Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Sosiodemografis dan Ketenagakerjaan Perempuan di Perkebunan Sawit, Provinsi Lampung Anna Fatchiya; Asri Sulistyawati; Fredian Tonny; Mahmudi Siwi; Julio Adisantoso; Tri Budiarto; Kunandar Prasetyo
Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 01 (2022): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/18202236894

Abstract

As a contributor to the country's economy, the oil palm plantation sector is also expected to absorb female workers who have often been marginalized. This study tries to reveal the extent of the role of women in the process of managing oil palm plantations in Penawar Tama District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province. The study was conducted quantitatively on 121 female respondents with the status of: independent smallholders, family camps, casual daily laborers and employees of oil palm companies. The results showed that activities in the management of oil palm plantations were still dominated by men. The role of women in this case is only involved in the process of fertilization and leaf maintenance. Regarding the division of labor in the household, the majority of women have a double workload where domestic work such as cooking, washing and cleaning the house is the main job that must be done by women.
THE RURAL DEVELOPMENT AND RURAL SELF-SUFFIENCY IN BOGOR DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE Tri Budiarto; Ernan Rustiadi; Arya Hadi Dharmawan
TATALOKA Vol 19, No 3 (2017): Volume 19 Number 3, August 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.864 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.19.3.230-241

Abstract

This study aimed at map rural typologies based on the status of development and self-sufficiency of the rurals. Status of rural development was built with 11 indicators and status self-sufficient was built with six indicators. The study used secondary data from BPS, wich was PODES  2014 in 434 villages at Bogor district. Primary data was used to support the analysis results with field observations taken at four village representatives typology. The results showed that 187  villages were categorized as developed rurals and 247 villages as undeveloped rurals. Based on self-sufficient status, there were 78 villages categorized as self-sufficient rurals and 356 villages as unself-sufficient rurals. Based on the status of development and self-sufficient, three villages were categorized as typology I (developed and self-suffient rurals), 184 villages were typology II (developed and unself-suffient rurals), 172 villages were typology III (undeveloped and unself-sufficient rurals), and 75 villages were typology IV (undeveloped and self-sufficient rurals). Spearman correlation value was -0.371, there was an inverse relationship between the development status and self-sufficiency status of the rural
Ragam Intervensi di Pedesaan: Resolusi Konflik Agraria Menuju Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) Di Desa Uraso Imamul Hak; Hajir Nonci; Tri Budiarto
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10662

Abstract

Tulisan ini merupakan pengembangan dari laporanhasil assesment atau penelusuran fakta-fakta terkait dinamika perubahan, perkembangan, kemajuan, dan kesiapan suatu desa/kampung yang dipilih sebagai lokasi program Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).DAMARA adalahsalah satu model resolusi konflik yang direncanakan, diformulasikan dan hendak diwujudkan di suatu lokasi desa atau kampung yang menjadi anggota atau jaringan KPA. Adapun assesment ini dilakukan selama seminggu di Desa Uraso, Kecamatan Mappadeceng, Kab. Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan dengan memakai metode observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan penelusuran dokumen-dokumen penunjang (sekunder). Persoalan-persoalan utama yang diperiksa ulang adalah terkait dengan sejarah sistem tenurial lokal, sejarah perjuangan dan tonggak-tonggak penting perjuangan masyarakat, peta politik-ekonomi tingkat lokal, kondisi serikat atau organisasi tani lokal serta rencana implementasi skema empat tata: Tata Kuasa, Tata Guna, Tata Produksi-Konsumsi, dan Tata Distribusi-Pemasaran.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM KETAHANAN PANGAN PADA MASA RESILIENSI DI KELURAHAN KATULAMPA BOGOR Tri Budiarto; Syahayyunur Fitriani; Galih Surya Aditama; Aliana Bekti Fajarwati; Anna Sabrina; Revalina Sulaeman; Agief Julio Pratama; M. Iqbal Nurulhaq; Leonard Dharmawan; Widya Hasian Situmeang; Edi Wiraguna; Restu Puji Mumpuni; M. Agung Zaim Adzkiya; Ratih Kemala Dewi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.271-277

Abstract

Pembangunan pangan dan gizi di Indonesia erat kaitannya dengan perwujudan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sistem ketahanan pangan dan gizi juga berkaitan erat dengan akses pangan di tingkat rumah tangga dan individu serta status gizi anggota rumah tangga. KWT merupakan salah satu komunitas yang berperan dalam pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan ketahanan pangan. KWT Pendopo Enam yang didominasi oleh ibu rumah tangga di salah satu perumahan di Kota Bogor giat dalam pengembangan pertanian perkotaan. Program Pemberdayaan Perempuan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dalam pemanfaatan limbah rumah tangga khususnya menjadi pupuk serta meningkatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya sayuran. Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap yang meliputi kegiatan diskusi kelompok, pelatihan, dan demonstrasi. Melalui kegiatan ini, diperoleh wawasan dan keterampilan mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos dan teknik budidaya sayuran.