Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Pasien Bpjs Kesehatan Rawat Inap dengan Kasus Pending Klaim (Dispute) di Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen Malang Robiatud Daniyah; Aris Susanto
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 1 No 2 (2020): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.333 KB)

Abstract

Latar Belakang : Keakuratan pengkodean suatu diagnosis ditentukan berdasarkan oleh lengkapnya suatu rekam medis. Tenaga medis bertanggung jawab penuh akan kelengkapan dan kebenaran atau keakuratan isi rekam medis, sedangkan petugas rekam medis membantu dokter atau tenaga medis lainnya dalam mempelajari kembali rekam medis yaitu dengan bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas rekam medis guna menjamin konsistensi dan kelengkapan isinya, sehingga dapat menghasilkan kode yang akurat sesuai dengan aturan pada ICD-10.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau keakuratan kodefikasi diagnosis pasien BPJS Kesehatan rawat inap dengan kasus pending klaim atau Dispute di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang.Metode: Penelitian ini menggunakan metode library research, dengan menggunakan sampel 32 berkas klaim. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan metode Checklist, yang berisikan tentang keakuratan kode diagnosis.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pengkodean diagnosis telah berpedoman pada aturan yang ada, dan juga dalam verifikasi klaim kasus pending klaim Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang juga berpedoman pada SOP yang berlaku dari BPJS Kesehatan. Pelaksanaan pengkodean diagnosis dimulai dari pasien menerima rekam medis dari ruang perawatan yang kemudian dilakukan penyetoran pada bagian assembling. Setelah dari assembling kemudian dokumen rekam medis dilakukan pengkodean sebelum nantinya di indeksing.Kesimpulan: akuratnya kode diagnosis menghasilkan 120 berkas klaim (40%), dari 120 berkas klaim tersebut peneliti mengambil sampel sebanyak 32 berkas klaim dan didapati hasil kode akurat sebanyak 20 berkas klaim (62,5%) dan kode yang tidak akurat sebanyak 12 berkas klaim (37,5%). Hal ini menunjukkan bahwa keakuratan dalam pengkodean diagnosis, masih ada yang belum sesuai ketentuan Permenkes RI Nomor 76 Tahun 2016, dan Berita Acara Kesepakatan BPJS Kesehatan dan PPJK. Saran peneliti untuk meningktakan keakuratan kodefikasi diagnosis pasien BPJS Kesehatan rawat inap yang pertama adalah perlunya peningkatan fungsi verifikasi klaim administrasi untuk mengurangi pengembalian berkas klaim yang dikarenakan kurangnya berkas-berkas pendukung. Dapat berupa pemerikasaan penunjang maupun berkas persyaratan lainnya.Kata kunci: Pending Klaim, Dispute, Kodefikasi
KESESUAIAN KODEFIKASI PENYAKIT UNTUK MENUNJANG KELANCARAN KLAIM BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN Ali Hanafiah; Nabiila Farah Wardani; Robiatud Daniyah
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 2 No 2 (2021): JOURNAL JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit ialah sebuah fasilitas pelayanan kebugaran tingkat lanjut yang menjadi bagian pendukung berjalannya acara asuransi kebugaran nasional yang diolah instansi BPJS. Rekam medis memiliki fungsi sebagai dasar pondasi pembiayaan kebugaran. Sejak tahun 2014 melalui program jaminan kesehatan nasional, dimana penggantian biaya pelayanan kesehatan tingkat lanjut menggunakan software INA-CGBs. INA-CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS kepada fasilitas kesehatan dimana tarif INA-CBG’s yang menggunakan sistem koding dengan ICD-10 untuk diagnosis serta ICD 9CM untuk prosedure atau tindakan. Koder bertanggung jawab dalam memberikan kodefikasi yang sesuai agar tidak menghambat proses klaim dan memperlancar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengkodefikasian penyakit untuk menunjang klaim di RSUD dr.R. Soedarsono serta mengetahui faktor – faktor penyebab ketidak sesuaian kodefikasi penyakit yang mengakibatkan klaim terpending dan mempengaruhi pembiayaan rumah sakit.Metode: Jenis Penelitian ini adalah menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggambarkan pelaksanaan pengkodefikasian penyakit untuk menunjang klaim BPJS pasien rawat inap dan faktor – faktor penyebab ketidak sesuaian kodefikasi penyakit. Metode penelitian ini menggunakan metode wawancara terhadap koder dan verifikator BPJS serta observasi data pending klaim yang disebabkan oleh kodefikasi tidak sesuai periode Januari – Maret 2021.Hasil: Hasil dari penelitian ini pada periode Januari – Maret 2021 prosentase kesesuaian kodefikasi penyakit di RSUD dr.R. Soedarsono pasuruan dikisaran angka 94 – 97% dengan jumlah kode yang sesuai dan terverifikasi oleh BPJS sebanyak 669 dokumen. Sedangkan prosentase kodefikasi yang tidak sesuai dikisaran angka 3 – 6 % dengan masalah kodefikasidan mengalami pending klaim sebanyak 35 dokumen.Kesimpulan: Penyebab ketidak sesuaian kodefikasi tersebut adalah ketidak jelasan tulisan dokter serta diagnosis yang tidak disertai hasil penunjang dan masalah – masalah ketidak telitian koder dalam menentukan kodefikasi penyakitnya. Dari kesimpulan di atas maka saran yang disampaikan adalah sebaiknya rumah sakit memberikan pelatihan terhadap pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam melakukan pekerjaanya, serta diharapkan koder lebih teliti dalam menentukan kodefikasi penyakitnya.
TINJAUAN PELAKSANAAN KODEFIKASI DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN (UNDERLYING CAUSE OF DEATH/UCOD) DI RSUD. DR. R. SOEDARSONO KOTA PASURUAN Putri Nabila Ramadhani Jaya Winata; Sri Erna Utami; Robiatud Daniyah
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 3 No 2 (2022): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Pada menurut UU No 44 Tahun 2004 tentang rumah sakit disebutkan bahwa tujuan dari rumah sakit adalah meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Salah satu indikator dari mutu pelayanan tersebut adalah dengan adanya rekam medis yang baik, di dalam rekam medis terdapat lembar surat keterangan sebab kematian yang berguna pada pelaporan data mortalitas rumah sakit. Sebab dasar kematian/underlying cause of death adalah urutan sebab mati seseorang karena suatu penyakit, cedera, kecelakaan atau kekerasan yang dialami seseorang sehingga menyebabkan kematian. Pengisian diagnosis sebab mati pada lembar surat keterangan sebab kematian dilakukan oleh dokter, lalu akan di koding oleh pihak koder sesuai ICD-10 dan penerapan princip umum, Rule 1 sampai 3, serta Rule Modification A sampai F.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterisian, prosedur pemilihan, faktor penyebab ketidakterisian kode penyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD), serta mengetahui kendala pelaksanaan pemilihan diagnosispenyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD) di RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan.Metode: Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kodefikasi dan diagnosis penyebab dasar kematian serta menghitung data yangtelah dikumpulkan melalui observasi berkas rekam medis periode tahun 2020 dengan sampel sebanyak 86 berkas rekam medis pasien meninggal dari total populasi 627 berkas, serta melakukan wawancara pada pihak koder dan Kepala unit rekam medis.Hasil: Hasil Penelitian ini diketahui bahwa penulisan sebab kematian di RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan tidak dilakukan pada lembar surat keterangan sebab kematian dan dilakukan pada ringkasan pasien rawat inap. Pada periode tahun 2020 terdapat ketidakterisian kode sebanyak 17 berkas (20%) dari 86 berkas rekam medis pasien meninggal. Sedangkan berkas rekam medis pasien meninggal yang terisi kodenya sebanyak 69 berkas (80%). Penyebab ketidakterisian kode tersebut karena terjadinyapembeda waktu antara pengisian kode antara pasien BPJS dan yang lainnya sehingga saat dilakukan penelitian, berkas dokumen tersebut belum terisi.Kesimpulan: Dari kesimpulan tersebut maka saran yang akan disampaikan yaitu sebaiknya mengisi diagnosis yang terkait dengan penyebab dasar kematian (underlying cause of death/UCOD) pada lembar surat keterangan sebab kematian untuk memudahkan petugas koding dalam mengkode diagnosis sebab mati.
HUBUNGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DENGAN AKURASI CODING ICD -10 DI RUMAH SAKIT ISLAM MASYITOH BANGIL Robiatud Daniyah; Sri Erna Utami; Moch Ainul Khuluq
JRMIK Vol 5 No 1 (2024): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58535/jrmik.v5i1.65

Abstract

One of the authorities of medical recorders is to carry out a system of clinical classification and codification of diseases and must refer to regulations that have been issued by WHO. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the accuracy of coding outpatient medical record documents at RSI Masyitoh Bangil. The independent variable in this study is the completeness of medical record documents consisting of patient identity, history, diagnosis, physical examination, treatment and action, supporting examinations, service plans. The type of research used is quantitative research, using bivariate analysis. The results and conclusions obtained there is a clearly proven relationship between the accuracy of ICD 10 outpatient document codification with physical examination at p value = 0.302. And there is a relationship between the accuracy of ICD 10 codefication of outpatient documents with supporting examinations with results with p value = 0.002. And there is a real relationship between the accuracy of ICD 10 codefication of outpatient documents with treatment and action with a p value = 0.006. The results of statistical tests with a Sig (P-Value) value of <0.25 in bivariate chi square analysis can enter the multivariate analysis stage.