Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Healing from Healer: Use of Traditional Health Services in the Age of Modern Health Muhammad Syaiful; Arif Rahman Hakim; Imamul Hak
Diversity: Disease Preventive of Research Integrity Volume 1, Issue 2, February 2021
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/diversity.v1i2.19740

Abstract

The phenomenon of traditional health practices is still being used by some people, the unique thing is that those who take advantage of this health service do not only come from underprivileged segments of society but are also often used by the rich. Moreover, this phenomenon occurs during the existence of a modern health industry whose access is increasingly accessible to all people. Traditional medicine or so-called alternative medicine that uses plant-based medicines (herbal) or other media. Not only in the area of medicine, but this research also describes traditional healers or as local, sanro, as an alternative to modern health industry practices. This study uses an ethnographic method with a participatory-observative approach to understanding in-depth the practice of alternative medicine. Field research focus in the district. Somba Opu, Gowa Regency, South Sulawesi. Where the distribution of modern health facilities in the capital of this sub-district is higher than in other sub-districts. The results of the study indicated that the medical instruments performed by traditional healers, apart from using traditional herbs in the form of special plants, also used mantras written in the book using Arabic letters. Some of the traditional medicinal methods in maintaining their existence are carried out, both in the form of good health services, trying to prove the efficacy of the treatment, and strengthening their networks with doctors and fellow sanro outside the District of Gowa.
Ragam Intervensi di Pedesaan: Resolusi Konflik Agraria Menuju Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) Di Desa Uraso Imamul Hak; Hajir Nonci; Tri Budiarto
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10662

Abstract

Tulisan ini merupakan pengembangan dari laporanhasil assesment atau penelusuran fakta-fakta terkait dinamika perubahan, perkembangan, kemajuan, dan kesiapan suatu desa/kampung yang dipilih sebagai lokasi program Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).DAMARA adalahsalah satu model resolusi konflik yang direncanakan, diformulasikan dan hendak diwujudkan di suatu lokasi desa atau kampung yang menjadi anggota atau jaringan KPA. Adapun assesment ini dilakukan selama seminggu di Desa Uraso, Kecamatan Mappadeceng, Kab. Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan dengan memakai metode observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan penelusuran dokumen-dokumen penunjang (sekunder). Persoalan-persoalan utama yang diperiksa ulang adalah terkait dengan sejarah sistem tenurial lokal, sejarah perjuangan dan tonggak-tonggak penting perjuangan masyarakat, peta politik-ekonomi tingkat lokal, kondisi serikat atau organisasi tani lokal serta rencana implementasi skema empat tata: Tata Kuasa, Tata Guna, Tata Produksi-Konsumsi, dan Tata Distribusi-Pemasaran.
Tradisi Riolo Sebagai Resiliensi Komunitas: Praktik Sosial Masyarakat Adat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Dataran Tinggi, Gowa Imamul Hak; Ibrahim
Vox Populi Vol 5 No 2 (2022): VOX POPULI
Publisher : ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/vp.v5i2.34886

Abstract

Penyebaran pandemi Covid-19 berdampak luas bagi kehidupan masyarakat, di mana survei BPS tahun 2020 menunjukkan pandemi menyebabkan krisis penghidupan bagi masyarakat perkotaan yang bekerja di sektor industri, pariwisata, dan pekerja informal. Sementara petani kecil, penggarap, dan buruh tani menjadi bagian terdampak di pedesaan. Penelitian ini berupaya melihat resiliensi masyarakat adat dan mekanisme adaptasi mereka dalam menghadapi krisis yang disebabkan oleh pandemi. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini mengumpulkan data primer melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan pemangku adat, beberapa tokoh masyarakat, anggota masyarakat adat. Peneliti menggunakan teori resiliensi komunitas dan teori praktik sosial sebagai pendekatan kritis yang berpegang pada hubungan dialektik antara struktur dan agensi dalam hubungan sosial. Penelitian ini menemukan bahwa solidaritas sosial di pedesaan menjadi kekuatan kunci bagi resiliensi masyarakat adat di dataran tinggi, Gowa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, faktor ikatan sosial, relasi sosial berbasis produksi juga ditopang oleh nilai-nilai sosio-kultural yang masih dipraktikkan secara kolektif. Kemampuan masyarakat adat untuk bertahan dari dampak pandemi juga ditopang oleh berbagai usaha pertanian berbasis komoditas. Akan tetapi rantai produksi komoditas sebagai tumpuan pendapatan utama masyarakat adat di pedesaan sangat ditentukan oleh mekanisme pasar. Pada kondisi seperti itu, solidaritas berbasis kultur yang terkonfigurasi sebagai tradisi, menjadi mekanisme pertahanan alternatif bagi masyarakat adat di pedesaan.