Johansen Hutajulu
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATUBARA Muhammad Yogie Pratama Sopiyan; Toni Wandra; Mido Ester J. Sitorus; Daniel Ginting; Johansen Hutajulu
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 3 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i3.7220

Abstract

Rawat jalan merupakan salah satu layanan jasa rumah sakit untuk penyembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara tahun 2022. Selanjutnya dilakukan analisis lima dimensi determinan, yaitu tangible (bukti nyata), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (assurance) dan empathy (kepedulian) terhadap kepuasan pasien. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Batubara. Pada bulan Mei 2022 total pasien rawat berjumlah 743. Sampel penelitian ini berjumlah 200. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dan kemudian dilakukan uji Statistik Chi-Square untuk melihat hubungan variebel. Hasil penelitian menunjukan bahwa tangible (p== 0,002), reliability (p=0,026), responsiveness (0,020), assurance (0,026), empathy (0,001), dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan lima dimensi deteriminan tersebut tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Batubara tahun 2022. Saran agar pihak rumah sakit dapat menyediakan kotak saran, sehingga masukan dari pasien dapat tersampaikan, sehingga dapat membuka pintu perbaikan kualitas terhadap rumah sakit kedepannya.
FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA USIA 25-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR fransisca fransisca; Masdalina Pane; Johansen Hutajulu; Donal Nababan; Nettietalia Br. Brahmana; Mido Ester J Sitorus
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 3 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i3.7371

Abstract

Balita stunting mengalami peningkatan pada tahun 2020, terdapat 22,2% atau 151 juta anak yang menderita stunting di seluruh dunia. Proporsi stunting terbanyak terdapat di Asia dengan dengan jumlah balita stunting lebih dari setengah kasus di dunia atau sebanyak 83,6 juta (55%), sedangkan sepertiganya lagi terdapat di Afrika sebanyak 39% dari jumlah balita stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor yang berpotensi menyebabkan  stunting pada balita usia 25-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Jenis penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional, dan kuesioner merupakan alat pengumpul data terhadap 73 sampel penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga dengan anak balita sebanyak 225 orang. Sampel penelitian ini adalah balita yang ada di wilayah Kerja Puskkesmas Birem Bayuem sebanyak 73 orang  yang diambil dengan teknik purposive sampling merupakan ibu dengan balita usia 25-36 bulan, baik yang pertumbuhannya normal maupun stunting. Analisis dilakukan dengan menggunakan univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat BBLR, riwayat ASI Eksklusif, riwayat infeksi balita dan riwayat penyakit penyerta merupakan faktor risiko stunting pada balita usia 25-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, sedangkan jenis kelamin dan asi eksklusif faktor risiko stunting pada balita usia 25-36 bulan dan faktor yang dominan berpengaruh yaitu riwayat infeksi balita. Membuat kebijakan dengan mewajibkan seluruh ibu yang memiliki balita mengikuti posyandu setiap bulan. Dilakukan sosialisasi tentang peningkatan gizi balita guna mencegah stunting