Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Collaborative Governance dalam Pengembangan UMKM pada Era Revolusi Industri 4.0 di Kabupaten Fakfak Muh. Fachruddin; Muhammad Nur; Hasan Basri
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9315

Abstract

Perkembangan teknologi yang begitu pesat membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan serta perilaku masyarakat dalam segala hal selalu menginginkan kecepatan, ketepatan dan efisiensi. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menghadapi tantangan berat berupa kemampuannya beradaptasi di era revolusi industri 4.0. Untuk menghadapi dan memanfaatkan momentum era revolusi Industri 4.0 ini, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu berkolaborasi dengan stakeholder baik dari pemerintah dan non pemerintah perlu bersinergi agar dapat mengaplikasikan teknologi yang dikembangkan pemerintah atau stakeholder agar pelaku UMKM memiliki pengetahuan dan sarana dalam pemanfaatan internet dalam pengembangan usahanya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis proses Collaborative Governance dalam pengembangan UMKM serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat proses Collaborative Governance dalam pengembangan UMKM di era Revolusi Industri 4.0 di Kabupaten Fakfak. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan pada pihak pemerintah daerah dan non pemerintahan. Proses Collaborative Governance dalam pengembangan UMKM pada era revolusi industri 4.0 di Kab. Fakfak belum dapat terlaksana dengan optimal karena belum adanya kerjasama yang berkelanjutan diantara stakeholder, Ego sektoral dan belum adanya wadah koordinasi dari masing-masing stakeholder. Faktor pendukung proses Collaborative Governance yaitu adanya komitmen untuk pengembangan UMKM yang berbasis digital. Belum adanya media informasi atau komunikasi baik, kurangnya fasilitas, kurangnya sumber daya manusia menjadi faktor penghambat proses.