Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Transformasi Wilayah Peri-Urban pada Aspek Fisik dan Sosial Ekonomi (Kecamatan Kartasura) Kurnianingsih, Nela Agustin; Rudiarto, Iwan
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 10, No 3 (2014): JPWK Vol 10 No 3 September 2014
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.539 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v10i3.7784

Abstract

The development of a peri-urban zone, which appears as a transitional zone from rural to urban characteristics urged by the external development of an urban region, is in fact able to contribute different characteristics among parts of the region, especially on its physical and socio-economic aspects, is like in Kartasura Subdistrict. Kartasura Subdistrict, that shows both of urban development characteristics influenced by Surakarta City and rural existency affected by its rural areas, actually has a greatly land-changing history between 1997–2002 where the changes only started at a few spots. Therefore, it is believed that there is a  zone transformation process that happens periodically and has changed the condition and pattern of transformation rate. Based on the research, it has shown that during the transformation processes between 2002 and 2012, the Peri-Urban Zones of Kartasura Subdistrict have been developing into urban zones, shown by the activity displacement from agriculture to non-agriculture and peoples activities on social and economic sectors, also this research has shown that Kartasura had the uneven spread of transformation rates.
SUSTAINABLE LIVELIHOOD: PENANGANAN RURAL POOR DI INDIA Nela Agustin Kurnianingsih; Didik Wahyu
Jurnal Planologi Unpas Vol 1 No 2 (2014): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.012 KB)

Abstract

Pada saat ini kemiskinan sudah menjadi hal yang melekat pada pembangunan yang tidak merata dan adil (inequality) di seluruh wilayah. Rural poor muncul sebagai salah satu kondisi kemiskinan yang muncul di wilayah pedesaan. Kualitas SDM yang rendah dan hanya mengandalkan pada sektor pertanian dan sektor low income serta ditambah adanya peningkatan jumlah populasi menjadi elemen penegasan keeksistensian kemiskinan di wilayah pedesaan,seperti yang dialami di India. Peningkatan kemiskinan di pedesaan memaksa pemerintah India untuk segera menyelesaikan permasalahan dengan baik. Namun, dalam prinsip pembangunan lama, pembangunan yang memperhatikan development thinking terkadang akan berseberangan dengan pembangunan yang tertuju pada environmental thinking. Oleh sebab itu, sustainable livelihood yang lebih memperhatikan pembangunan berkelanjutan terhadap masyarakat dan SDA yang menjadi sumber kehidupan dipilih sebagai pembangunan yang mampu menyeimbangkan development thinking dengan environmental thinking.
IDENTIFIKASI GEJALA PERUBAHAN IKLIM DI KOTA BANDAR LAMPUNG BERDASARKAN DATA IKLIM MAKRO TAHUN 1998-2020: Studi Kasus : Kota Bandar Lampung Fennidya Nur Pratiwi; Adnin Musadri Asbi; Nela Agustin Kurnianingsih
REKSABUMI Vol 1 No 1 (2022): Januari
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/Reksabumi.v1i1.2195.2022

Abstract

Climate change today is an important thing that can affect people's lives and development in thefuture. For this reason, each stakeholder needs to prepare a strategic program in dealing with thephenomenon of climate change in order to reduce the impact it will cause. In this case of the program, it is important for stakeholders to know how the climate conditions in the area they cover. This study aims to identify the symptoms of climate change that occur in Bandar Lampung City based on two indicators, namely: Pattern of Changes in Air Temperature; Rainfall Change Pattern; and historical events related to climate change. This research was conducted using a qualitative approach with multiple linear regression method and a qualitative approach with a descriptive narrative method. The results of this study indicate that the city of Bandar Lampung in the last ± 23 years has experienced symptoms of climate change in the form of changes in rainfall patterns and air temperature as wellas the impacts of climate change such as the phenomenon of tidal flooding.
Karakteristik Pertumbuhan Penduduk Perdesaan pada Perkembangan Wilayah Peri-urban di Perbatasan Kota Surakarta Nela Agustin Kurnianingsih; Mentari Pratami; Marsista Buana Putri
Journal of Science and Applicative Technology Vol 5 No 1 (2021): Journal of Science and Applicative Technology June Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v5i1.420

Abstract

Pertumbuhan sifat peri-urban pada wilayah pinggiran kota sudah banyak bermunculan. Kebutuhan lahan yang semakin tinggi nyatanya tidak sebanding dengan ketersediaan lahan di kota. Tingginya harga lahan juga menjadi pemicu masyarakat untuk memilih bermukim di kawasan pinggiran. Kawasan pinggiran kota yang sejatinya adalah desa, memiliki fungsi di bidang pertanian dengan mayoritas penggunaan lahan pertanian. Akibat fenomena perubahan lahan inilah, yang disinyalir akan memicu perubahan karakteristik perdesaannya, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk. Aktivitas yang semakin heterogen di wilayah pinggiran akan meningkatkan angka pertumbuhan penduduk. Hal inilah yang dianggap mungkin terjadi di kecamatan-kecamatan Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan dengan Kota Surakarta. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari tingkat pertumbuhan penduduk wilayah peri-urban di perbatasan Kota Surakarta dengan memanfaatkan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik analisis ini dilakukan dengan cara pembobotan dan klasifikasi data pada unit amatan tingkat desa, dengan 2 perbandingan waktu data tahun 2010 dan tahun 2020. Dan hasil dari analisis yang telah dilakukan pada desa-desa di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol dan Kecamatan Mojolaban diketahui bahwa mayoritas pertumbuhan penduduk yang berada pada tingkat tinggi adalah di Kecamatan Kartasura, sedangkan kecamatan lain hanya menunjukan pertumbuhan di tingkat sedang hingga rendah.
PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DISPARITAS REGIONAL ANTARKECAMATAN DI KOTA TANGERANG SELATAN Muhammad Bintang Wibowo Nugraha; Zulqadri Ansar; Nela Agustin Kurnianingsih
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol 2 No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu (LP3) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v2i2.843

Abstract

Regional disparity is a phenomenon of economic differences between regions (Bakri, et.al 2016). The Bappeda of Banten Province stated that South Tangerang City experienced a relatively high regional disparity level (Noviar, 2021). Triyanto, et.al (2019) stated that land use changes influenced regional disparity. However, this influence has not been identified in South Tangerang City. This study aims to identify the influence of land use change on regional disparity between sub-districts in South Tangerang City in 2015 and 2019. The data collection technique uses secondary data from related agencies with regional disparity, spatial and multiple linear regression statistical analysis techniques. The results of the analysis show that regional disparity consist of low, medium and high levels. Then, land use changes in 2019 are built-up land use change with an area of ​​493.29 ha (84.75%) and non-built-up land use change with an area of ​​88.73 ha (15.25%) out of a total of 582, 02 ha (100%). Furthermore, the influence of built-up land use change (X1) and non-built-up land use change (X2) simultaneously or partially has a significant influence on regional disparity (Y) which is 86%, while the remaining 14% is influenced by other independent not examined variables.
Kebutuhan Lahan Kopi Minimum untuk Kesejahteraan Petani di Provinsi Lampung Baiq Rindang Aprildahani; Nela Agustin Kurnianingsih; Marsista Buana Putri; Annisa Aprilia
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 23, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v23i1.3104

Abstract

Indonesia, which is known to be an agricultural country and as one of the largest coffee exporters in the world, still has problems with the welfare of farmers. Decreased in agricultural land area can threaten the welfare of farmers. This is one of the concerns of this study by taking a case study of the welfare of coffee farmers in Lampung. This study aims to identify the need for a minimum coffee land area to maintain the stability of the welfare of coffee farmers in Lampung. This research will be conducted using qualitative descriptive research methods to examine efforts in the welfare of coffee plantation farmers, through its key factor, namely land ownership. The research process was carried out by identifying the results of calculating the production value and cost of coffee production in Lampung, which was then continued by calculating the level of welfare of the coffee farming community in order to get the final result of calculating the minimum coffee land area in Lampung. Based on the calculation results, each coffee farmer in Lampung Province needs an average of 4.06 hectares to meet the welfare according to the resident minimum wage. Meanwhile, based on the 2020-2022 National Leading Plantation Statistics, the average land area owned by coffee farmers in Lampung Province is still far from the need to fulfill the welfare of these farmers, which only reaches 27% (1.1 Ha).
PENGUATAN EKONOMI LOKAL DESA BANDING MELALUI INKUBATOR BISNIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS TEKNOLOGI Kurnianingsih, Nela Agustin; Putri, Marsista Buana; Tanjung, Adinda Sekar; Larasati, Dyah Ayu; Praseptiawan, Mugi
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): TEKNOKREATIF : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 2 Edisi 1
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v2i1.735

Abstract

Desa Banding dengan kekayaan alamnya memiliki produk hasil olahan perikanan dan perkebunan yang selayaknya dapat berkembang dan produknya dikenal hingga ke luar Lampung. Saat ini produk UMKM Desa Banding memiliki permasalahan dalam hal daya tahan, pengemasan, dan pemasaran sehingga perlu upaya mengembangkan produk UMKM Desa Banding melalui inkubator bisnis produk pertanian berbasis teknologi. Kegiatan ini dilakukan agar Desa Banding ini dapat memperkuat ekonomi lokalnya. Metode yang digunakan adalah observasi, FGD, sosialisasi pengemasan dan izin edar, serta pelatihan pengemasan produk dengan peralatan dan kemasan yang juga diserahkan ke desa. Pelaku usaha mikro Desa Banding dan juga perangkat desa sangat antusias yang dilihat dari brand yang telah disepakati yakni BANTERA, bentuk logo kemasan yang disepakati, pembentukan tim inti UMKM Desa Banding, tambahan pengetahuan dalam pengemasan produk khususnya produk yang lama simpannya terbatas, serta memanfaatkan peralatan yang telah diberikan untuk mulai mengemas produk secara baik dan apik.
Penyediaan Perangkat Smart Lighting untuk Penerangan Jalan Desa Neglasari, Kabupaten Lampung Selatan Putri, Husna Tiara; Tanjung, Adinda Sekar; Kurnianingsih, Nela Agustin; Putri, Marsista Buana; Yunesti, Putty
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): TEKNOKREATIF : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 Nomer 2 Tahun 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v3i2.1653

Abstract

Lampu penerangan jalan adalah salah satu komponen sistem transportasi wilayah yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Penyediaan lampu penerangan jalan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fungsi keamanan dan keselamatan perjalanan, khususnya bagi kegiatan transportasi di malam hari. Desa Neglasari memiliki jumlah lampu penerangan jalan yang terbatas sehingga sebagian besar wilayah desa gelap dan diperlukan penambahan lampu penerangan di sejumlah titik ruas jalan. Selain itu, sejumlah lampu juga rusak karena tidak adanya mekanisme kontrol untuk mematikan lampu pada siang hari. Berdasarkan masalah tersebut, penyediaan lampu penerangan jalan dengan konsep Smart Lighting diperlukan. Kegiatan dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif untuk menjamin tersedianya lampu penerangan jalan sesuai dengan kebutuhan riil. Kegiatan mendapat respon yang sangat baik. Hasil dari kegiatan adalah terciptanya lampu penerangan jalan yang hemat energi dan mudah digunakan oleh masyarakat karena telah mendukung otomatisasi penyalaan lampu jalan pada waktu siang dan malam hari melalui sensor photocell dan sensor remote yang dirakit pada lampu.