Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KERAGAMAN MOLUSKA YANG BERASOSIASI DENGAN Strombus luhuanus Uneputty, Prulley A; Lewerissa, Yona A; Haumahu, S
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 14 No 2 (2018): Jurnal TRITON
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.416 KB)

Abstract

Family Strombidae belongs to class gastropod where distributed along tropical region especially for Indo Pacific area. One of the species which could be found in coastal area in Maluku is Strombus luhuanus. This species is always consumed by coastal communities. The objective of the present study was to get information on diversity of associated species to S. luhuanus. The study was carried out from May to June 2018 in Oma village. Data were collected by using line transect. The distance between transect line and within quadrat depended on coverage area. Data were identified, then analyzed by using Primer and Past softwares. The results showed that there were 33 species found to be associated to S. luhuanus. Species diversity (H’) of associated molluscs indicated moderate category with low dominance (D) and high equitability (e). Species found could be categorized as rare species and common species. ABSTRAK Family strombidae termasuk dalam gastropoda yang terdistribusi pada daerah tropis khhususnya Indo Pasifik. Salah satu spesies yang dapat ditemukan di pesisir Maluku yaitu Strombus luhuanus. Spesies ini selalu dikonsumsi oleh masyarakat pesisir. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji keragaman spesies moluska yang berasosiasi dengan S. luhuanus. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2018 di Negeri Oma. Data yang dikumpulkan menggunakan transek garis. Jarak antar garis transek dan kuadrat bergantung pada luas areal sampling. Data yang diperoleh diidentifikasi dan dianalisis dengan menggunakan software Primer dan Past. Hasil penelitian menunjukan terdapat 33 spesies yang berasosiasi dengan S. luhuanus. Keragaman spesies (H’) moluska yang berasosiasi termasuk dalam kategori sedang dengan tingkat dominansi (D) yang rendah dan indeks keserasian (e) yang sama. Spesies yang ditemukan dapat dikategorikan sebagai spesies jarang dan spesies umum. Kata Kunci : moluska, strombidae, keragaman, gastropoda, pantai berbatu
KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI DESA ORI, MALUKU TENGAH Haumahu, Sarah; Lokollo, Frijona F; Ambon, Reni
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 17 No 2 (2021): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.11 KB) | DOI: 10.30598/TRITONvol17issue2page97-103

Abstract

Seagrass communities play an important role in marine environments and estuary area, supporting communities of fish, snails and shellfish and other invertebrates. The diversity of seagrass species in the world is very low (<60 species). The coastal waters of Ori Village have a seagrass community that has never been studied. The purpose of this study was to estimate the structure of the seagrass community in the coastal waters of Ori Village, Central Maluku which includes the composition of type, density, frequency of occurence and percent of coverage. Seagrass sampling uses the line transect method. Five species of seagrass were found during the study grouped into two families: Cymodoceaceae and Hydrocharitaceae. The seagrass species found were Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides Halophila ovalis and Thalassia hemprichii. T. hemprichii and E. acoroides have the highest densities (157 shoots/m2 and 137 shoots/m2, respectively). E. acoroides and T. hemprichii also have the highest frequency of occurence and relative coverage percent compared to other seagrass species found in the waters of Ori Village. Seagrass community in the waters of Ori Village is classified in a tight condition until dense. ABSTRAK Komunitas lamun memegang peranan penting di lingkungan laut dan daerah estuari, menyokong komunitas ikan, siput dan kerang-kerangan serta invertebrata lainnya. Keragaman spesies lamun di dunia sangat rendah (<60 spesies). Perairan pantai Desa Ori memiliki komunitas lamun yang belum pernah diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi struktur komunitas lamun di perairan pantai Desa Ori, Maluku Tengah yang meliputi komposisi jenis, kerapatan, frekuensi kehadiran dan persen penutupan. Pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek garis. Lima spesies lamun ditemukan selama penelitian yang dikelompokan dalam dua famili yaitu famili Cymodoceaceae dan Hydrocharitaceae. Spesies-spesies lamun yang ditemukan adalah Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides Halophila ovalis danThalassia hemprichii. T. hemprichii dan E. acoroides memiliki kerapatan tertinggi (masing-masing 157 tegakan/m2 dan 137 tegakan/m2). E. acoroides dan T. hemprichii juga memiliki frekuensi kehadiran serta persen penutupan relatif tertinggi dibanding spesies-spesies lamun lainnya yang ditemukan di perairan Desa Ori. Komunitas lamun di perairan Desa Ori tergolong dalam kondisi rapat sampai padat. Kata Kunci: Lamun, komunitas, kerapatan, penutupan, Maluku Tengah
Distribusi Spasial Fitoplankton di Perairan Teluk Haria Saparua, Maluku Tengah Sara Haumahu
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 10, No 3 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.296 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.10.3.126-134

Abstract

Studi tentang komposisi spesies dan kelimpahan fitoplankton dilakukan di perairan Teluk Haria, Pulau Saparua, Maluku Tengah dari bulan Agustus – Oktober 2002. Ada 51 genera fitoplankton dari 5 klas yang ditemukan dimana 39 genera yang berasal dari klas Baccilariophyceae. Chaetoceros, Eucampia, Rhizosolenia dan Thalassionema merupakan genus yang predominan. Analisa MDS dan Cluster menunjukan ada 4 kelompok fitoplankton yang terbentuk berdasarkan kehadiran dan kelimpahannya. Komposisi spesies pada kedalaman 20 m (st. II-20 dan st. III-20) lebih tinggi daripada stasiun lainnya. Kelimpahan fitoplankton tertinggi ditemukan pada kedalaman 5 m (st. III-5) dan terendah pada kedalaman 20 m (st.IV-20).Kata kunci : Distribusi spasial, fitoplankton, komposisi spesies, kelimpahanStudy on phytoplankton species composition and its spatial distribution was carried out from August to October 2002 in Haria Bay of Saparua Island, Central Moluccas. Fifty one genera from five classes werefound in which thirty nine genera of Baccillariophyceae. Chaetoceros, Eucampia, Rhizosolenia, and Thalassionema were predominant genera. Multidimensional Scaling and Cluster analysis showed that there were 4 groups of phytoplankton, which grouped by their present and abundance. Furthermore, their composition at 20 m depth (st.II-20 dan st III-20) were higher than other stations. The highest abundance was found at 5 mdepth (st. III-5), while the lowest was at 20 m depth (st. IV-20).Key words : Spatial distribution, phytoplankton, species composition, abundance
Kemelimpahan dan Distribusi Ukuran Strombus Luhuanus Pada Perairan Pantai Berbatu Negeri Oma, Kabupaten Maluku Tengah Prulley A. Uneputty; Sara Haumahu; Yona A. Lewerissa
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 5 (2018): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL V KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.765 KB)

Abstract

Strombus luhuanus dikenal sebagai strawberry conch merupakan salah satu spesies dari filum moluska laut yang bersifat tropicopolitan dan tergolong dalam famili Strombidae. Spesies ini dikenal oleh masyarakat Maluku dengan nama bia jala dan merupakan salah satu spesies moluska konsumsi yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di Maluku termasuk negeri Oma sebagai salah satu sumber protein hewani. Intensitas pemanfaatan akhir-akhir ini semakin tinggi dimana setiap orang mengumpulkan sebanyak 100-150 individu. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya sumber daya siput jala dan terjadinya degradasi habitat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji kelimpahan dan distribusi ukuran dari S. luhuanus. Sampling dilakukan mulai dari bulan Januari sampai Maret 2018 dengan menggunakan metode acak sederhana. Pengukuran geometri cangkang yang meliputi panjang, lebar dan tebal bibir dilakukan dengan menggunakan vernier caliper ketelitian 0.01mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemelimpahan spesies ini sebesar 468 individu selama periode observasi dimana kemelimpahan individu jantan lebih tinggi dari betina sebesar 51.49% dari total populasi. Seks ratio siput jantan dan betina adalah 1:0.9. Nilai rerata panjang cangkang yang ditemukan yaitu 40.71 mm, lebar cangkang 22.00 mm dan tebal bibir cangkang 2.07 mm. Individu betina memiliki dimensi cangkang yang lebih tinggi dari jantan. Ukuran tebal bibir mengindikasikan populasi siput yang ditemukan didominasi oleh fase juvenil pada bulan Januari dan Februari sedangkan pada bulan Maret kehadiran kedua fase ini hampir sama. Hal ini berarti, S.luhuanus sementara berada dalam fase pertumbuhan. Kata Kunci: moluska, strombus, dimensi cangkang, kemelimpahan 
Sosialisasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Eksistensi Sumberdaya Perikanan Pulau-pulau Kecil Bagi Masyarakat Nelayan Maluku Tengah Sara Haumahu; Prulley Annette Uneputty; Lukman Handoko; Irma Kesaulya; Maureen Alice Tuapattinaja
Open Community Service Journal Vol. 2 No. 1 (2023): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.497 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v2i1.23

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas sekitar 9 juta km2 dan memiliki jumlah pulau sekitar 17.500 pulau. Panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Kondisi ini menyebabkan Indonesia tidak luput dari dampak perubahan iklim. Kenaikan muka air laut, peningkatan keasaman laut, kerusakan hutan mangrove akan berpengaruh terhadap produksi sumberdaya perikanan di pulau-pulau kecil di Indonesia. Pemahaman masyarakat nelayan yang menghuni pesisir pulau-pulau kecil khususnya nelayan di negeri Oma, Maluku Tengah tentang dampak perubahan iklim terhadap eksistensi sumberdaya perikanan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tim pengabdian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon perlu memberikan sosialisasi tentang hal ini kepada masyarakat nelayan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat nelayan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan praktis tentang perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem pesisir dan eksistensi sumberdaya perikanan di pulau-pulau kecil bagi masyarakat nelayan di Negeri Oma, Maluku Tengah. Metode pengabdian yang dilakukan adalah ceramah, dialog interaktif dan pengisian kuisioner sebelum dan setelah kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa antusiasme dari peserta kegiatan sangat tinggi dan ada peningkatan pemahaman peserta kegiatan tentang materi yang disampaikan dari 21,82% menjadi 81,21%. Peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan sosialisasi dan ada peningkatan pemahaman masyarakat tentang dampak perubahan iklim bagi ketersediaan sumberdaya perikanan serta komitmen untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Marine Gastropod Species Diversity in Rocky Intertidal Zone of Seri District, Ambon Sara Haumahu; Prulley A. Uneputty; Yuliana Natan
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 16 No 2 (2023): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v16i2.1744

Abstract

Gastropoda diversities can be used as an ocean health index The higher the species diversity of marine gastropod s, the better the ocean environment. Recently, there is no publication on gastropod communities in the intertidal zone of Seri District, Ambon, Indonesia. The research on gastropoda communities was conducted in July 2023 at the intertidal zone of Seri district, Ambon. The objectives of the research were to identify the species of gastropods, to analyze its ecological density and abundance, and also to analyze gastropod diversity indices. Sampling was done at three sampling sites with simple random sampling method during low tide with applying sampling kuadrat about 5x5m. A total of 21 species of marine gastropod were found in this study which grouped into six ordo, 11 family and 16 genera. The higest number of species found in the ordo of Neogastropoda. Patelloida striata has the highest ecological density in station 1 and station 2 (7 individu.m-2 and 11 individu.m-2, respectively), whereas Patteloida saccarinoides and Nerita polita have the highest ecological density in station 2 (each has 8,47 individu.m-2). Shannon diversity index (H`) varied between 1,987 and 1,984. Pielou evenness index (J`) ranged from 0,656 to 0,903. Whereas Simpson dominance index (D) varied from 0,146 to 0,223. It can be concluded that gastropod species diversity in the intertidal zone of Seri District was categorized as low diversity, evenness index was moderate to higher, while there was no dominance species in the communities.
DIVERSITAS KOMUNITAS GASTROPODA DI ZONA INTERTIDAL DESA RUTONG, PULAU AMBON, MALUKU Sara Haumahu; Prulley A Uneputty
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol1iss1pp24-32

Abstract

Moluska merupakan salah satu biota laut yang umumnya dijumpai hidup di zona intertidal, yang didominansi oleh gastropoda. Masyarakat Desa Rutong sudah sejak lama memanfaatkan sumberdaya moluska khususnya gastropoda dan bivalvia untuk dikonsumsi. Aktivitas pemanfaatan gastropoda secara terus-menerus oleh masyarakat Desa Rutong serta tekanan lingkungan menyebabkan terjadi penurunan potensi sumberdaya moluska pada perairan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, menganalisa kepadatan ekologi, frekuensi kehadiran, serta indeks-indeks ekologi komunitas gastropoda. Sampling dilakukan pada bulan November 2020 di zona intertidal Desa Rutong dengan periode waktu 2 minggu sekali dengan menggunakan metode transek garis. Gastropoda yang ditemukan di zona intertidal Desa Rutong terdiri atas 23 spesies yang dikelompokan dalam 3 ordo, 13 famili dan 16 genus. Kepadatan ekologi tertinggi dimiliki oleh spesies Columbella scripta (4.00 ind./m2). Nerita patula memiliki kelimpahan dan frekuensi kehadiran tertinggi (masing-masing 9.3 x 103 individu dan 18.30%) dan Nerita maxima memiliki nilai kelimpahan terendah (100 individu). Indeks keragaman Shannon-Wiener (H`) yang diperoleh dalaman penelitian ini sebesar H` = 2.46, nilai indeks keserasian (e) = 0.78, dan nilai indeks dominansi (D) jenis = 0.12.
A partial analysis of ocean health index based on clean waters and biodiversity goals in Ambon and Baguala bays, Maluku Irma Kesaulya; Sara Haumahu; Victor P.H. Nikijuluw; Cilun Djakiman
Depik Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.35506

Abstract

It is important to maintain a healthy marine ecosystem to support eco-friendly and sustainable fishery development. Implementation of Ocean Health Index (OHI) started globally in 2012, and it has been strongly recommended to be conducted at all levels: locally, nationally, and regionally. Indonesia has modified OHI for its national assessment, which it’s called Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI).  IKLI has been estimated since 2020 and introduction applied at the sub-national level. This study is an attempt to implement IKLI in Maluku province with the main objective is to estimate score of a partial IKLI, based on clean waters (goal no. 9) and biodiversity (goal no. 10). Samples were taken from Ambon and Baguala Bays between June and September 2022. For clean water goals, the parameters used were concentration of phosphate, nitrate, silicate, dissolved oxygen (DO), pH, and the number of ports that implemented green principles. The parameters of water quality of silicate, DO and pH in those two bays are within the range of government-mandated standards, except for nitrate and phosphate concentrations which are not. For the biodiversity goal, the parameters used are the species composition of mangrove, seagrass, fish, and coral. The IKLI biodiversity score was low due to the high level of human activity pressure at the two selected study sites. This study demonstrates the applicability of the IKLI in a partial analysis, and its usefulness in highlighting existing data and knowledge gaps. The study suggests that a comprehensive IKLI assessment should be conducted in Maluku Province. Meanwhile to improve the national-level IKLI assessment, actions should   prioritize improving water quality management, expanding marine protected areas, and monitoring coastal ecosystems, especially those heavily affected by human activities.KeywordsArchipelagonutrientOHIIKLI Maluku