Desain arsitektur untuk mencapai kenyamanan termal menjadi penting untuk meningkatkan kondisi lingkungan di dalam kelas. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah melalui kontrol radiasi matahari mengenai bangunan karena merupakan solusi yang efektif. Desain jendela yang mempengaruhi penerimaan panas matahari adalah dimensi jendela yaitu berkaitan dengan nilai WWR serta penggunaan shading device. Shading device memiliki tipe bervariasi dan penggunaannya perlu mempertimbangkan orientasi bangunan dan iklim. Pemanfaatan berbagai shading device dan WWR untuk bangunan sekolah perlu diketahui dampaknya terhadap penerimaan radiasi matahari sehingga dapat menjadi pertimbangan desain untuk mencapai kondisi termal yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis shading device dan WWR pada orientasi yang berbeda terhadap nilai penerimaan radiasi matahari pada bangunan, sehingga dapat menjadi pertimbangan dasar bagi perancang. Model bangunan didapat dari data bangunan sekolah di Kota Pontianak yang kemudian dianalisis menggunakan bantuan simulasi analisis solar dari software Autodesk Revit. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis shading device, panjang shading device, window wall ratio (WWR) untuk 4 orientasi yang berbeda. Data hasil simulasi dianalisis secara statistik berdasarkan nilai rata-rata penerimaan radiasi yang diperoleh pada setiap variabel yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis shading device overhang dan side fin pada setiap orientasi tidak terlalu optimal untuk menghasilkan penerimaan radiasi matahari yang rendah pada bangunan model di Kota Pontianak. Jenis shading device eggcrate menunjukkan kinerja yang lebih optimal untuk 3 orientasi bangunan. Panjang shading device 0.75 m menunjukkan nilai penerimaan radiasi yang cenderung lebih rendah pada ketiga orientasi tersebut.