Muhammad Fahmi Al-Amruzi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Terhadap Perkawinan Santri Pada Pondok Pesantren Di Kalimantan Selatan Muhammad Fahmi Al-Amruzi; Ergina Faralita
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 2 (2022)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/al-banjari.v21i2.8507

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep dan kehidupan rumah tangga santri pondok pesantren yang telah melakukan pernikahan. Penelitian ini berusaha untuk melihat para santri di beberapa Pesantren di Kalimantan Selatan yang mendapatkan izin dari Kiyai (guru). Metode yang digunakan dalam penelitian ini lebih pada kajian lapangan dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan lokasi penelitian di Kalimantan Selatan dengan perwakilan setiap pesantren yang diteliti adalah pimpinan, guru, dan santri yang melangsungkan pernikahan pada masa sekolah di pesantren. Hasil temuan penelitian ini adalah bahwa pernikahan yang dilakukan oleh santri bedasarkan asas hukum dan Undang-undang Pernikahan, meskipun ada juga yang sirri. Alasan pernikahan tersebut karena khawatir dengan masa pergaulan bebas sekarang ini dan menjaga santri agar tetap focus dalam mengembangkan keilmuannya.  This study aims to find the concept and household life of Islamic boarding school students who have married. This research attempts to look at the students in several Islamic boarding schools in South Kalimantan who have obtained permission from the kiyai (teacher). The method used in this research is more of a field study with a descriptive-qualitative approach with research locations in South Kalimantan with representatives of each pesantren studied being leaders, teachers, and students who married during their school years at the pesantren. The findings of this study are that marriages carried out by santri are based on legal principles and the Marriage Law, although there are also those who are sirri. The reason for the marriage was because they were worried about the current promiscuity period and keeping the students focused on developing their knowledge.