Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementation of ICD-10 Codefication Precision in Diagnosis of Febric Observation of Inpatient Patients (Case Study of Febric Observation Diagnosis in Kanjuruhan Hospital, Malang, Indonesia) Sri Erna Utami; Ana Sugiati
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 1 No 1 (2020): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.094 KB)

Abstract

A medical record is a file containing records and documents about the patient's identity, examination, treatment,actions and other services provided to the patient at the health care facility. In principle the contents of themedical record are the property of the patient, while the medical record file (physically) belongs to a hospital orhealth institution. The provision of a good medical record system, one of which must be supported by theaccuracy of ICD-10 verification. the accuracy of codification is very important for hospital management.Factors determining the accuracy of the use of ICD-10 are the diagnosis of disease by the physician and thediagnosis of diagnosis by the medical recorder. Another factor that can lead to inaccuracy is that doctors oftenonly focus on the examination, management and evaluation of the patients they care for. Implementation ofICD-10 coding accuracy on diagnosis of inpatient febrile observation patients at RSUD Kanjuruhan Kepanjenon 50 in-patient medical record documents from August to November 2016. Correct codification of 5 files with10% percentage, incorrect codefication of 40 files with percentage 80% and unfilled codefication 5 files withpercentage 10%. and for patients treated for 2 days the percentage is 8%, the percentage of 3 days is 10%, thepercentage of 4 days is 34%, the percentage of 5 days is 32%, the percentage of 6 days is 10%, the percentage of7 days is 4%, and the percentage is 9 days is 1%. So for the average patient AVLOS patients febrile observationis 4hari. and supported from laboratory result hence normal patient is 33 with percentage 66% and result oflaboratory of abnormal patient is 17 with percentage 34%. It is desirable, the doctor to be able to determine thefinal diagnosis or primary diagnosis because under any circumstances the main diagnosis should be establishedespecially on the final examination. Because in this case, the diagnosis at the end of the examination affects therates and actions given to the patient.Keywords : Febric Observation Diagnosis, implementation, ICD-9 CM, ICD-10
TINJAUAN PELAKSANAAN KODEFIKASI DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN (UNDERLYING CAUSE OF DEATH/UCOD) DI RSUD. DR. R. SOEDARSONO KOTA PASURUAN Putri Nabila Ramadhani Jaya Winata; Sri Erna Utami; Robiatud Daniyah
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 3 No 2 (2022): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Pada menurut UU No 44 Tahun 2004 tentang rumah sakit disebutkan bahwa tujuan dari rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Salah satu indikator dari mutu pelayanan tersebut adalah dengan adanya rekam medis yang baik, di dalam rekam medis terdapat lembar surat keterangan sebab kematian yang berguna pada pelaporan data mortalitas rumah sakit. Sebab dasar kematian/underlying cause of death adalah urutan sebab mati seseorang karena suatu penyakit, cedera, kecelakaan atau kekerasan yang dialami seseorang sehingga menyebabkan kematian. Pengisian diagnosis sebab mati pada lembar surat keterangan sebab kematian dilakukan oleh dokter, lalu akan di koding oleh pihak koder sesuai ICD-10 dan penerapan princip umum, Rule 1 sampai 3, serta Rule Modification A sampai F.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterisian, prosedur pemilihan, faktor penyebab ketidakterisian kode penyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD), serta mengetahui kendala pelaksanaan pemilihan diagnosispenyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD) di RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan.Metode: Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kodefikasi dan diagnosis penyebab dasar kematian serta menghitung data yangtelah dikumpulkan melalui observasi berkas rekam medis periode tahun 2020 dengan sampel sebanyak 86 berkas rekam medis pasien meninggal dari total populasi 627 berkas, serta melakukan wawancara pada pihak koder dan Kepala unit rekam medis.Hasil: Hasil Penelitian ini diketahui bahwa penulisan sebab kematian di RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan tidak dilakukan pada lembar surat keterangan sebab kematian dan dilakukan pada ringkasan pasien rawat inap. Pada periode tahun 2020 terdapat ketidakterisian kode sebanyak 17 berkas (20%) dari 86 berkas rekam medis pasien meninggal. Sedangkan berkas rekam medis pasien meninggal yang terisi kodenya sebanyak 69 berkas (80%). Penyebab ketidakterisian kode tersebut karena terjadinyapembeda waktu antara pengisian kode antara pasien BPJS dan yang lainnya sehingga saat dilakukan penelitian, berkas dokumen tersebut belum terisi.Kesimpulan: Dari kesimpulan tersebut maka saran yang akan disampaikan yaitu sebaiknya mengisi diagnosis yang terkait dengan penyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD) pada lembar surat keterangan sebab kematian untuk memudahkan petugas koding dalam mengkode diagnosis sebab mati.