Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hukuman Mati Di Indonesia Dalam Perspektif HAM Dan Pidana Islam M. Ainun Najib; Nisbati Sandiah Humaeroh; Putri Silvah Al Hikmah; Mohammad Arif
Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum Vol. 3 No. 6 (2022): Desember
Publisher : Laboratorium Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mal.v3i6.156

Abstract

Abstract: Until now, Indonesia still adheres to the death penalty, the most severe punishment because it involves a very precious life. Because of the value of life, then the death penalty becomes a polemic that raises pros and cons, both in Indonesia itself, internationally and even within the Islamic religion. This research is qualitative in nature which focuses on literature review in the form of books, scientific journals and laws. It can be concluded that the death penalty is not at all contrary to human rights, both from the Western and Eastern versions, because the death penalty is used to maintain the existence of human rights itself. Keywords: Death Penalty, Human Rights, Positive Law, Islamic Criminal Law   Abstrak: Sampai sekarang, Indonesia masih menganut hukuman mati, hukuman yang paling berat karena menyangkut kehidupan yang sangat berharga. Oleh karena berharganya kehidupan ini, maka kemudian hukuman mati menjadi sebuah polemik yang menimbulkan pro dan kontra, baik di Indonesia sendiri, internasional bahkan dalam agama Islam. Penelitian ini bersifat kualitatif yang berfokus pada kajian pustaka berupa buku, jurnal-jurnal ilmiah dan undang-undang. Dapat disimpulkan bahwa hukuman mati sama sekali tidak bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, baik dari versi Barat maupun Timur, disebabkan hukuman mati digunakan untuk mempertahankan eksistensi dari HAM itu sendiri. Kata kunci: Hukuman Mati, HAM, Hukum Positif, Hukum Pidana Islam
Qiyas dan Asas Legalitas : (Telaah Penerapan Metode Qiyas pada Hukum Pidana Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif) M. Ainun Najib
Al-Jinayah: Jurnal Hukum Pidana Islam Vol. 8 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Prodi Hukum Pidana Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Crime is growing very rapidly, far from leaving the law which is still guided by its standard editors. Qiyas method is needed to catch up. As a method of legal discovery, qiyas has been widely found in Islamic criminal law, but not with positive criminal law which in its application has a fairly large stumbling block in the form of the principle of legality as stated in Article 1 paragraph (1) of the Criminal Code, even the Draft Criminal Code is more explicit in mentioning the prohibition in the Criminal Code. Article 1 paragraph (2). This journal aims to explain the relationship between qiyas and the principle of legality in criminal law. The normative method is used in this journal by researching library materials, and supported by historical studies to add to the findings. Although there is a long debate, qiyas and the principle of legality basically need each other. Qiyas has been applied to Islamic criminal law, as well as in positive criminal law with a narrow meaning. Keywords: Qiyas, Analogy, Legality, Positive Law, Islamic Law
Urgensi Penetapan Restitusi dalam Klausul Putusan di Lingkungan Pengadilan Negeri Probolinggo M. Ainun Najib
Komparatif: Jurnal Perbandingan Hukum dan Pemikiran Islam Vol. 3 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Department of Comparative Mazhab Comparative, Fakulty of Shariah and Law

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/komparatif.v3i2.2002

Abstract

Anak sudah mulai menjadi pusat perhatian dalam sistem peradilan pidana di Indonesia, baik anak korban, anak saksi maupun anak pelaku tindak pidana. Perhatian ini bisa dilihat dengan perubahan paradigma terhadap penangan kasus anak dalam beberapa undang-undang yang terkait. Namun, masalah ditemukan ketika pelaku dan korbannya adalah sama-sama anak. Masalah tersebut adalah dengan adanya benturan kepentingan. Dengan demikian diperlukan kompromi untuk menyelesaikan benturan kepentingan tersebut. Oleh karenanya penulis angkat masalah restitusi yang dapat menjadi jalan penyelesaian masalah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang mengkaji putusan yang ada di Pengadilan Probolinggo, data tersebut kemudian diperkuat dengan wawancara terjadap hakim di Pengadilan Negeri Probolinggo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat benturan kepentinga, dimana kepentingan anak korban adalah pemberatan hukuman terhadap pelaku, dan kepentingan anak pelaku ada keringanan hukuman. Pada spergemuluan kepentingan tersebut dimenangkan oleh anak pelaku, sebab dalam beberapa putusan hukumannya diringankan. Dan jalan keluar agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan adalah dengan menetapkan restitusi dalam klausul putusan.