Gesit Yudha
UIN Raden Intan Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NASIHAT-NASIHAT KEHIDUPAN: KAJIAN FILOLOGIS DAN HERMENEUTIKA TERHADAP NASKAH NAZAM NASIHAT KEHIDUPAN Nofrizal Nofrizal; Gesit Yudha
JURNAL TAPIS Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Tapis : Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.55 KB) | DOI: 10.24042/tps.v17i2.12820

Abstract

Abstrak: Nazam adalah karya sastra Melayu Islam yang menjadi sarana penting dalam penyampaian dakwah keagamaan di Minangkabau. Penelitian ini menggunakan Naskah Nazam Nasihat Kehidupan yang berasal dari Surau Parak Laweh Sumatera Barat sebagai objek dan sumber primer penelitiannya. Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai nasihat-nasihat yang harus dilakukan dalam menjalani kehidupan yang terdapat dalam Naskah Nazam Nasihat Kehidupan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan naskah dari sisi kondisi pernaskahannya, penyajian edisi teks dan pengungkapan isi teks terkait nasihat kehidupan yang relevan hingga saat ini. Dalam penelitian ini, peneliti membahas dan mengupas masalah nasihat kehidupan yang relevan dengan kondisi kekinian berdasarkan penelaahan terhadap sumber utama Naskah Nazam Nasihat Kehidupan. Pembacaan sumber dilakukan dengan menggunakan pendekatan filologi dan hermeneutika. Pendekatan filologi digunakan untuk mendeskripsikan naskah, menyajikan edisi teks yang dilakukan dengan menggunakan metode edisi kritis untuk menghasilkan teks yang bisa dibaca oleh peneliti dan khalayak umum. Setelah mendapatkan edisi teks, selanjutnya dilakukan kontekstualisasi dengan pendekatan hermeneutika. Berdasarkan hasil pembacaan menunjukkan bahwa terdapat tiga nasihat utama yang terdapat dalam teks Nazam Nasihat Kehidupan ini. Pertama, nasihat dalam menjaga harta dan anak. Kedua, nasihat untuk ikhlas dan menjauhi riya. Ketiga, nasihat untuk menjauhi takabur.  Kata Kunci: Minangkabau, Nazam, Nasihat, Naskah Kuno, Sastra.
Politik Identitas Etnis dan Representasi praktek kekuasaan simbolis dalam Harmonisasi Antar Etnis Gesit Yudha
JURNAL TAPIS Vol 18, No 1 (2022): Jurnal TAPIs: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.753 KB) | DOI: 10.24042/tps.v18i1.12902

Abstract

Pasca orde baru pada tahu 1998 berlakunya otonomi daerah, mengharuskan tiap-tiap daerah untuk melakukan pemberdayaan. Dimensi itu menjadi celah dalam demokratisasi lokal untuk melakukan dominasi kekuasaan politik lokal, yang pada tujuan utamanya adalah melakukan upaya yang mempusatkan pada kekuatan simbolis sebagai upaya dalam penguatan harmonisasi antar etnis bukan sebaliknya melakukan dominasi kekuasaan untuk etnis tertentu saja bahkan menguasai sumber daya ekonomi di daerah tersebut. Kenyataan di lapangan hasil demokratisasi politik lokal menggambarkan para aktor (kelompok) etnis tertentu sebagai penguasa yang memiliki wewenang dalam pengelolaan baik kepentingan maupun kebijakan daerah masih jauh apa yang diharapkan dalam pengelolaan harmonisasi antar etnis cenderung mengesampingkan istilah etnis pendatang, inilah yang pada akhirnya menimbulkan konflik baik konflik kepentingan maupun konflik antar etnis akibat kesenjangan itu. Maka dari itu, peran kelompok etnik tertentu yang memenangi konstestasi politik local memiliki kesadaran dalam membangun harmonisasi antar etnis. Pada dasarnya etnisitas aktor yang dominan akan menunjukan respeknya dan terbangunnya relasi antar antor etnis untuk membangun kebersamaan, apabila actor merasa memiliki kuasa atas praktek yang dilakukan sehingga diperlukan membangun komunikasi bersama dan menjalin strategi bersama membangun daerah dalam mewujudkan politik local yang dinamis dan mencerminkan multikulturalisme.Keyword : Politik Identitas, Kearifan local, Harmonisasi etnik
STRATEGI POLITIK DEVIDE ET IMPERA BELANDA DAN RELEVANSINYA DENGAN POLARISASI AGAMA PASCA PILPRES 2019 DI INDONESIA jafar ahmad; Gesit Yudha
JURNAL TAPIS Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Tapis : Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/tps.v18i2.14288

Abstract

Strategi politik devide et impera pernah bekerja secara efektif dan digunakan Belanda untuk menjajah bangsa Indonesia. Strategi pecah dan kuasai tersebut telah menghancurkan soliditas dan kekuatan bangsa Indonesia, sehingga tercerai-berai dalam perang saudara. Namun, memasuki abad ke 20, politik pecah belah yang dimainkan Belanda mulai kurang relevan bekerja, sehingga Belanda harus menyerah kalah dan hengkang dari Indonesia pada tahun 1942. Bagaimana politik pecah belah Belanda ini bekerja menjadi konsentrasi penelitian ini. Lalu, bagaimana pula keterhubungan dan relevansinya dengan polarisasi agama yang kini melanda bangsa Indonesia menjadi topik yang juga dibahas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menelaah bermacam literatur seperti jurnal, buku, dokumen maupun informasi berita di media massa. Penelitian ini menemukan fakta, keberhasilan politik pecah belah yang dijalankan Belanda untuk menjajah Indonesia selama ratusan tahun tersebut, antara lain adanya ketergantungan ekonomi kelompok elite di Indonesia terhadap Belanda; adanya stabilitas politik dan ekonomi di negeri Belanda. Sedangkan faktor kegagalannya, antara lain terjadinya krisis ekonomi yang dialami Belanda; Tidak ada lagi ketergantungan kelompok elite Indonesia terhadap Belanda. Relevansinya dengan polarisasi agama yang terjadi di masa sekarang adalah bahwa politik devide et impera masih bisa bekerja dan dapat menghancurkan persatuan bangsa Indonesia jika syarat-syarat keberhasilannya terpenuhi.