Christopher Chandra
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Realitas Pembelajaran Tatap Muka 100% Dalam Konstruksi Berita Media Christopher Chandra; Putra Aditya Lapalelo
ETTISAL : Journal of Communication Vol 7, No 2 (2022): ETTISAL : Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v7i2.8305

Abstract

AbstrakPemerintah mengeluarkan regulasi Pembelajaran Tatap Muka 100% (PTM 100%) ditengah kemunculan kasus varian baru Covid 19, kontroversi ini membuat masyarakat dan media berdialektika. Penelitian ini berfokus pada bagaimana media menggunakan perangkat media sosial untuk membangun bingkai tentang dialektika regulasi PTM 100%. Disisi lain menjawab pertanyaan bagaimana proses bingkai dilakukan dalam media Instagram. Dengan keungulan dan keterbatasan media sosial, ada dugaan bahwa  jurnalistik professional media konvensional harus membangun tata kelola pembingkaian dan seleksi isu yang mungkin berbeda dengan cara kerja media konvensional, ketika menerbitkan konten berita di instagram. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan model framing Gamson dan Modigliani (1989), penelitian ini melihat 5 akun berita yang dikelola oleh koorporasi media, yakni Detik, Merdekadotcom, JPNN, Kompas, dan Tempo. Hasilnya ditemukan bahwa beberapa media punya kecenderungan tidak memihak dalam kasus PTM 100%, beberapa media mencoba menjadi “suara rakyat”  dan “mengkritisi” pemerintah dalam kasus PTM 100%. Media mencoba menjaga peranannya sebagai agen kontrol sosial di kasus PTM 100%, disisi lain memastikan bahwa identitas dan bisnis media tetap berjalan dengan memanfaatkan Instagram untuk membangun relasi dengan generasi baru pembaca berita. Penelitian ini membantu menjelaskan bagaimana teori klasik pembingkaian berita, dimanfaatkan dalam konten berita yang lebih modern, dan bagaimana proses pembingkaian berubah dari yang sangat tekstual, menjadi sangat visual.  AbstractThe government issued a 100% face-to-face learning regulation (100% Onsite Learning) in the midst of the emergence of new variant cases of Covid 19. This controversy made the public and the media have a dialectic. How is  100% Onsite Learning viewed by the media?. This study focuses on how the media use social media tools to build a frame about the dialectic of 100% Onsite Learning regulation. On the other hand, it answers the question of how the frame process is carried in Instagram media. With the advantages and limitations of social media, there is an assumption that conventional media professional journalism must develop governance of framing and selection of issues that may be different from the way conventional media works, when publishing news content on Instagram. Using a qualitative descriptive method, with Gamson and Modigliani's (1989) framing model, this study looked at 5 news accounts managed by media corporations, namely Detik, Merdekadotcom, JPNN, Kompas, and Tempo.The results found that some media had a tendency to be impartial in the 100% Onsite Learning case, some media tried to be the “voice of the people” and “criticize” the government in the 100% Onsite Learning case. The media tries to maintain its role as a social control agent in the 100% Onsite Learning case, on the other hand ensuring that the identity and media business continues to run by utilizing Instagram to build relationships with a new generation of news readers. This research helps us to explain the classical theory news framing are utilized to analyize a modern news content and how framing process changes from textual to visual.
Realitas Pembelajaran Tatap Muka 100% Dalam Konstruksi Berita Media Christopher Chandra; Putra Aditya Lapalelo
ETTISAL : Journal of Communication Vol 7, No 2 (2022): ETTISAL : Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v7i2.8305

Abstract

AbstrakPemerintah mengeluarkan regulasi Pembelajaran Tatap Muka 100% (PTM 100%) ditengah kemunculan kasus varian baru Covid 19, kontroversi ini membuat masyarakat dan media berdialektika. Penelitian ini berfokus pada bagaimana media menggunakan perangkat media sosial untuk membangun bingkai tentang dialektika regulasi PTM 100%. Disisi lain menjawab pertanyaan bagaimana proses bingkai dilakukan dalam media Instagram. Dengan keungulan dan keterbatasan media sosial, ada dugaan bahwa  jurnalistik professional media konvensional harus membangun tata kelola pembingkaian dan seleksi isu yang mungkin berbeda dengan cara kerja media konvensional, ketika menerbitkan konten berita di instagram. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan model framing Gamson dan Modigliani (1989), penelitian ini melihat 5 akun berita yang dikelola oleh koorporasi media, yakni Detik, Merdekadotcom, JPNN, Kompas, dan Tempo. Hasilnya ditemukan bahwa beberapa media punya kecenderungan tidak memihak dalam kasus PTM 100%, beberapa media mencoba menjadi “suara rakyat”  dan “mengkritisi” pemerintah dalam kasus PTM 100%. Media mencoba menjaga peranannya sebagai agen kontrol sosial di kasus PTM 100%, disisi lain memastikan bahwa identitas dan bisnis media tetap berjalan dengan memanfaatkan Instagram untuk membangun relasi dengan generasi baru pembaca berita. Penelitian ini membantu menjelaskan bagaimana teori klasik pembingkaian berita, dimanfaatkan dalam konten berita yang lebih modern, dan bagaimana proses pembingkaian berubah dari yang sangat tekstual, menjadi sangat visual.  AbstractThe government issued a 100% face-to-face learning regulation (100% Onsite Learning) in the midst of the emergence of new variant cases of Covid 19. This controversy made the public and the media have a dialectic. How is  100% Onsite Learning viewed by the media?. This study focuses on how the media use social media tools to build a frame about the dialectic of 100% Onsite Learning regulation. On the other hand, it answers the question of how the frame process is carried in Instagram media. With the advantages and limitations of social media, there is an assumption that conventional media professional journalism must develop governance of framing and selection of issues that may be different from the way conventional media works, when publishing news content on Instagram. Using a qualitative descriptive method, with Gamson and Modigliani's (1989) framing model, this study looked at 5 news accounts managed by media corporations, namely Detik, Merdekadotcom, JPNN, Kompas, and Tempo.The results found that some media had a tendency to be impartial in the 100% Onsite Learning case, some media tried to be the “voice of the people” and “criticize” the government in the 100% Onsite Learning case. The media tries to maintain its role as a social control agent in the 100% Onsite Learning case, on the other hand ensuring that the identity and media business continues to run by utilizing Instagram to build relationships with a new generation of news readers. This research helps us to explain the classical theory news framing are utilized to analyize a modern news content and how framing process changes from textual to visual.
Peningkatan Ketrampilan Produksi Video Jurnalistik E-Magazine Krisanonline.com, SMA Santa Maria, Surabaya : E-Magazine Krisanonline.com Journalistic Video Production Skill Improvement, Santa Maria High School, Surabaya Finsensius Yuli Purnama; Christopher Chandra; Putra Aditya Lapalelo
Journal of Indonesian Society Empowerment Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : LENTERA AVANYA NAGARI FOUNDATION

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61105/jise.v1i1.3

Abstract

Penerbitan di lingkungan pendidikan menjadi signifikan karena turut membentuk logika berpikir siswa agar tersistematis, menyesuaikan berdasarkan kelengkapan fakta di lapangan. Berlandaskan pada hal tersebut, sekolah menengah atas (SMA) Santa Maria menjadi salah satu sekolah di Surabaya yang secara khusus memberikan pembekalan pengelolaan penerbitan kepada siswa-siswinya. Sekolah ini terletak di Jalan Raya Darmo 49 Surabaya. Bersama guru pendamping, para mahasiswa mengembangkan sebuah e-magazine yang bernama Krisanonline.com. Krisanonline.com pengembangan penerbitan majalah cetak, Krisan. Sejumlah kendala dialami oleh mitra sasaran. Oleh karena itu, sebagai langkah untuk mengambangkan potensi penerbitan sekolah agar sesuai dengan kebutuhan zaman diperlukan pelatihan-pelatihan penerbitan yang mengutamakan konsep “kekinian” dengan mengacu pada produksi konten-konten berbasis digital. Untuk itulah pengabdian ini dilakukan sebagai solusi upaya meningkatkan pemahaman terkait prinsip dasar jurnalistik dan proses produksi video jurnalistik untuk e-magazine. Kegiatan yang akan dilakukan dalam program Abdimas ini adalah pelatihan membuat rancangan liputan, rancangan jurnalistik video, dan pendampingan karya. Harapannya, hasil dari program ini adalah adanya peningkatan kualitas liputan dan karya dari kelompok dampingan. Sekaligus membawa level kerja siswa-siswi SMA Sanmar pada tingkatan yang lebih kredibel, trustworthy, dan lebih menarik secara visual. Publishing in the educational environment has become significant as it helps shape students' logical thinking to be systematic and adaptable based on the completeness of facts in the field. Santa Maria High School is one of the private schools in Surabaya that specifically provides publishing management training to its students. This school is located at Jalan Raya Darmo 49 Surabaya. It has an student activity to develop an e-magazine called Krisanonline.com, an expansion of the print magazine, Krisan. Several challenges are faced. Therefore, as a step towards developing the school's publishing potential to meet the demands of the current era, publishing training is required, emphasizing the concept of being up-to-date by focusing on producing digitally-based content. Hence, this engagement is conducted as a solution to enhance understanding of basic journalistic principles and the process of producing journalistic videos for the e-magazine. The activities to be carried out in this Community Service Program (Abdimas) include training in designing coverage, video journalism design, and providing guidance for their work. The expected outcome of this program is an improvement in the quality of coverage and works produced by the participating group. Additionally, it aims to elevate the work level of the students from SMA Sanmar to a more credible, trustworthy, and visually appealing standard.