Ach. Sudrajad Nurismawan
S2 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

EDUKASI PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI BERBASIS BUDAYA DI KALANGAN REMAJA Ach. Sudrajad Nurismawan; Findivia Egga Fahruni; Najlatun Naqiyah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12375

Abstract

Abstrak: Budaya menjadi salah satu faktor krusial pendorong terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja, karena itu pemberian edukasi pencegahan pernikahan dini dengan menyisipkan muatan budaya lokal menjadi agenda penting yang harus dilaksanakan pada remaja, khususnya di kabupaten Gresik yang belakangan angka perceraian dan pernikahan dininya meningkat. Tujuan utama dari kegiatan edukasi ini ialah meningkatkan pemahaman para remaja terkait bahaya dan dampak negatif dari pernikahan dini. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara luring selama sehari melalui diskusi kelompok terfokus dengan melibatkan konselor dan 29 siswa di salah satu SMA swasta Gresik. Sedangkan untuk media penyampaian edukasi menggunakan power-point dan video pendek bertema dampak negatif pernikahan dini bagi remaja. Dari hasil pre-test dan post-test, diketahui bahwa kegiatan edukasi pencegahan pernikahan dini berbasis budaya di kalangan remaja dapat meningkatkan pemahaman siswa sebesar 2,79 poin terhadap bahaya dan dampak pernikahan dini dalam perencanaan karier siswa di masa mendatang. Abstract: Culture is one of the crucial factors driving the occurrence of early marriages among adolescents, therefore providing early marriage prevention education by inserting local cultural content is an important agenda that must be carried out for adolescents, especially in the Gresik district, where recently the number of divorces and early marriages has increased. The main objective of this educational activity is to increase the youth's understanding of the dangers and negative impacts of early marriage. The activities were carried out offline for a day through focus group discussions involving counselors and 29 students at one of Gresik's private high schools. Meanwhile, the media for delivering education uses power-points and short videos on the negative impact of early marriage on adolescents. From the pre-test and post-test results, it is known that culture-based early marriage prevention education activities among adolescents can increase students' understanding by 2.79 points of the dangers and impacts of early marriage in student career planning in the future.