Billy T. Wagey
Universitas Sam Ratulangi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UJI TOKSISITAS SOFTCORAL Lobophytum Sp. TERHADAP UDANG Artemia salina, L MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY Nickson J. Kawung; Rizald M. Rompas; Billy T. Wagey; Adolfina Sumangando; Hindang Kaempe; Sonny Untu; Royke R. Palandi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54984

Abstract

Marine biota resources as a potential asset that can be used into various products including pharmaceutical products because they were a natural ingredient that very rich in biologically active compounds with a unique structure. Softcoral Lobophytum is one of the marine biota that has the secondary metabolites which can be useful in pharmacology field. The purpose of this study is to test the toxicity of the soft coral extract of Lobophytum sp as an anti-cancer biopotential. This research is using the Brine Shrime Lethality Test (BSLT) method, with laboratory experiments. Solfcoral samples were taken from Bunaken Island that using purposive sampling method. The test concentrations using 10, 100, 500 and 1000 ppm. The analysis toxicity using probit analysis for minitab program. The results showed that the increasing of concentration was followed by the increasing of the mortality number of the animal testing. The results of probit analysis obtained an LC50 value of 9.98 ppm. These results indicate that the bioactive substance of softcoral Lobophytum sp has the potential as an anti-cancer compound. Keywords: Soft coral, Lobophytum sp, anti cancer, Artemia salina ABSTRAK Sumber daya biota laut merupakan aset potensial yang dapat digunakan menjadi aneka produk termasuk di antaranya produk farmasi karena merupakan bahan alam yang sangat kaya senyawa aktif biologi dengan struktur yang unik. Softcoral Lobophytum salah satu biota laut yang memiliki metabloit sekunder yang dapat bermanfaat dalam bidang farmakologi. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas ekstrak karang lunak Lobophytun sp sebegai biopotensi antikanker. Metode penelitiaan digunakan yaitu metode Brine Shrime Lethality Tes (BSLT), dengan percobaan laboratorium. Sampel solfcoral diambil dari pulau Bunaken, pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Konsentrasi uji menggunakan 10, 100, 500 dan 1000 ppm. Analisis Toksisitas menggunakan analisis probit dengan menggunakan program minitab. Hasil yang diperoleh menunjukan setiap bahwa setiap kenaikan konsentrasi diikuti dengan kenaikan jumlah mortalitas hewan uji. Hasil analisis probit diperoleh nilai LC50 9.98 mg/l. Hasil ini menunjukan bahwa susbtans bioaktif darri softcoral Lobophytum sp berpotensi sebagai senyawa antikanker. Kata kunci. Karang lunak, Lobophytum sp, anti kanker, Artemia salina
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KARANG LUNAK Lobophytum sp. dan Sinularia sp. ASAL PERAIRAN TATELI TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Yoan Lumbu; Fitje Losung; Esther D. Angkouw; Billy T. Wagey; Veibe Warouw; Edwin L. A. Ngangi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55002

Abstract

Karang lunak merupakan salah satu jenis hewan dari filum Cnidaria yang hidup di dalam laut tepatnya di area terumbu karang. Karang lunak lebih dikenal sebagai Alcyonaria, diketahui memproduksi senyawa antibekteri dari metabolit sekunder yang diproduksinya sebagai alat pertahanan diri di alam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar karang lunak Lobophytum sp. dan Sinularia sp. dan fraksi partisi karang lunak Sinularia sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstraksi diawali dengan Maserasi sampel menggunakan metanol 95% selama tiga kali dan kemudian filtrat yang didapatkan dievaporasi dengan Rotary vacuum evaporator. Ekstrak yang didapatkan difraksinasi dengan metode Partisi Cair menggunaka pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer). Hasil pengujian antibakteri kedua ekstrak sampel karang lunak dan ketiga fraksi karang lunak Sinularia sp. menunjukan mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Fraksi n-heksana karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Selanjutnya fraksi n-heksana dan fraksi metanol karang lunak Sinularia sp. menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri S. aureus dengan zona hambat 10 mm (tergolong sedang). Kata Kunci : Karang Lunak, Ekstrak, Partisi, Antibakteri. ABSTRACT Soft coral is one type of animal from the phylum Cnidaria that lives in the sea, precisely in the area of coral reefs. Soft corals, better known as Alcyonaria, are known to produce antibacterial compounds from secondary metabolites they produce as a means of self-defense in nature. The purpose of this study was to test the antibacterial activity of the crude extract of the soft coral Lobophytum sp. and Sinularia sp. and the partition fraction of the soft coral Sinularia sp. against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Extraction begins with maceration of the sample using 95% methanol three times and then the filtrate obtained is evaporated using a rotary vacuum evaporator. The extract obtained was fractionated by the Liquid Partition method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The antibacterial activity testing method used was agar diffusion (disc diffusion Kirby and Bauer). The results of the antibacterial test of the two extracts of the soft coral samples and the three fractions of the soft coral of Sinularia sp. showed that it was able to inhibit the growth of E. coli and S. aureus bacteria. Soft coral n-hexane fraction Sinularia sp. showed the best activity against E. coli bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Furthermore, the n-hexane fraction and the methanol fraction of the soft coral Sinularia sp. showed the best activity against S. aureus bacteria with an inhibition zone of 10 mm (medium). Keywords : Soft coral, Extract, Partition, Antibacterial.
KONDISI PADANG LAMUN DI SEKITAR PERAIRAN MOKUPA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Meilin Yulita Walo; Calvyn F. A. Sondak; Darus Sa’adah Johanis Paransa; Janny D. Kusen; Joshian N. W. Schaduw; Billy T. Wagey; Jetty Rangan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55012

Abstract

Seagrass is the only flowering marine plant that lives permanently in shallow coastal waters and plays a key ecological role. This study aims to determine the types of seagrasses, community structure and current condition of seagrass beds nearby Mokupa waters. The method that used in this studywas the line transect method. This study found 5 types of seagrass and identified as : Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Syringodium isoetifolium. The average species density value was 25 ind/m², frequency was 1.26, species cover is 25.5. The highest important value index (INP) belongs to Cymodocea rotundata (101.5%). The diversity index (H’) was moderate with an average value of 1.17 and the dominance index is low with an average C value of 0.32. Based on the seagrass cover category, the seagrass beds in the study area were categorized as "rare" (0-25%). Water temperature ranging from 29 to34°C and water salinity 25 to 29‰. The substrate types found weresandy mud, muddy sand, and rubbels. Keywords : Seagrass, Percentage of Closure, Community Structure, Mokupa Beach ABSTRAK Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan laut berbunga yang hidup secara tetap di lingkungan perairan pantai yang dangkal dan merupakan kunci dalam peranan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis lamun, struktur komunitas dan kondisi terkini padang lamun di sekitar perairan Mokupa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode line transek kuadrat. Pada penelitian ini ditemukan 5 jenis lamun yang teridentifikasi yaitu : Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium. Nilai rata-rata kerapatan jenis 25 ind/m², frekuensi jenis 1,26, penutupan jenis 25,5, Indeks nilai penting (INP) lamun tertinggi terdapat pada spesies Cymodocea rotundata dengan nilai sebesar (101,5%). Indeks keanekaragaman sedang dengan nilai rata-rata H’ 1,17 dan indeks dominansi rendah dengan nilai rata-rata C 0,32. Berdasarkan kategori penutupan lamun, padang lamun yang terdapat di lokasi penelitian dikategorikan “jarang” dengan nilai penutupan lamun 0-25%. Faktor lingkungan antara lain: suhu berkisar 29 - 34°C, salinitas 25 - 29‰. Jenis substrat yang ditemukan adalah lumpur berpasir, pasir berlumpur, dan pecahan karang. Kata Kunci : Lamun, Persentase Penutupan, Struktur Komunitas, Pantai Mokupa
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA PONTO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Khusnul Hotimah; Calvyn F.A. Sondak; Sandra O. Tilaar; Billy T. Wagey; Antonius P. Rumengan; Desy M.H. Mantiri
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.57803

Abstract

Hutan mangrove sangat penting untuk kehidupan biota dan lingkungan sekitarnya. Ekosistem mangrove terletak di seluruh kepulauan Indonesia. Desa Ponto merupakan daerah yang juga memiliki keanekaragaman mangrove yang cukup tinggi. Penelitian dilaksanakan di Desa Ponto Jaga Tiga Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dengan titik koordinat transek 1(1o39’45.54”U, 124o55’18.79”T), 2(1o39’26.96”U, 124o55’9.74”T),3(1o38’53.’93”U, 124o55’3.39”T), tujuan penelitian untuk mengetahui Struktur Komunitas Mangrove di Desa Ponto Jaga Tiga Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Setiap lokasi ditarik (line transect) sepanjang 100m dan diletakan 5 kuadran dari darat ke laut. Kuadran berukuran 10m x 10m, jarak antar kuadran 10m. Studi menemukan 6 spesies mangrove yaitu Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorrhiza, Xylocarpus granatum, Rhizophora mucronata, dan Avicennia alba. Nilai kerapatan tertinggi ditemukan jenis R.apiculata dan nilai kerapatan terendah yaitu X.granatum. Nilai frekuensi jenis tertinggi R.mucronata dan R.apiculata, frekuensi jenis terendah yaitu X.granatum. Nilai penutupan jenis tertinggi yaitu R.mucronata dan terendah jenis X.granatum. Indeks nilai penting tertinggi jenis R.mucronata. Indeks keanekaragaman rata-rata dengan nilai 1,02 termasuk kategori sedang. Nilai keseragaman sebesar 0,62 dengan indeks dominasi yaitu 0,81. Kata Kunci: Mangrove, Struktur Komunitas, Desa Ponto
SEBARAN OYSTER Saccostrea cuccullata DI TIANG DERMAGA LABORATORIUM BASAH LIKUPANG Supriadi Lalandos Losoh; Farnis B. Boneka; N. Gustaf F. Mamangkey; Deiske A. Sumilat; Billy T. Wagey; Jane M. Mamuaja
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.2.2024.58218

Abstract

Kerang Saccostrea cuccullata merupakan spesies penting dalam ekosistem pesisir. Keberadaanya pada struktur buatan manusia seperti dermaga dapat memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan perairan dan potensi pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang sebaran S. cuccullata di tiang dermaga Likupang serta menganalisis hubungan antara ukuran cangkang S. cuccullata dengan posisi vertical pada tiang dermaga Laboratorium Basah, Likupang. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengobservasi kehadiran oyster di dinding tiang dermaga pada beberapa sisi; sisi depan, sisi belakang, dan sisi luar kemudian mendeskripsikan sebaran ukuran oyster terhadap posisi vertical dengan mencatat ketinggian oyster dan mengambil oyster untuk dilakukan pengukuran Panjang cangkang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,75% tiang dihuni Saccostrea cuccullata. Pengukuran Panjang cangkang S. cuccullata menunjukkan bahwa oyster yang menempati level atas dengan Panjang rata-rata 3,50 cm; level tengah berukuran 6, 35 cm; dan level bawah 8, 33 cm. Dengan demikian, posisi vertical sangat berpengaruh pada periode makan dan secara langsung berdampak pada pertumbuhan dan ukuran tubuh oyster. Kata kunci: Saccostrea cuccullata, sebaran, ukuran cangkang