Pulau Sumatera adalah wilayah Indonesia yang termasuk dalam batas lempeng besar Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Filipina. Batas pertemuan ketiga lempeng tersebut merupakan sumber dari lokasi gempa tektonik yang berasal dari zona subduksi dan menyebabkan terjadinya patahan yang disebut SFS (Sumatera Fault System). Patahan atau sesar ini melewati beberapa Kabupaten di Sumatera Barat, yakni Kabupaten Solok Selatan, Solok, Tanah Datar, Pasaman, Kota Padang Panjang dan Bukittinggi. Tentunya ancaman bencana gempa bumi seperti ini tidak bisa diabaikan begitu saja, apalagi di salah satu Kabupaten yang dilewati oleh sesar ini adalah Kabupaten Pasaman Barat yang memiliki potensi di bidang pertambangan, kehutanan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, pariwisata serta potensi lainnya. Penelitian ini berfokus untuk mencari amplifikasi, frekuensi serta periode gelombang tanah berdasarkan data hasil mikrotremor yang dapat dipergunakan untuk membuat mikrozonasi seismik di Kabupaten Pasaman Barat. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) yaitu metode yang digunakan untuk menghitung rasio sprektrum komponen horizontal terhadap komponen vertikal dari gelombang mikrotremor. Hasil yang didapatkan adalah peta mikrozonasi seismik untuk Kabupaten Pasaman Barat dan bukti bahwasanya nilai periode gelombang tanah sangat bergantung pada jenis lapisan tanah/batuan. Untuk rata-rata nilai periode tanah pada Kabupaten Pasaman Barat sesuai titik yang disurvey adalah 2,849 s dengan tanah jenis IV yang mana jenis tanah tersebut terdiri dari sedimentasi delta, top soil, lumpur, tanah lunak, humus, endapan delta atau endapan lumpur, dan tanah yang tergolong pada jenis tanah lembek dengan kedalaman 30 meter.