This Author published in this journals
All Journal Attoriolong
Nur Atika
Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Upacara Adat Siklus Hidup Masyarakat Adat Marena di Kabupaten Enrekang, 1953-2018. Nur Atika; Mustari Bosra; Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 20, No 1 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upacara adat  Masyarakat Adat Marena di Enrekang (1953-2018) dengan menguraikan bagaimana latar belakang terbentuknya masyarakat adat, wujud dan dinamika upacara adat siklus hidup  Masyarakat Adat Marena, dampak upacara adat siklus hidup pada masyarakat adat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahap yakni: heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan kritik ekstren, interprestasi atau penafsiran dan historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Marena adalah sebuah tempat di mana bermukim masyarakat adat yang disebut dengan Masyarakat Adat Marena sesuai dengan tempat bermukimnya. orang yang pertama kali ada di wilayah ini bernama Pagunturan (laki-laki) dan Paccanono (perempuan). Keturunan dari pasangan inilah yang kemudian disebut orang Marena. Menurut kepercayaan orang Marena Paccanno berasal dari To Malendung, orang yang tidak Nampak. Seiring dengan berjalannya waktu mengalami banyak perubahan diantaranya pada masa Belanda, masa DI/TII, masa orde baru dan bahkan sampai sekarang mengalami perubahan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat adat Marena masih melaksanakan tradisi diantaranya Mangpadali, Manganta, Mangpaotting, Lolo Barangngapa dan Lolo Lise’, Mangbongi-bongi tomate. yang didukung dengan adanya pemangku adat di masing-masing batu ariri sebagai pemegang peranan penting untuk terlaksanya tradisi dalam masyarakat tersebut.