Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Produk Genteng dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Fariz Izzulhaq; Puti Renosori; Selamat
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6697

Abstract

Abstract. Quality control is an effort made by the company in carrying out the process of controlling the level of product quality produced. Quality control has a vital role in a business process in a company, because the goal is to improve product quality measures to achieve higher levels of customer satisfaction. This is related to the quality of production, whose value is increasingly taken into account every day. PT Abadi Genteng is a tile product manufacturing factory which in its production activities still has a defect rate ranging from 4.1% - 7.6% of its production. This phenomenon is part of the problem that needs to be resolved to minimize the losses experienced by the company. The improvement effort is carried out by identifying the factors causing the defects using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. Keywords: Quality Control, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Abstrak. Pengendalian kualitas merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan proses kontrol terhadap tingkatan kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas memiliki peran yang vital dalam suatu proses bisnis di suatu perusahaan, karena tujuannya untuk meningkatkan ukuran kualitas produk guna pencapai tingkatan kepuasan konsumen yang semakin tinggi. Hal tersebut memiliki keterkaitan terhadap kualitas hasil produksi yang semakin hari semakin diperhitungkan nilainya. PT Abadi Genteng merupakan pabrik penghasil produk genteng yang dalam aktivitas produksinya masih memiliki tingkat kecacatan yang berkisar antara 4,1% - 7,6% dari hasil produksinya. Fenomena tersebut merupakan bagian dari permasalahan yang perlu diselesaikan untuk meminimalisir kerugian yang dialami perusahaan. Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan melakukan proses identifikasi faktor penyebab terjadinya cacat dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Perancangan Fasilitas Kerja Polishing untuk Mengurangi Gangguan Muskuloskeletal di CV X Muhammad Fikri Boy; Eri Achiraeniwati; Selamat
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v3i1.1973

Abstract

Abstract. CV. X is engaged in Mold and Die Casting in Bandung Regency. Operators in carrying out their work complain of pain in several parts of the body, one of the reasons being polishing activities which are carried out manually and repeatedly from rough to extra smooth surfaces, the work facilities provided cause the operator's way of working to become not ergonomic. The purpose of this research is to design ergonomic polishing work facilities so as to minimize the level of complaints and eliminate repetitive activities. The research method was carried out using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire to determine the level of pain complaints and the Assessment Repetitive Task (ART) Tools method for measuring work risk. The results of the Nordic Body Map (NBM) questionnaire on the neck and wrist body segments workers experience very disturbing pain, the upper back body segment with disturbing pain, the elbow body segment experiences quite disturbing pain and on the shoulder and back body segments down experiencing a bit of nagging pain. The results of the work risk analysis on the chamfering and polishing process of the contents of the mold produce low to high exposure values. The highest exposure score results in the process of polishing the contents of the mold, this score indicates that the work is at risk and needs to be repaired immediately. The proposed design of work facilities is in the form of work tables and chairs as well as assistive devices in the form of sanding machines and sanding hoses to reduce repetitive manual activities. The results of the risk assessment for all work elements of the polishing process in the proposed work facility are in the low category Abstrak. CV. X bergerak dalam bidang Mold and Die Casting di Kabupaten Bandung. Operator dalam melakukan pekerjaannya mengeluhkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh, salah satu penyebabnya karena kegiatan polishing yang dilakukan secara manual dan berulang dari permukaan kasar hingga ekstra halus, fasilitas kerja yang disediakan menyebabkan cara kerja operator menjadi tidak ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang fasilitas kerja polishing ergonomis sehingga meminimalisasi tingkat keluhan dan menghilangkan kegiatan berulang yang. Metode penelitian dilakukan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui tingkat keluhan rasa sakit dan metode Assessment Repetitive Task (ART) Tools untuk pengukuran risiko kerja. Hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM) pada segmen tubuh leher dan pergelangan tangan pekerja mengalami rasa sakit sangat menganggu, pada segmen tubuh punggung atas dengan rasa sakit yang menganggu, pada segmen tubuh siku mengalami rasa sakit yang cukup menganggu dan pada segmen tubuh bahu dan punggung bawah mengalami rasa sakit yang sedikit menganggu. Hasil analisis risiko kerja pada proses chamfer dan polishing isi cetakan menghasilkan nilai eksposur rendah hingga tinggi. Hasil skor eksposur tertinggi pada proses polishing isi cetakan, skor tersebut mengindikasikan bahwa pekerjaan tersebut berisiko dan perlu dilakukannya perbaikan segera. Perancangan fasilitas kerja yang diusulkan berupa meja kerja dan kursi serta alat bantu berupa mesin ampelas dan selang ampelas untuk mengurangi kegiatan manual yang dilakukan secara berulang. Hasil penilaian risiko untuk seluruh elemen kerja proses polishing pada usulan fasilitas kerja berada pada kategori rendah.