalui Permainan Plastisin Kelompok B pada TK Al-Muttaqiin BTN Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga” ? Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kreativitas anak melalui permainan plastisin di TK Al-Muttaqiin BTN Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, Subjek dalam penelitian ini adalah anak di kelompok B TK Al-Muttaqiin yang berjumlah 15 anak berusia 5-6 tahun terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi yang digunakan berupa lembar observasi check list. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu apabila kreativitas (BSH s.d BSB) anak didik di kelompok B TK Al-Muttaqiin BTN Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga mencapai 80%. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui permainan plastisin pada kelompok B di TK Al-Muttaqiin BTN Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga. Dengan hasil yang diperoleh rata-rata kreativitas anak pada pra tindakan yaitu kategori belum berkembang (BB) 63,5%, kategori mulai berkembang (MB) 25%, kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 11,5%. Pada siklus I hasil rata-rata kreativitas anak yaitu kategori belum berkembang (BB) 10%, kategori mulai berkembang (MB) 23%, kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 37%, kategori berkembang sangat baik (BSB) 30%. Sedangkan pada siklus II hasil rata-rata kreativitas anak yaitu kategori berkembang sesuai harapan (BSH) 18% dan kategori berkembang sangat baik (BSB) 82%. Maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui permainan plastisin pada kelompok B di TK Al-Muttaqiin BTN Puskud Kel. Palupi Kec. Tatanga.
Analisis Kemampuan Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah pada Masa Pandemi di Desa Tavao Bale: Analysis of Parents Abilities Accompanied Their Children to Learn at Home in the Pandemic Period at Tavao Bale Village Husen; Megi Rahayu
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 5 No. 1: Januari 2022
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembiasaan kemandirian yang ada di TK Al Khairaat Tavao Bale, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. An-alisis data dengan cara menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Agar yang diperlukan terjamin validasinya dan kredibilitasya, maka pengecekan keabsahan data melalui metode tringgulasi sumber yaitu, orang tua dan guru. Berdasarkan hasil penelitian Analisis Kemampuan Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Di Rumah Pada Masa Pandemi di Desa Tavao Bale. 15 anak ada 4 orang tua menjadi subjek penelitian ini. Dari hasil observasi dan wawancara di bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:1) Anak belajar lebih baik di sekolah walaupun jam persekolahannya terbatas, anak lebih terarah dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik, anak dikontrol oleh guru, anak terbiasa dengan peraturan yang ada disekolah baik dalam proses balajar maupun jam istirahat. 2) Analisis yang orang tua yang tamatan SMA cenderung lebih bias mendampingi anak dalam belajar walaupun memiliki kendala karena waktu bekerja dan susahnya anak untuk diatur. 3) Adapun orang tua yang tamatan SMP hanya mendampingi anak bila anak mau belajar dengan keinginannya sendiri serta didukung juga orang tua memiliki kesibukan merawat anak batitanya. 4) Sedangkan yang orang tua yang tamatan SD kurang memahami materi yang diberikan guru untuk anaknya serta minimnya pemahaman tentang pendampingan belajar anak, di sini juga orang tua menghabiskan banyak waktu untuk berkebun dari pada mendampingi anak belajar. 5) Adapun yang orang tua yang tidak memiliki pen-didikan sangat membutuhkan bimbingan dari guru untuk memahami materi yang diberikan guru kepada anaknya, hal ini karena orang tua murid kurang memahami materi yang diberikan sehingga orang tua menganggap tugas yang diberikan terlihat sulit sehingga suli tuntuk menyampaikannya kepada anak serta kurangnya pengatahuan umum orang tua.
Pembiasaan Kemandirian Anak Berdasarkan Gender Di Kelompok B Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu: Habtuation Of Children's Independence Based On Gender In Group B Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu Megi Rahayu; Dewi Rara Amiyati
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 5 No. 2: Mei 2022
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembiasaan kemandirian di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif. teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan cara menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan agar data yang diperlu terjain validasinya dan kredibilitasya, maka pengecekan keabsahan data melalui metode tringgulasi sumber dan waktu yaitu, kepala sekolah, guru, guru pendamping saat observasi dan saat wawancara. Pembiasaan kemandirian anak usia dini di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu sikap kemandrian anak dari lima belas anak yang diamati empat diantaranya menjadi subjek yang diteliti berdasarkan gender laki-laki dan perempuan yang menunjukan anak laki-laki cenderung kurang berinteraksi dan tidak mau melakukan sendiri tanpa diperintah atau bantuan dari guru atau orang sekitanya dikarenakan faktor belum terbiasa dan malu berinteraksi serta masih ada anak yang belum mau berpisah dari orang tuanya faktor ini juga didukung karena jumlah anak laki-laki dikelompok B lebih sedikit dan kurang mau berinteraksi dengan teman sebayanya, sebaliknya untuk anak perempun sudah bisa melakukan kegiatan pembiasaan yang diterapkan disekolah tetapi masih ada juga anak perempuan yang sudah bisa melakukan kegiatan sendiri tetapi tetap dengan bantuan guru atau orang disekitanya, dengan ini anak perempuan lebih cepat menyesuaikan diri dan bisa melakukan aktivitas dangan faktor jumlah anak perempuan dikelompok B lebih banyak dan lebih membuat anak lebih percaya diri karena banyak teman sebayanya. Pembentukkan kemandirian dengan menerapkan dan menanamkan pembiasan kemandirian sejak dini, seperti yang diterapkan dan lakukan di Aisyiyah Bustanul Athfal VII Palu yaitu membiasakan anak berbaris, mengerjakan tugas sendiri, mencuci tangan, memberi salam, mengembalikan barang yang telah digunakan ketempat semula, berdoa, serta makan bersama dan saling berbagi. dengan kegiatan pembisaan kemandirian ini akan menumbuhkan rasa sikap sopan dan santun, tanggung jawab, disipin, serta rasa empati dalam saling berbagi dan menolong hal ini diperlukan dorongan dan ransangan yang dilakukan secara berulang-ulang supaya rasa tangung jawab anak tersalurkan dan menumbuhkan sikap kemandirian anak sejak dini.
Persepsi Orang Tua dan Guru Terhadap Pendidikan Kebencanaan Pada Anak Usia Dini: Parents and Teachers' Perceptions of Disaster Education in Early Childhood Megi Rahayu; Abdul Salam
ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) Vol. 5 No. 3: September 2022
Publisher : ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya kasus bencana alam di Indonesia. Dimana anak usia dini baik disadari maupun tidak disadari kerap kali menjadi korban dari bencana alam tersebut baik secara fisik maupun psikologis. Anak termasuk dalam kelompok paling rentan dalam situasi bencana. Mereka memiliki kemampuan dan sumber daya yang terbatas untuk mengontrol atau mempersiapkan diri ketika merasa takut sehingga tergantung pada pihak-pihak di luar dirinya supaya dapat pulih kembali dari bencana tersebut. Kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang resiko- resiko disekeliling mereka. Dalam pengenalan proses kesiapsiagaan pada usia prasekolah tentunya memiliki metode yang harus sesuai dengan usia mereka. Dikarenakan model pembelajarn memiliki peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar dan merupakan salah satu parameter utama keberhasilan pengajar dalam mengajar Banyak guru dan orang tua yang belum memahami cara mengajarkan pendidikan kebencaaan untuk anak usia dini, sehingga anak tidak diajarkan secara optimal hanya berdasarkan pengalaman orang tua semata. Maka, dari sinilah titik balik peneliti ingin menggali lebih dalam mengenai persepsi orang tua dalam kasus tersebut, bagaimanapun tolak ukur pemahaman mereka dapat membantu dalam mencairkan masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru dan orang tua terhadap pendidikan kebencanaan pada anak usia dini, baik dalam pengetahuan maupun pemahaman orang tua. Sedangkan, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa pemahaman guru dan orang tua masih kurang mengetahui dalam hal pendidikan kebencanaan, hal ini terlihat saat guru dan orang tua mengajarkan pendidikan kebencaan hanya berdasarkan pengalaman orang tua saja. Rekomedasi dari penelitian ini ditunjukan pada guru dan orang tua untuk tetap mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan yang memadai agar anak memperoleh pendidikan kebencanaan yang tepat dan sesuai dengan tumbuh kembangnya. Rekomedasi lain dari penelitian ini ditunjukan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut dengan mengungkap masalah yang sama namun dengan subjek dan variable yang berbeda. Sehingga kedepannya penelitian ini dapat dikembangkan dan kebermanfaatannya lebih luas bagi banyak orang.