Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Legal Protection for Practice Students D3 Medical Record and Health Information UNU NTB in NTB Province Hospital Muhamad Siladani Fatuhu; Dwi Andayani
Journal of Ners and Midwifery Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v9i3.ART.p407-415

Abstract

Hospitals have an obligation to provide safe, quality, anti-discriminatory and effective health services with hospital service standards. Kepmenkes No. 377 of 2007 concerning Professional Standards for Medical Recorders and Health Information. Medical Recorder and Health Information is someone who has passed the formal education of medical records and health information, has full competence, duties, responsibilities, authority and rights to carry out medical recording activities. Sari Ulina's 2008 research on a health worker who published the autopsy results of a murder victim so that he was sued in court. The purpose of this study was to find out the implementing regulations for practical students, to find out the forms of legal protection for practical students, and to find out the efforts of hospital institutions in providing legal protection to D3 RMIK UNU NTB students at the NTB Provincial Hospital. This study uses a sociological juridical approach, descriptive analytic with the types of data in the form of primary and secondary (primary legal materials), while the data collection technique is by means of interviews consisting of 4 sources where the sample selection uses purposive sampling. Based on the research results obtained, the form of regulations for implementing the practice of RMIK D3 students is in the form of SOPs with No. 047/08/15/2018 Dated 29-12-2018 which is a derivative of the director's decree No: 821/444/RSUD Prov. NTB Concerning the Enforcement of Clinical Practice Guidelines for Other Health Workers, while the form of legal protection for students is to carry out SOPs and/or rules that have been imposed by the hospital. Meanwhile, the hospital's efforts to provide legal protection for D3 RMIK UNU NTB students are by providing guidance and obeying the rules imposed by the hospital because students do not yet have the competence in carrying out the practice of medical recorders and health information.
COVID19 Mencegah Penularan Covid-19 Dengan Memahami 6 Langkah Cuci Tangan Baik dan Benar Menurut WHO Pada Siswa dan Siswi SMA Islam Uswatun Hasanah Cempaka Putih Muhamad Siladani Fatuhu; Mega Sara Yulianti; Andika Apriawan
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Tujuan kegiatan ini untuk mencegah penularan COVID-19 kepada siswa-siswi SMA Islam Uswatun Hasanah Cempaka Putih, kecamatan Batukliang Lombok Tengah, melalui cuci tangan. Metode Pendidikan Kesehatan (Pengabdian) ini menggunkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar. Langkah pertama basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar sehingga menghasikan busa secukupnya selama 15-20 detik. Langkah kedua usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian. Langkah ketiga gosok sela-sela jari tangan hingga bersih. Langkah keempat bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci. Langkah kelima gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian. Langkah keenam letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan dan bilas dengan air bersih serta keringkan. Dari kegiatan ini diharpakan siswa/siswi dapat menerapkan cucitangan dilingkungan sekolah pada khsusunya dan di lingkungan masyarakat pada umumnya serta membantu sprogram pemerintah Indonesia dalam proses pencegahan dan pemutusan rantai penularan COVID-19 sehingga dapat segera memulihkan angka Kesehatan penduduk di Indonesia.
Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Rekam Medis Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) Pada Bagian Assembling di RSUD Provinsi NTB Muhamad Siladani Fatuhu; Dwi Nurfitria Ningsih; Ni Komang Wijiyani Yanti; Fuji Khairani
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 1 No 2 (2021): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Assembling merupakan bagian unit rekam medis yang berfungsi dalam perakitan dokumen rekam medis dengan menganalisis kelengkapan berkas rekam medis. Studi pendahuluan 5 Agustus 2020 di RSUD Provinsi NTB bahwa di unit assembling memiliki 2 orang petugas dengan beban tugas untuk 1 dokumen rekam medis (DRM) rata-rata waktu 17 menit. Permasalahan yaitu adanya tugas petugas assembling sehingga petugas harus melebihi jam kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja rekam medis menggunakan metode Workload Indicator Staff Need bagian assembling di RSUD Provinsi NTB. Jenis penelitian kualitatif dengan desain cross sectional. Populasi petugas rekam medik di RSUD Provinsi NTB sebanyak 45 orang, sampel 2 orang petugas assembling. Teknik sampel menggunakan cluster sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara dengan instrumen wawancara dan check list. Data di analisis kualitatif secara deskriptif. Hasil penelitian waktu kerja tersedia 112.560 menit, standar beban kerja 6.253 menit, standar kelonggaran 0,265 menit dengan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan perhitungan metode WISN yaitu sebanyak 3 orang petugas. Diharapkan rumah sakit menambahkan 1 orang petugas assembling karena berdasarkan perhitungan dengan metode WISN diperoleh kebutuhan tenaga kerja sebanyak 3 orang sedangkan di RSUD Provinsi NTB terdapat 2 orang petugas assembling.
Edukasi Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Ibu Dengan Anak Usia 6-24 Bulan di Desa Kediri Dusun Pelowok Selatan Kabupaten Lombok Barat Mega Sara Yulianti; Ni Komang Wijiani Yanti; Muhamad Siladani Fatuhu
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/abdinesia.v4i2.511

Abstract

Tingkat pendidikan rendah yang terjadi pada desa Kediri Dusun Pelowok Selatan dapat disebabkan karena faktor ekonomi dan tingginya pernikahan dini. Selain itu pengaruh sosial media mengenai iklan produk MP-ASI dengan berbagai macam nilai gizi yang menggiurkan, banyaknya bayi yang diasuh oleh orang tua atau mertua dikarenakan orang tua pergi keluar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi mengakibatkan program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal. Rendahnya tingkat pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif dikarenakan kurangnya informasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Di dusun Pelowok Selatan praktik pemberian MPASI tidak sesuai standar sebanyak 17 orang (88,3%). Tujuan dari kegiatan ini untuk Meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pemberian MP-ASI yang baik dan benar. Metode ceramah dan diskusi serta pembagian pamplet. Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 17 orang (68%) yang awalnya tidak sesuai standar, menjadi 22 orang (88%).
Pemahaman Cara Pembuatan dan Penggunaan Cairan Desinfektan Untuk Mencegah Penularan Virus Covid 19 di Desa Bujak Kabupaten Lombok Tengah 2021 Muhamad Siladani Fatuhu; Mega Sara Yulianti
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/abdinesia.v1i1.639

Abstract

Sejak diumumkannya kasus pertama virus corona di Indonesia oleh presiden Joko widodo pada awal maret 2020, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Jumlah kasus pasien positif virus Corona semakin meningkat setiap hari, begitu juga dengan angka kematiannya. Upaya menjaga kebersihan lingkungan dengan penggunaan desinfektan bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tugas semua masyarakat, tak terkecuali masyarakat yang ada di desa- desa khususnya Desa Bujak kecamatan Batukliang Lombok Tengah. Oleh sebab itu, pemerintah senantiasa menghimbau masyarakat agar dapat membuat desinfektan secara mandiri di rumah. Akan tetapi, masyarakat di Desa Bujak kecamatan Batukliang Lombok Tengah tepatnya di SMA Islam Uswatun Hasanah Cempaka Putih, kecamatan Batukliang Lombok Tengah masih banyak yang belum mengetahui cara membuat desinfekttan, kalaupun tahu membuat desinfektan pada umumnya mereka hanya sekedar mencampur bahan kimia tanpa mengetahui kandungan senyawa di dalam botol kemasan, bagaimana sifat senyawa tersebut dan bagaimana takaran tepatnya. Akibatnya, pencampuran bahan kimia tersebut justru dapat berdampak negative bagi mereka seperti pembentukan senyawa baru yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.