Putri Maryam F
Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implikasi Pendidikan dari Al-Qur’an Surat Al-Kahfi Ayat 71-82 tentang Interaksi Nabi Musa dengan Nabi Khidir terhadap Komunikasi Interaksional Putri Maryam F; Mujahid Rashid; Heru Pratikno
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v3i1.6897

Abstract

Abstract. The educational process is very dependent on the holder of the tool, namely the educators. However, the current reality is that there are not a few educators and managers of educational institutions who have not been able to improve their quality. One reason is the lack of knowledge of understanding the Qur'an. To restore these conditions, the efforts made are to provide an understanding of the Qur'an, one of which is by studying the Al-Qur'an surah Al-Kahf verses 71-82. From the statement above, the formulation of the problem is formed, namely: (1) What is the opinion of the mufassir about the Al-Qur'an surah Al-Kahf verses 71-82? (2) What is the essence of Surah Al-Kahf verses 71-82? (3) What is the theory of interactional communication according to experts? (4) What are the educational implications contained in Q.S. Al-Kahf verses 71-82 about the interaction between Prophet Musa and Prophet Khidir regarding interactional communication? The method used in this research is descriptive-analytical method. The technique used in data collection is the library research technique (library) researchers examine in depth the interpretations related to research problems. From this research, it was obtained the contents of QS Al-Kahf verses 71-82 that everything that happens must have a reason behind it, unresolved doubts and ignorance can lead to failure, Allah knows what we do not know, does good without strings attached, and it is not permissible for us to prejudice in advance about things we don't know the reasons for. The implications of Q.S Al-Kahf verses 71-82 are that before carrying out the learning process, educators should make agreements or establish regulations with students, in order to create an orderly and directed educational process, an educator should instill intentions in the heart while carrying out worship so that the educational process or teaching interactions are carried out sincerely without any strings attached, before carrying out the educational process the educator should inform the purpose of the educational process to be carried out, as a good student should not be prejudiced against things for which the reason is unknown, because everything must have a reason behind it. Abstrak. Proses pendidikan sangat bergantung pada pendidik. Namun kenyataannya kualitas pendidik dan pengelola lembaga pendidikan belum berkualitas baik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan untuk memahami Al-Qur'an. Untuk mengembalikan kondisi tersebut, maka dilakukan upaya pendalaman pemahaman Al-Qur'an, salah satunya dengan mempelajari Al-Qur'an Surah Al-Kahfi ayat 71-82. Dari pernyataan di atas maka tebentuk rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana pendapat para mufassir tentang Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 71—82? (2) Bagaimana esensi dari surat Al-Kahfi ayat 71—82? (3) Bagaimana teori komunikasi interaksional menurut para ahli? (4) Apa implikasi pendidikan yang terkandung dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 71-82 tentang interaksi antara Nabi Musa dengan Nabi Khidir terhadap komunikasi interaksional? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis. Dalam mengkaji peneliti menggunakan Teknik liberary research (kepustakaan) peneliti mengkaji secara mendalam dari tafsir yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari penelitian ini diperoleh isi kandungan QS Al-Kahfi ayat 71-82 bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki alasan dibaliknya, keraguan dan ketidaktahuan yang tidak dipecahkan dapat menimbulkan kegagalan, Allah mengetahui hal yang tidak kita ketahui, melakukan kebaikan tanpa pamrih, serta tidak boleh berprasangka terlebih dahulu terhadap hal yang belum kita ketahui alasannya. Adapun implikasi dari Q.S Al-Kahfi ayat 71-82 yakni sebelum melaksanakan proses pembelajaran, pendidik hendaknya melakukan kesepakatan atau menetapkan peraturan dengan peserta didik, guna menciptakan proses pendidikan yang tertib dan terarah, seorang pendidik hendaknya menanamkan niat dalam hati sedang melaksanakan ibadah sehingga proses pendidikan atau interaksi pengajaran dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih, sebelum melaksanakan proses pendidikan hendaknya pendidik menginformasikan tujuan dari proses pendidikan yang akan dilaksanakan, sebagai peserta didik yang baik sebaiknya tidak berprasangka terhadap hal yang belum diketahui alasannya, karena segala sesuatu pasti memiliki alasan dibaliknya.
Implikasi Pendidikan dari Surat Al-Kahfi Ayat 71-82 terhadap Komunikasi Interaksional Putri Maryam F; Mujahid Rasyid; Heru Pratikno
Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam (JRPAI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpai.v3i1.1826

Abstract

Abstract. Humans are social creatures which means they need other humans. Humans cannot control their own lives in everyday life. As a result, humans need the help of other humans. Islam has established rules and moral values for each of its adherents, including those related to social life that guarantee happiness for every Muslim. However, based on what is currently happening, Muslims themselves are far from the principles set by Islam. Neighbors are part of one form of socialization of life. As social beings, everyone has the desire to have neighbors. The reason is, without neighbors, the living environment will not be comfortable. However, having neighbors who don't know manners is also one of the causes of an uncomfortable place to live. The purpose of this study is to find out the opinion of the Mufassir about QS. An-Nisa verse 36, knowing the Essence of QS. An-Nisa verse 36 according to the Mufassir, knowing the opinion of Education experts on Neighbor Ethics, knowing the Educational Implications of QS. An-Nisa verse 36 concerning Neighboring Ethics Against Efforts to Cultivate Neighborhood Ethics in the Family. This study uses a qualitative approach. Research is carried out by looking at certain sources, searching, studying books, articles or others related to the title. The type of research used is good neighbor literature which is a source of happiness. Abstrak. Manusia adalah makhluk sosial artinya membutuhkan manusia lainnya. Manusia tidak dapat mengontrol kehidupannya sendiri dalam sehari-hari. Akibatnya, manusia membutuhkan bantuan manusia lain. Islam telah menetapkan aturan serta nilai moral bagi setiap pemeluknya, termasuk yang berkaitan dalam kehidupan sosial yang menjamin kebahagiaan bagi setiap muslim. Namun, berdasarkan apa yang terjadi saat ini, umat Islam sendiri jauh dari prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan oleh Islam. Bertetangga merupakan bagian dari salah satu bentuk sosialisasi kehidupan. Sebagai makhluk sosial, setiap orang memiliki keinginan untuk mempunyai tetangga. Alasannya, tanpa adanya tetangga, lingkungan tempat tinggal tidak akan nyaman. Akan tetapi, memiliki tetangga yang tidak tahu sopan santun jua menjadi salah satu penyebab tidak nyamannya tempat tinggal. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pendapat para Mufassir tentang QS. An-Nisa ayat 36, mengetahui Esensi dari QS. An-Nisa ayat 36 menurut para Mufassir, mengetahui pendapat para pakar Pendidikan tentang Etika Bertetangga, mengetahui Implikasi Pendidikan dari QS. An-Nisa ayat 36 tentang Etika Bertetangga Terhadap Upaya Penanaman Etika Bertetangga di Keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan judul. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan tetangga yang baik merupakan sumber kebahagiaan.