Samardi Aruan
Universitas Advent Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Mengidentifikasi Tuhan dalam Mazmur 23 melalui Lensa Praksis Samardi Aruan; Rudolf W Sagala; Bartelomeus Diaz Nainggolan
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 2: Juni 2022
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55884/thron.v3i2.53

Abstract

Psalm 23 received significant attention from various groups. Thoughts or interpre-tations related to the western world do not touch on a particular context, especially Indonesia. Minahasa, as an indigenous person in Indonesia, has a different background from the setting and context of Psalm 23. For example, the term shepherd, the main focus of some of the author's interpretations, has nothing to do with the Minahasa context. Therefore, it is essential to formulate and display texts in a local frame by presenting God as the center of study. However, the term 'God' is a joint global discussion and is considered 'opo empung' in Minahasa. This article attempts to present God in Psalm 23 appropriately in the Minahasa context using a qualitative method. As one of the formulations of contextual theology by Stephen Bevans, the praxis model directs the analysis and description of God in Psalm 23, which can be practiced in Minahasa society. In the first part, Minahasa emic traditions and knowledge about God will be shared descriptively. Second, the knowledge of God in Psalm 23 will be presented and practiced in the Minahasa context. This article uses books, journals, interviews, and other academic sources as primary references. In the end, the religious values in the background of Psalm 23 contain much knowledge that can be practiced in the Minahasa 'opo empung' context.   AbstrakMazmur 23 mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan. Pemikiran atau interpretasi dunia barat terkait tidak menyentuh konteks tertentu, khususnya Indonesia. Minahasa, sebagai suku asli di Indonesia, memiliki latar belakang yang berbeda dengan latar dan konteks Mazmur 23. Misalnya, istilah gembala sebagai fokus utama dari beberapa interpretasi penulis tidak ada hubungannya dengan konteks Minahasa. Oleh karena itu, penting untuk merumuskan dan menampilkan teks dalam bingkai lokal dengan menghadirkan Tuhan sebagai pusat kajian. Istilah 'Tuhan', bagaimanapun, adalah diskusi umum untuk konteks global, dan dianggap sebagai 'opo empung' di Minahasa. Artikel ini mencoba menghadirkan Tuhan dalam Mazmur 23 secara tepat dalam konteks Minahasa dengan menggunakan metode kualitatif. Model praxis, sebagai salah satu rumusan teologi kontekstual karya Stephen Bevans, mengarahkan analisis dan deskripsi Tuhan dalam Mazmur 23 yang bisa dipraktikkan di masyarakat Minahasa. Di bagian pertama, tradisi dan pengetahuan emik Minahasa tentang Tuhan akan dibagikan secara deskriptif. Kedua, pengetahuan tentang Tuhan dalam Mazmur 23 akan disajikan dan dipraktikkan dalam konteks Minahasa. Artikel ini menggunakan buku, jurnal, wawancara, dan sumber akademik terkait lainnya sebagai referensi utama. Pada akhirnya, nilai-nilai ketuhanan dalam latar belakang Mazmur 23 mengandung banyak pengetahuan yang dapat dipraktikkan dalam konteks 'opo empung' Minahasa.