Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Naratif Buku Cerita Bergambar, Apakah Hewan Bisa Berjalan Di Atas Air Nurhablisyah Nurhablisyah; Rina Wahyu Winarni; Renanda Adhi Nugraha
GANDIWA Jurnal Komunikasi Vol 2, No 2 (2022): Gandiwa Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/g.v2i2.1572

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis naratif buku cerita bergambar berjudul Para Detektif Mungil, Apakah Hewan Bisa Berjalan di Atas Air? Buku ini merupakan buku yang ditulis oleh Cressida Cowell, seorang penulis terkenal asal Inggris. Buku ini merupakan hadiah bagi konsumen yang membeli paket Happy Meal McDonald di tahun 2019 sampai dengan 2021. Metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan Teori Naratif dalam buku cerita yang dikemukakan oleh Bateman, di mana di dalamnya terdapat teks dan gambar. Dalam merancang buku cerita bergambar ada dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama teks dan gambar serta unsur instrinsik. Unsur intrinsik cerita terdiri dari; penokohan, alur, seting tempat dan waktu, serta amanat. Dalam buku cerita ini, mengisahkan keluarga yang terdiri dari lima orang; yaitu ayah, ibu, Olly, Tyga dan Bo serta kumbang ungu. Mereka tinggal di rak buku raksasa. Jika ada hal yang ingin mereka cari, mereka mencarinya ke dalam buku dan membawa benang merah agar bisa kembai ke rumah mereka. Ide pembuatan buku ini bertujuan agar menumbuhkan minat baca pada anak dan keluarga. Elemen visual dalam buku ini adalah garis, bentuk tekstur, warna dan komposisi. Warna didominasi oleh warna hijau dan tekstur air. Hal ini disebabkan karena setting tempat umumnya terjadi di sungai. Cressida merupakan penulis yang telah menelurkan beberapa karya, melalui buku cerita setebal 26 halaman ini, ide cerita yang sederhana bisa dikemas dengan menarik melalui paparan konflik serta ilustrasi yang sesuai serta pemainan bagi pembaca di akhir halaman.
Pembuatan Batik Jumputan di RT 10 RW 02 Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan Catur Sunu Wijayanto; Renanda Adhi Nugraha; Enny Nurcahyawati
KANGMAS: Karya Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): KANGMAS: Karya Ilmiah Pengabdian Masyarakat
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/kangmas.v4i2.1157

Abstract

One of the obligations of lecturers within the framework of the Tri Darma of Higher Education is community service, apart from education/teaching and research. The team of lecturers from the Visual Communication Design Study Program (DKV) is expected to use DKV knowledge as a basis for an approach to solving problems faced by the community to become a field of work in community service. The abdimas partners are PKK women cadres who are also housewives in the Tanjung Barat sub-district, Jagakarsa sub-district, South Jakarta. Their number is about 15 people who are already forty years old on average but still want to increase their family income by producing and selling merchandise but they don't have production skills. This desire is motivated by Indonesia's declining economic condition so that it is not sufficient for their daily needs. This community service solution can be seen as a contribution to efforts to preserve batik, especially jumputan as part of the Indonesian nation's cultural identity which has been in decline since the mid-20th century. Now most of the batik circulating in the market is printed batik which is actually not batik and some are imported products