Upaya mengurangi biaya produksi tanaman buah-buahan sangat penting dalam meningkatkan daya saing. Salah satu biaya produksi pada budidaya adalah pemangkasan. Self-pruning atau cladoptosis sangat potensial untuk mengurangi biaya pemangkasan pada tanaman buah. Namun demikian, penelitian fenomena self-pruning masih sangat terbatas pada tanaman hortikultura. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kejadian self-pruning pada tanaman buah dalam rangka menggali potensinya untuk menekan pelaksanaan pemangkasan. Observasi menggunakan rancangan acak kelompok dengan faktor tunggal yakni tujuh jenis tanaman buah (alpukat, jeruk siam, jambu biji, kapulasan, lengkeng, asam jawa dan jeruk nipis). Tanaman buah berumur 2.5 tahun dipelihara dalam pot drum. Pengamatan meliputi ukuran kanopi, ukuran cabang dan kejadian self-pruning pada cabang. Hasil penelitian menunjukkan adanya kejadian self-pruning pada cabang sekunder, cabang tersier, serta cabang quarter pada semua jenis tanaman. Namun demikian, atas jenis tanaman memiliki kecenderungan self-pruning pada cabang berbeda. Pada tanaman alpukat kejadian self-pruning terjadi pada jenis cabang sekunder dan tersier. Self-pruning pada cabang tersier terjadi pada tanaman lengkeng. Self-pruning pada jenis tanaman yang lain terjadi pada semua jenis cabang. Penelitian ini pertama kali mengamati kejadian self-pruning pada tanaman buah. Perlu penelitian lanjutan mengenai faktor peubah self-pruning pada tanaman buah. Kata kunci: absisi, arsitektur kanopi, cladoptosis, hortikultura, senesens