Husnul Yaqin
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Profile Dan Sejarah Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Di Kalimantan Selatan Ahyar Rasyidi; Husnul Yaqin
EDUCASIA: Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran Vol 6 No 2 (2021): EDUCASIA
Publisher : Pusat Pelatihan, Riset, dan Pembelajaran Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21462/educasia.v6i2.61

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profile dan sejarah pondok pesantren tahfizh Al-Qur’an di Kalimantan Selatan. Menarik untuk dikaji oleh karena menjadi pusat pendidikan Al-Qur’an bagi anak sekolah dan bagi pembinaan akhlak siswa khususnya pada bidang Al-Qur’an. Para orang tua berkeyakinan bahwa jika anak mereka mondok di pesantren tahfizh Al-Qur’an, maka akan terjaga akhlaknya oleh Allah, terlebih dengan arus globalisasi zaman saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif, dimana sumber data diambil dari hasil penelitian dan data sekunder dari hasil penelitian yang telah dipublikasikan pada jurnal, teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data yang menyimpulkan hasil penelitian yang berkaitan dengan (hasil observasi, dan wawancara kepada pimpinan pondok pesantren tahfizh Al-Qur’an). Hasil penelitian yaitu bahwa Pondok pesantren tahfizh Al-Qur’an di Kalimantan Selatan memiliki sejarah panjang. Bahkan, sejak pasca reformasi, kehadiran pondok pesantren tahfidz Al-Qur’an di Kalimantan Selatan mulai dilirik orang tua sebagai wadah pendidikan Al-Qur’an bagi anak-anaknya. Pendidikan atau pengajaran adalah salah satu dari sekian tradisi Al-Qur’an di Kalimantan Selatan. Pesantren tahfizh Al-Qur’an adalah salah satu model pendidikan Al-Qur’an. Kalimantan Selatan banyak pondok pesantren Tahfizh Al-Qur’an yang melaksanakan pembelajaran dan menghafal Al-Qur’an yang dilaksanakan secara intens. Antara pondok pesantren Tahfizh Al-Qur’an yang satu dengan yang lainnya memiliki keunikan/karakteristik masing-masing yang selanjutnya menjadi dinamika bagi perkembangan dan eksistensi pondok pesantren Tahfizh Al-Qur’an tersebut. Dibeberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, telah menetapkan peraturan daerah (perda) yang mengatur soal kemampuan masyarakatnya dalam membaca Al-Qur’an. Tercatat ada tiga daerah yang memiliki peraturan daerah yang khusus mengatur persoalan membaca Al-Qur’an, yaitu Kota Banjarmasin, Kab. Banjar, dan Hulu Sungai Utara.
Inovasi dan Difusi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Manajemen Pendidikan Islam Syaumi Safitri; Ani Cahyadi; Husnul Yaqin
Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 7, No. 4 (Oktober 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v7i4.2678

Abstract

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan manajemen Pendidikan Islam agaknya dapat diidentikkan dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan, yaitu dalam pembelajaran pendidikan Islam. Ruang lingkup teknologi pendidikan, di antaranya adalah desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inovasi dan difusi pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen pendidikan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka. Bentuk inovasi pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen pendidikan islam ialah Ujian Nasional Berbasis Komputer, Pemanfaatan konsep e-madrasah, Pengembangan SDM, Media Pembelajaran, Peningkatan kinerja lembaga, Layanan akademik, Penyebaran informasi lembaga dan lainnya. Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam memperbaiki mutu pendidikan Islam, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru; harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru; guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.