Trisno Agung Wibowo
Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kasus Malaria di Puskesmas Amban Manokwari Papua Barat Nurlaili Farida Muhajir; Fitri Nadifah; Trisno Agung Wibowo; Yola Ramadhani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.35 KB)

Abstract

Penyakit malaria merupakan permasalahan global. Malaria yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, mengancam jiwa dan dapat menimbulkan kematian. Indonesia mempunyai beberapa wilayah endemis penyakit ini. Insidensi tertinggi ditemukan di Provinsi Papua dan Papua Barat, dengan API (annual parasite incidence) per 1000 penduduk pada tahun 2017 yaitu 59,00 dan 14,97. Untuk mengetahui jumlah persentase kasus malaria serta gambaran perilaku pencegahan terhadap gigitan nyamuk di desa endemik malaria yaitu kabupaten Amban, Manokwari, Papua Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Subjek penelitian sejumlah 80 responden yang diduga terinfeksi malaria dan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium Puskesmas Amban Kabupaten Manokwari Papua Barat. Pengambilan spesimen darah kapiler, pembuatan preparat sediaan malaria serta pewarnaan dengan pewarna Giemsa, dilakukan pada bulan Juni-Juli 2019 di Laboratorium Puskesmas Amban, sedangkan pembacaan preparat dilakukan di Laboratorium Klinik STIKES Guna Bangsa Yogyakarta. Analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Dari 80 preparat yang diperiksa, ditemukan sampel yang positif malaria sebanyak 42 subjek (52,5%) dan negatif malaria sebanyak 38 subjek (47,5%). Spesies penyebab malaria adalah Plasmodium falciparum sebanyak 41 subjek (97,6%) dan Plasmodium vivax sebanyak 1 subjek (2,4%). Perilaku pencegahan dari gigitan nyamuk subjek terinfeksi malaria menunjukkan bahwa 39 subjek (48,7%) tidak menggunakan repelan; 25 subjek (31,3%) melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari. Persentase tertinggi kasus malaria di Puskesmas Amban disebabkan oleh spesies Plasmodium falcifarum. Faktor perilaku pencegahan gigitan nyamuk yang diduga berperan dalam terjadinya infeksi adalah tidak menggunakan repelan dan melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari.