Agustini Liviana Dwi Rahmawati
Politeknik Karya Husada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Asuhan Keperawatan Post Operasi Ginekologi Dengan Nyeri Pada Ibu. S dan Ibu. J di Rumah Sakit Wilayah DKI Jakarta Agustini Liviana Dwi Rahmawati
Indonesian Journal of Nursing Scientific Vol 2 No 1 (2022): Indonesian Journal of Nursing Scientific
Publisher : Politeknik Karya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.128 KB) | DOI: 10.58467/ijons.v2i1.13

Abstract

Latar Belakang: Pasien yang mengalami permasalahan ginekologi dapat dilakukan tindakan pembedahan histerektomi ataupun laparatomi. Pada pasien post pembedahan tersebut sangat berisiko tinggi mengalami nyeri setelah efek anastesi hilang. Nyeri pada endometrium yang mengalami endometriosis terjadi 21%, sedangkan pasien mioma uteri yang mengalami nyeri sebesar 35%, dimana nyeri tersebut berdampak pada aktivitas hingga pola tidur pasien. Nyeri pada pasien dua kali lipat bertambah pasca dilakukannya tindakan pembedahan yang dipengaruhi oleh adanya insisi pada daerah operasi.  Tujuan: untuk menggambarkan dan melakukan asuhan keperawatan pada dua pasien post ginekologi yang mengalami nyeri akut. Metode: Studi kasus ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan 2 subjek pasien yang mengalami nyeri akut. Hasil: Nyeri akut post operasi yang dirasakan pada Ibu. S terasa saat mencoba menggerakan badannya, seperti ditusuk-tusuk, daerah perut bagian bawah pusar dengan skala nyeri 5 pada hari pertama, nyeri menetap ±10 menit, diberikan terapi relaksasi nafas dalam nyeri berkurang dihari kedua skala nyeri 4 dan hari ketiga skala nyeri 3. Pada Ibu. J mengatakan nyeri terasa saat menggerakan kaki, badan, dan nyeri pada luka operasi, seperti disayat-sayat, nyeri pasca operasi didaerah perut sebelah kiri terletak bagian rahim, skala nyeri 5 di hari pertama, seiring dilakukan tindakan nonfarmakologi distraksi murotal al-qur’an dan terapi farmakologis ketorolac 30 mg nyeri berangsur menurun dihari kedua dan tiga dengan skala nyeri 3. Kesimpulan: Kedua pasien dilakukan tindakan selama 3×24 jam pasca operasi ginekologi yang mengalami nyeri dapat mengontrol nyeri pada hari ketiga dan pasien mampu melakukan tindakan relaksasi nafas dalam dan distraksi murotal.
Karakter Dan Kepribadian Individu Dalam Melakukan Kolaborasi Interprofessional Agustini Liviana Dwi Rahmawati
Indonesian Journal of Nursing Scientific Vol 2 No 2 (2022): Indonesian Journal of Nursing Scientific
Publisher : Politeknik Karya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.526 KB) | DOI: 10.58467/ijons.v2i2.36

Abstract

Background: The high level of effectiveness in healing patients undergoing treatment at the hospital can be influenced by how cooperation is established between medical personnel. The establishment of this collaboration is due to a collaboration carried out by doctors, nurses, and other medical personnel. In collaborating, it takes the existence of a relationship that is a key interprofessional component in determining patient care. The collaboration carried out by medical personnel can be optimal if each individual has the same autonomy and a good mentality so that they are able to carry out this collaboration in a professional manner. Purpose: To find out how the character and personality of individuals in carrying out interprofessional collaboration in the treatment ward at the Hospital. Method: The author uses several databases to search literature with the same keywords. The author uses the prism method to describe the flow from searching for literature to obtaining the literature used by the author as a search result. Also, the author also uses the synthesis table to explain the results of this scientific paper. Results: Collaboration carried out between health professional teams has factors that can be seen to determine the optimal level used. Collaboration carried out by nurses-doctors must have a strong relationship so that collaboration can be optimally established. Conclusion: Interprofessional collaboration can be done in patient care because it can effectively impact patients undergoing treatment. Collaboration that exists is influenced by the relationship that exists between health professionals where there are factors that influence the relationship, namely emotions, communication factors, mentality, character, and personality of the individual.
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Primipara Dengan Gangguan Reproduksi dan Nyeri Pasca Operasi di Rumah Sakit Wilayah Jakarta Agustini Liviana Dwi Rahmawati
Journal of Pubnursing Sciences Vol 1 No 01 (2023): Journal of Pubnursing Sciences (JPS)
Publisher : PT. Pubsains Nur Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Banyak kasus pada ibu primipara dengan mioma uteri dan kanker. Pembedahan menjadi salah satu cara sebagai terminasi agar tidak semakin luas pertumbuhan sel abnormal. Pasca pembedahan tentunya menimbulkan nyeri akibat terjadinya kerusakan pada jaringan kulit dan nyeri sebab penekanan pertumbuhan sel abnormal dalam organ menyebabkan nyeri bertambah, maka butuh penanganan secara komperensif. Tujuan: Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada ibu primipara dengan gangguan ginekologi dan nyeri pasca operasi. Metode: Penelitian ini menggunakan design deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus pada 2 pasien. Kriteria inklusi adalah ibu primipara dengan gangguan ginekologi, nyeri pasca operasi, dan dirawat 3x24 jam. Hasil: Pada kedua ibu primipara yang mengalami mioma uteri dan kanker ovarium ditemukan nyeri seperti ditusuk dengan skla 4/10 (VAS). Pada ibu primipara dengan mioma uteri, nyeri berpusat dibagian abdomen, sedangkan pada ibu primipara dengan kanker ovarium yeri menyebar hingga ekstremitas bawah. Nyeri semakin terasa ketika efek bius sudah hilang sehingga menyebabkan mual dan penurunan nafsu makan. Kesimpulan: Pada kedua pasien ibu primipara yang mengalami gangguan ginekologi dan nyeri pasca operasi ditemukan kesamaan saat diberikan asuhan keperwatan selama 3x24 jam.