This Author published in this journals
All Journal SWARNA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA TECHNO 44 BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Jalaludin Sayuti; Denny Alfian; Fernando Africano; Ariansyah Saputra; Alditia Detmuliati; Fithi Selva Jumeilah; Nadila Regita; Aang Junifer; Siltarina Putri
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, November 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i3.102

Abstract

Abstract: Agrowisata merupakan salah satu bidang usaha pariwisata yang potensial di Indonesia, berlandaskan konsep pertanian, serta kondisi alam, dan budaya yang beragam. Kabupaten Banyuasin merupakan kabupaten yang memiliki lahan yang subur untuk pertanian dan didukung dengan perairan yang sangat baik serta menyimpan banyak potensi wisata, termasuk wisata alam yang sangat cocok untuk dikembangkan menjadi daerah Agrowisata. Salah satunya Agrowisata Tekno 44 yang terletak di Desa Gelebak Dalam Kecamatan Rambutan.Semakin banyaknya industri pariwisata, Agrowisata Techno 44 juga harus dapat bersaing dan mengimbangi jumlah pengunjung dengan pengembangan wisata. Pengembangan Desa Gelebek Dalam sebagai Agrowisata Techno 44, terdiri dari identifikasi potensi dan pemetaan daya tarik wisata, pembentukan kelembagaan, meliputi, perencanaan dan pengembangan produk wisata, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan pemasaran dan promosi. Pengembangan wisata edukasi yang berbasis pada perkebunan, perikanan dan perternakan di Desa Gelebek Dalam dilakukan dengan konsep: diarahkan pada sektor perkebunan, perikanan dan perternakan dengan didukung oleh sektor-sektor yang menunjang pengembangan perkebunan, perikanan dan peternakan. Secara umum potensi agrowisata techno 44 di Desa Gelebak, Kabupaten Banyuasin berpeluang besar untuk diberdayakan secara maksimal. Pemberdayaan tersebut perlu dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan masyarakat setempat secara penuh dengan mengubah paradigma membangun desa menjadi desa membangun untuk mewujudkan one stop ecotourism