Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Model Literasi Keuangan Pondok Pesantren Madura -, Aldila Septiana -
Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol 3, No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi, Bisnis dan Keuangan
Publisher : Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.746 KB)

Abstract

ABSTRAK Pentingnya penyusunan skala prioritas kebutuhan tentunya untuk menghindari perilaku konsumsi yang tidak rasional dan juga harus memperhatikan kemampuan keuangan yang dimiliki agar tidak terjadi pengeluaran yang lebih besar dari pada pendapatan. Oleh karena itu, untuk membuat keputusan ekonomi yang tepat dalam berkonsumsi dan terhindar dari gaya hidup tinggi tentunya dibutuhkan pengetahuan tentang literasi keuangan (financial literacy). Menurut Danes dan Hira serta Chen dan Volpe (dalam Sina dan Nggili, 2011: 3) mengartikan literasi keuangan sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan. Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan keuangan yaitu kecerdasan dalam mengelola aset pribadi, khususnya dalam pengelolaan aset keuangan pribadi. Responden dalam tulisan ini adalah santri di pondok pesantren, dimana santri merupakan peserta didik yang hidup berjauhan dengan orang tua yang dibekali dengan pengetahuan dalam mengatur keuangan dan sejumlah uang saku. Apakah santri tersebut dapat mengkoordinir keuangannya di pondok pesantren?Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diuraikan sebagai berikut: konsep literasi keuangan (financial literacy) seseorang dapat dilihat dari proses kognitifnya atau pengetahuan yang dia miliki dalam mengelola keuangan, dan dalam sikap terhadap keuangan pribadi yang akan mempengaruhi perilaku keuangannya atau keputusannya dalam mengelola keuangan. Dari teori yang ada, dengan ini disesuaikan berdasarkan pengetahuan dasar serta sikap keuangan untuk anak remaja atau berada dalam usia 13-18 tahun. Model literasi keuangan di pondok pesantren melalui nilai kesederhanaan dan saling berbagi antar sesama mampu mempertahankan kehidupan seorang individu sebagai makhluk sosial yang ada dalam keanekaragaman lingkungan masyarakat. Rasa solidaritas dan kekeluargaan inilah nanti sangat diperlukan untuk membawa santri ke dalam kehidupan yang nyata setelah mereka tidak tinggal lagi di pondok pesantren.Kata Kunci: Literasi Keuangan, Pondok Pesantren, dan Madura ABSTRACT The importance of the preparation of the priority needs of course to avoid the consumption of irrational behavior and must also consider the financial ability possessed in order to avoid a larger expense than income. Therefore, to make the right economic decisions to consume and to avoid high lifestyle certainly requires knowledge about financial literacy. According to the Danes and Hira and Chen and Volpe (in Sina and Nggili, 2011: 3) defines financial literacy as the knowledge to manage finances. One intelligence to be possessed by modern man is a financial intelligence is intelligence in managing private assets, particularly in the management of personal financial assets. Respondents in this article are students at the pondok pesantren, where students are students who live far apart the parents are equipped with the knowledge of financial management and some pocket money. Are these students can coordinate its finances in pondok pesantren?Based on the results of the discussion, it can be described as follows: the concept of financial literacy a person can be seen from the cognitive processes or the knowledge that he has in managing finances, and in the attitude to personal finance that will affect their financial behavior or decisions in managing finances. From the existing theory, with this adjusted based on the basic knowledge and financial attitudes for older children or are in the age of 13-18 years. Model of financial literacy in pondok pesantren through the value of simplicity and sharing among fellow was able to maintain the life of an individual as social beings that exist in the diversity of the community. Solidarity and kinship is later is needed to bring the students into real life after they no longer live in the pondok pesantren.Keywords: Financial Literacy, Pondok Pesantren, and Madura