Rahayu Sumaningsih
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbedaan Respon Nyeri Haid Setelah Pemberian Ektrak kunyit dan Ekstrak Daun Kelor Rusmiati Rusmiati; Sunarto Sunarto; Rahayu Sumaningsih; Ayesha Hendriana Ngestiningrum
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12317

Abstract

 Young women more often experience pain due to menstrual pain or primary dysmenorrhea because the hormonal cycle they are experiencing is not yet stable. This study aims to prove that there are differences in the response to menstrual pain after being given the treatment of turmeric extract and Moringa leaf extract. The design used was two group pretest-posttest. Pain level was measured using the NRS pain scale (Numeric Rating Scale). Testing for changes in pain was carried out using the T test. The results showed that the p value was less than 0.05 for both groups. Furthermore, it was concluded that there was a significant change in pain response (decreased) after administration of turmeric extract and administration of moringa leaf extract; and administration of turmeric extract has a significantly greater effect.Keywords: turmeric extract; moringa leaf extract; menstrual painABSTRAK Remaja putri lebih sering merasakan sakit akibat nyeri haid atau dismenore primer karena siklus hormonal yang dialami belum begitu stabil. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perbedaan respon nyeri haid setelah diberikan perlakuan pemberian ekstrak kunyit dan ekstrak daun kelor. Desain yang digunakan adalah two group pretest-posttest. Tingkat nyeri diukur menggunakan skala nyeri NRS. Pengujian perubahan nyeri dilakukan menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p adalah kurang dari 0,05 untuk kedua kelompok. Selanjutnya disimpulkan bahwa ada perubahan respon nyeri secara signifikan (terjadi penurunan) setelah pemberian ekstrak kunyit dan pemberian ekstrak daun kelor; dan pemberian ekstrak kunyit memberikan efek yang lebih besar secara signifikan.Kata kunci: ekstrak kunyit; ekstrak daun kelor; nyeri haid
Strategi dan Jenis Koping Mahasiswa dalam Menghadapi Stres Akademik Rizki Lestari Widia Larasati; Sunarto Sunarto; Rahayu Sumaningsih; Ayesha Hendriana Ngestiningrum
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12315

Abstract

Every student experiences stress when dealing with thesis, so it takes types and coping strategies to deal with stress. The purpose of this study is to describe the strategies and types of coping used by students in dealing with their thesis, based on student characteristics. This type of research was descriptive. The population of this study were 58 Diploma 4 students at the Midwifery Campus, Poltekkes Kemenkes Surabaya, who were all involved in the research. The independent variables were the type of coping, coping strategies and demographic characteristics of students which include age, employment status and marital status. The data were collected by filling out a questionnaire. The data were analyzed descriptively in the form of frequency and proportion. The results showed that the most dominant type of coping used by students dealing with academic stress was adaptive coping, namely 65.5%. The most dominant coping strategy used by students was problem focus coping (PFC) as much as 62.1%. Teenage students were more dominant using Emotional focus coping (EFC) coping strategies, while adult students were more likely to use PFC coping strategies (66.7%). Students who were already working were more likely to use PFC coping strategies (58.8%) and students who were not working are more likely to use EFC coping strategies 33.3%. Married students were more likely to use PFC coping strategies (60.6%), and unmarried students tend to use PFC coping strategies (64%). Furthermore, it was concluded that the dominant type of coping in students was adaptive coping.Keywords: coping strategies; coping type; student; academic stress ABSTRAK Setiap mahasiswa mengalami stres saat menghadapi skripsi, sehingga dibutuhkan jenis dan strategi koping untuk mengatasi stress. Tujuan penelitian ini adalah menggambaran strategi dan jenis koping yang digunakan mahasiswa dalam menghadapi skripsi, berdasarkan karakteristik mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah 58 mahasiswa Diploma 4 di Kampus Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya, yang seluruhnya dilibatkan dalam penelitia. Variabel bebas adalah jenis koping, strategi koping dan karakteristik demografi mahasiswa yang meliputi umur, status pekerjaan dan status pernikahan. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis koping yang paling dominan digunakan mahasiswa dalam menghadapi stres akademik adalah jenis koping adaptif yakni 65,5%. Strategi koping paling dominan yang digunakan oleh mahasiswa yaitu Problem focus coping (PFC) sebanyak 62,1%. Mahasiswa berusia remaja lebih dominan menggunakan strategi koping Emotional focus coping (EFC), sedangkan mahasiswa berusia dewasa lebih cenderung menggunakan strategi koping PFC (66,7%). Mahasiswa yang sudah bekerja lebih cenderung menggunakan strategi koping PFC (58,8%) dan mahasiswa yang belum bekerja lebih cenderung menggunakan strategi koping EFC 33,3%. Mahasiswa yang sudah menikah lebih cenderung menggunakan strategi koping PFC (60,6%), dan mahasiswa yang belum menikah cenderung menggunakan strategi koping PFC (64%). Selanjutnya disimpulkan bahwa jenis koping yang dominan pada mahasiswa adalah jenis koping adaptif.Kata kunci: strategi koping; jenis koping; mahasiswa; stress akademik
Paparan Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Nurul Mardiyanah; Rahayu Sumaningsih; Sunarto Sunarto; Heru Santoso Wahito Nugroho
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12 (2022): Nomor Khusus Hari AIDS Sedunia
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12aids06

Abstract

Stunting is caused by chronic malnutrition that has been going on for a long time, with one indirect cause, namely the incidence of anemia in pregnant women. So research is needed that aims to calculate the risk of exposure of pregnant women with anemia to the incidence of stunting in children. The research design used was case-control. The case sample was 16 children with stunting, while the control sample was 32 children without stunting. Both groups were selected by simple random sampling technique. Data were obtained from medical records for both variables. Once collected, the data is analyzed using the calculation of the odds ratio. The results of the analysis show that anemia in pregnancy is not a risk factor for the birth of children with stunting in the working area of the Maospati Health Center, Magetan.Keywords: anemia of pregnancy; stunting; child ABSTRAK Stunting disebabkan oleh malnutrisi kronis yang sudah berlangsung lama, dengan salah satu penyebab tidak langsung yaitu kejadian anemia pada ibu hamil. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung besar risiko paparan ibu hamil dengan anemia terhadap kejadian stunting pada anak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case-control. Sampel kasus adalah 16 anak dengan stunting, sedangkan sampel kontrol adalah 32 anak tidak dengan stunting. Kedua kelompok dipilih dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari rekam medik untuk kedua variabel. Setelah terkumpul, data dianalisis menggunakan penghitungan odds ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa anemia kehamilan bukan merupakan faktor risiko bagi lahirnya anak dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Maospati, Magetan.Kata kunci: anemia kehamilan; stunting; anak
Faktor Pendorong dan Faktor Penguat yang Mempengaruhi Keputusan Akseptor Keluarga Berencana Menggunakan Alat Kontrasepsi Melalui Pendekatan Teori Lawrence Green Diah Viptara Dwi Rahayu; Suparji Suparji; Tinuk Esti Handayani; Rahayu Sumaningsih
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 4 (2022): November 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12408

Abstract

The trend of using hormonal contraception has increased. The contraceptive prevalence rate of hormones in several provinces and districts in Indonesia has met the target. The purpose of this study was to describe the driving factors and reinforcing factors which form the basis for the decision to choose hormonal contraception. The variable assumption approach is based on Lawrence Green's theory of behavior change. The research location is Jomblang Village, Takeran, Magetan Regency. This research is a descriptive study, involving all members of the population, namely 256 acceptors of hormonal contraception. The research variables are the level of knowledge, mother's characteristics and husband's support. Data was collected by filling out questionnaires, then analyzed descriptively in the form of frequency and percentage. The results showed that the highest age was 20-35 years (93.3%), the highest parity was multipara (97.9%) and the highest education level was middle school (97.2%). The highest level of knowledge is in the sufficient category (96.7%), while the most support from husbands and family is in the sufficient category (91.6%). It was concluded that the driving factors (knowledge) and reinforcement (husband and family support) in choosing hormonal contraception were at a sufficient level.Keywords: hormonal contraceptives; driving factor; reinforcing factor; knowledge; husband and family support ABSTRAK Trend penggunaan alat kontrasepsi hormonal mengalami peningkatan. Angka contraseptive prevalence rate hormonal di beberapa provinsi dan kabupaten di Indonesia memenuhi target. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor pendorong dan faktor penguat yang menjadi dasar keputusan memilih alat kontrasepsi hormonal. Pendekatan asumsi variabel adalah berdasarkan teori perubahan perilaku dari Lawrence Green. Lokasi penelitian adalah Desa Jomblang, Takeran, Kabupaten Magetan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif, yang melibatkan seluruh anggota populasi yakni 256 akseptor kontrasepsi hormonal. Variabel penelitian adalah tingkat pengetahuan, karakteristik ibu dan dukungan suami. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur terbanyak adalah 20-35 tahun (93,3%), paritas terbanyak adalah multipara (97,9%) dan tingkat pendidikan terbanyak adalah jenjang menengah (97,2%). Tingkat pengetahuan terbanyak adalah dalam kategori cukup (96,7%), sedangkan dukungan suami dan keluarga yang terbanyak adalah dalam kategori cukup (91,6%). Disimpulkan bahwa faktor pendorong (pengetahuan) dan penguat (dukungan suami dan keluarga) dalam pemilihan kontrasepsi hormonal berada pada level cukup.Kata kunci: kontrasepti hormonal; faktor pendorong; faktor penguat; pengetahuan; dukungan suami dan keluarga
Upaya Peningkatan Berat Badan Balita Dengan Metode PMT Lokal dan PMT Biskuit Nurrochmatin Sholikah; Rahayu Sumaningsih; Sunarto Sunarto; Heru Santoso Wahito Nugroho
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 4 (2022): November 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12404

Abstract

The main problem is that the government's supplementary feeding program is still limited, so it has not been able to reach all under-fives with malnutrition and slow weight gain. So, it is necessary to provide alternative additional food. This study aims to accelerate the increase in body weight for toddlers with malnutrition by providing local additional food, namely from Moringa leaves because it is an ingredient that is easily available in the environment around the house, easy to process and easy to reach. The design of this research was pretest-posttest with control group. The research respondents were 18 toddlers with malnutrition who were recorded in the working area of the Takeran Health Center, who were selected by simple random sampling technique. The sample was divided into 2 groups, each of which was given local food additives and biscuits for 14 days. Data collection was carried out by measuring the toddler's weight before and after giving the treatment, then a difference analysis was carried out using a paired sample t-test. The results of the analysis for each showed the same p value in both groups, namely = 0.003, so it was interpreted that there was a significant difference in body weight between before and after being given additional food in the two groups. The results showed that local ingredients and biscuits had the same effectiveness in increasing the weight of malnourished toddlers.Keywords: toddler; malnutrition; supplementary feeding; moringa leaves; biscuitsABSTRAK Permasalahan utama yaitu program pemberian makanan tambahan dari pemerintah adalah masih terbatas, sehingga belum dapat menjangkau seluruh balita dengan kekurangan gizi dan peningkatan berat badan yang lambat. Maka, diperlukan pemberian makanan tambahan alternatif. Penelitian ini bertujuan mempercepat peningkatan berat badan balita dengan kekurangan gizi dengan pemberian makanan tambahan lokal yaitu dari bahan daun kelor karena merupakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar rumah, mudah diolah dan mudah dijangkau. Rancangan penelitian ini adalah pretest-postest with control group. Responden penelitian adalah 18 balita dengan kekuranan gizi yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Takeran, yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Sampel dibagi dalam 2 group, masing-masing diberi pemberian makanan tamabahan lokal dan pemberian biskuit selama 14 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita sebelum dan sesudah pemberian perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis perbedaan menggunakan paired sample t-test. Hasil analisis pada masing-masing menunjukkan nilai p yang sama pada kedua group yaitu = 0,003, sehingga diinterpretasikan bahwa ada perbedaan berat badan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pemberian makanan tambahan pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan lokal dan biskuit memiliki efektifitas yang sama untuk meningkatkan berat badan balita gizi dengan kekurangan gizi.Kata kunci: balita; kekurangan gizi; pemberian makanan tambahan; daun kelor; biskuit