Anissa Cindy Nurul Afni
Universitas Kusuma Husada Surakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SELF EFFICACY BERHUBUNGAN DENGAN KESADARAN PEMUDA SEBAGAI BYSTANDER CPR PADA HENTI JANTUNG DI LUAR RUMAH SAKIT DI MASA PANDEMI COVID-19 Anissa Cindy Nurul Afni; Mila Wahyu Utami; Meri Oktariani; S.Dwi Sulisetyawati; Sutiyo Dani Saputro
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 1, Januari 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i1.988

Abstract

Peningkatan kasus henti jantung di luar rumah sakit (Out of Hospital Cardiac Arrest-OHCA) terjadi sejak pandemi Covid-19. Ditemukan variasi prognosis pada kasus OHCA akibat menurunnya tingkat keberhasilan dan bantuan resusitasi. American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk meningkatkan peran komunitas sebagai bystander salah satunya melalui pemuda. Pemuda mempunyai fisik yang kuat, sigap dan kemauan belajar yang tinggi, tetapi potensi pemuda sebagai bystander masih kurang berhubungan dengan kesadaran diri dan self efficacy. Self efficay erat dengan keengganan untuk membantu orang asing. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kesadaran dengan self efficacy pemuda sebagai bystander CPR pada henti jantung di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pemuda Desa Waru Karangnayar sebanyak 210 anggota. Sampel diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan jumlah 44 responden. Hasil uji chi-square menunjukkan p-value variabel kesadaran dengan self efficacy sebesar 0,006 (p<0,05) berarti bahwa ada hubungan antara kesadaran dengan self efficacy. Self efficacy adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Seseorang yang mengenali dirinya tentu menyadari akan kemampuan diri pemuda yang sadar akan perannya, akan memiliki self efficacy yang tinggi untuk menghubungi Emergency Medical Service (EMS). Ketika seseorang sadar akan kejadian henti jantung maka efikasi diri pada seseorang tersebut akan timbul. Since the Covid-19 pandemic there had been an increase in cases of Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Variations of survival rate in OHCA cases due to decreased success rates and resuscitation assistance by bystender. The American Heart Association (AHA) recommends increasing the role of the community as bystanders, one of which is addolscents. Young people are physically strong, alert and have a high willingness to learn, but their potential as bystanders is still lacking due to a lack of self afficy. Self efficacy relates to reluctance to help strangers. This purpose of this study was to analyze the relationship between self-efficacy anda awareness addolscents as bystanders CPR in cardiac arrest during the Covid-19 pandemic. The type of research is quantitative observational analytic with a cross sectional approach. The population in this study were the addolscents of Waru Karangnayar Village with 210 members. Sampling used non-probability sampling technique with 44 respondents. Data analysis used the chi-square test. The results showed that the p-value of the variable awareness with self-efficacy is 0.006 (p <0.05) meaning that there is a relationship between self-efficacy and awareness. Self efficacy is an individual's belief about his ability to perform tasks or actions needed to achieve certain results. Someone who knows himself is certainly aware of his own abilities. The Covid-19 pandemic continues to increase and spread widely, giving rise to challenges faced, namely ensuring victims of cardiac arrest without or confirmed Covid-19 get first aid and a chance to live without endangering the safety of helpers. Situation self-awareness is the awareness a person has of a particular situation and an understanding of what is going on. As a bystander, young people who are aware of their role will have high self-efficacy in contacting the Emergency Medical Service (EMS). When a person is aware of the occurrence of cardiac arrest, self-efficacy in that person will arise.
STORYTELLING DENGAN BONEKA JARI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT NYERI PEMASANGAN INFUS PADA ANAK PRA SEKOLAH Ika Subekti Wulandari; Endar Setyaningsih; Anissa Cindy Nurul Afni
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.094 KB) | DOI: 10.33867/jka.v7i1.175

Abstract

Pada masa perawatan di rumah sakit, anak prasekolah dapat mengalami hospitalisasiakibat adanya tindakan invasif seperti pemasangan infus. Pemasangan infus merupakantindakan yang sering menimbulkan nyeri pada anak. Diperlukan terapi nonfarmakologidengan teknik distraksi bercerita agar anak bisa lebih kooperatif dalam pemasangan infus.Storytelling dengan boneka tangan dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasandalam mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh metode storrytelling dengan boneka jari terhadap tingkat nyerianak usia prasekolah saat pemasangan infus di rawat inap Puskesmas Weru. Penelitian iniadalah quasi eksperimental design dengan rancangan post test only design. Pengambilansampel dengan incidental sampling sejumlah 19 anak kelompok perlakuan dan 19 anakkelompok kontrol. Tingkat nyeri diukur dengan wong-baker faces pain rating scale. Analisisdata menggunakan uji mann withney. Hasil uji analisis mann withney didapatkan nilai pvalue 0,000 artinya ada perbedaan tingkat nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompokkontrol. Kesimpulannya adalah ada pengaruh memberikan perlakuan strorytelling denganboneka jari terhadap tingkat nyeri anak usia prasekolah saat pemasangan infus. Bagiperawat atau tenaga kesehatan lainnya diharapkan untuk melakukan teknik distraksibercerita sebagai terapi nonfarmakologi saat melakukan tindakan invasif agar tingkat nyerianak lebih rendah atau berkurang.
Peningkatan Kesiapan Masyarakat dalam Pemberian Pertolongan Pertama Henti Jantung di Masa Pandemi COVID-19 Anissa Cindy Nurul Afni; Sutyo Dani Saputro; Noor Fitriyani
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.517 KB)

Abstract

Kasus henti jantung di luar rumah sakit (OHCA) pada masa Pandemi Covid-19 menglami peningkatan. Peningkatan jumlah OHCA salah satunya akibat menurunnya angka bantuan resusitasi oleh orang terdekat (bystander) karena merasa takut terpapar infeksi dan meningkatnya angka henti jantung yang tidak disaksikan oleh penolong dan orang terdekat karena isolasi mandiri. Tujuan Pengabdian ini untuk Peningkatan Kesiapan Masyarakat sebagai Bystender CPR pada Terduga Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri. Target kegiatan pengabdian ini adalah Masyarakat di Kelurahan Joglo Surakarta. Luaran kegiatan yang diinginkan bagi masyarakat yaitu terjadi terjadi peningkatan status kesehatan masyarakat dan kemandirian masyarakat dengan tolak ukur kesiapan melalui penambahan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat sebagai bystender CPR. Hasil pengabdian kepada masyarakat terjadi peningkatan status kesehatan masyarakat dan kemandirian masyarakat dengan tolak ukur kemampuan masyarakat dalam mempraktikan langkah-langkah bantuan hidup dasar pada henti jantung pada masa pandemic Covid-19 dari 0% menjadi 58%.