Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK HISTOPATOLOGI TUMO KARAKTERISTIK HISTOPATOLOGI TUMOR ORBITA DI RS MATA CICENDO BANDUNG TAHUN 2017-2018 Tirta Wardana; Raudatul Janah
Mandala Of Health Vol 14 No 1 (2021): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.946 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2021.14.1.4743

Abstract

Tumor orbita adalah tumor dalam rongga orbita yang terdiri atas primer, sekunder penyebaran dari struktur sekitar/metastasis Pemeriksaan histopatologi merupakan pemeriksaan goldstandar pada tumor orbita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai karakteristik histopatologi tumor orbita di RS mata Cicendo bandung tahun 2017-2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 760 Data dikumpulkan berdasarkan catatan medis berupa umur, jenis kelamin, mata yang terlibat, lokasi tumor, tindakan, diagnosis klinis, hasil pemeriksaan patologi tumor. Penelitian ini didapatkan hasil umur pasien >45 tahun (43,4%), Mayoritas Laki-laki sebesar 55,4%, mata yang terlibat di mata kiri 51,1%, dengan lokasi terbanyak pada palpebral 36%. Dilakukan tindakan operasi sebanyak (24%). Hasil diagnosis klinis lesi tumor jinak sebesar 68,3% dan lesi tumor ganas sebesar 31,7% dimana limfoma maligna yang paling sering ditemukan. Hasil histopatologis berupa lesi tumor jinak sebesar 71,4% dan lesi tumor ganas sebesar 28,6% dimana squamous cell carcinoma menduduki angka tertinggi sebanyak 50%. Karakteristik histopatologi tumor orbita di RS mata cicendo Bandung didominasi oleh laki-laki, usia >45 tahun pada mata kiri dan terletak di palpebral dengan hasil diagnosis klinis dan histopatologis tersering adalah lesi /tumor jinak.
POTENTIAL COMPOUND EXTRACT FROM POTENTIAL COMPOUND EXTRACT FROM Carica pubescens ON GINGIVA INCISION WOUND HEALING: Through Proliferation, Differentiation and Immunoresponse Mechanisms Salwa Az-Zahra; Sabrina Aulia Nurul Hidayah; Septina Nur Aini; Aprillya Yuniarni; Annisa Sukma Visanda; Asyyfa Devy; Amalia Putri Hesantera; Raja Ronaldo Siregar; Dicky Satria Ramadhan Basar; Pratiwi Nur Widyaningsih; Ryana Budi Purnama; Tirta Wardana
Medical and Health Journal Vol 1 No 1 (2021): August
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1323.822 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2021.1.1.4683

Abstract

Luka menyebabkan gangguan struktur normal, sehingga penyembuhan luka dibutuhkan untuk perbaikan struktur sel dan jaringan. Beberapa sitokin dan growth factor yang memiliki peran penting pada proses penyembuhan luka diantaranya PDGF, FGF, TGF-β, VEGF, Angiopoetin, IL-1, IL-6, IL-10, TNF-α, IFN-γ, makrofag yang diproduksi oleh limfosit dan leukosit pada tahap sintetis kolagen. Daun papaya (Carica pubescens) diketahui memiliki kandungan flavonoid terdiri seperti apigenin, chyrsin, diosmetin, kaempferol, luteolin, naringenin dan quercetin yang berperan dalam meninkatkan ekspresi IL-10 untuk penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa dari Senyawa flavonoid Carica pubescens untuk meningkatkan kinerja IL-10. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan bioinformatika menggunakan software web online server. Pencarian senyawa potensial didapatkan dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/, senyawa kimia menggunakan http://www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ dengan struktur 3D. analisis prediksi bioaktivitas menggunakan http://stitch.embl.de/ dengan nilai indicator lebih dari 0.7 (Pa>0.7). Analisis ikatan kimia menggunakan http://stitch.embl.de/ dan http://string-db.org/. Analisis secara in silico menunjukkan bahwa senyawa kaemfrerol memiliki potensi meningkatkan kadar IL-10. Ditambah lagi, kami menemukan beberapa kandungan senyawa lainya yang berhubungan dengan penyembuhan luka seperti rutin, peroxynitrite, iloprost, quercetin. Pada penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa senyawa kaempferol memiliki potensi sebagai alternative dalam pengembangan terapi untuk mempercepat penyembuhan luka.