Lidwina Lakeshia
Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENERAPAN VOID PEDAGOGY PADA PERANCANGAN RUANG KOMUNITAS DAN FASILITAS PELATIHAN LITERASI DIGITAL DI RAWA SIMPRUG, JAKARTA SELATAN Lidwina Lakeshia; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.21716

Abstract

According to the UNHCR, adequate housing must have access to certain public facilities, infrastructure, and utilities, such as educational, health, recreational facilities. However, these facilities are difficult to find in kampung such as Rawa Simprug. The current existing public facilities have been degraded and are no longer suitable for use. Thus, there is very minimal room for active social interaction. In addition to that, as the world is re-entering a post-pandemic era, the application of technology in people’s everyday lives is indispensable. For instance, traditional markets are now equipped with low-technology to help the process of digitalized transaction. Therefore, the need for digital literacy is increasing in order to help society ease into this new era. The Community Hub and Digital Literacy Training Facility is a recreational, social, and educational facility in Rawa Simprug, South Jakarta. Lending the theory of void pedagogy from Charlie Edmonds, the urban void in Rawa Simprug can be refunctioned to reactivate the space. Through the reactivation of void spaces, the urban pedagogy explores the relationship between spatial freedom and progressive education, especially for digital literacy training. The design approach is layered architecture, adapted from software architecture to solve the design problems. This project aims to provide a space for social interaction and a digital literacy training facility through the integration of nature and technology as a strategy for urban acupuncture Keywords:  Digital Literacy; Interaction; Rawa Simprug; Urban Acupuncture; Urban Void Abstrak Menurut UNHCR, perumahan yang layak huni harus dilengkapi dengan sarana, prasarana, dan utilitas umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. Namun, hal ini sulit ditemukan di perkampungan seperti kawasan Rawa Simprug. Fasilitas umum yang ada mengalami degradasi fisik dan sudah tidak layak untuk digunakan, sehingga interaksi aktif antar masyarakat semakin berkurang. Selain itu, saat ini masyarakat sudah memasuki era pasca-pandemi – penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan. Contoh yang sudah ada adalah pasar yang dilengkapi low-tech. Hal ini dapat memudahkan transaksi dari yang sebelumnya konvensional menjadi lebih modern. Oleh sebab itu, literasi digital semakin dibutuhkan agar dapat membantu keseharian masyarakat di era baru ini. Ruang Komunitas dan Fasilitas Pelatihan Literasi Digital merupakan fasilitas rekreasi, sosial, dan edukasi di Rawa Simprug, Jakarta Selatan. Meminjam teori void pedagogy Charlie Edmonds, urban void di Rawa Simprug dapat diolah kembali agar menjadi ruang-ruang yang lebih aktif. Melalui reaktivasi void spaces di kawasan Rawa Simprug, konsep urban pedagogy ini menelusuri hubungan antara kebebasan spatial dengan edukasi progresif, khususnya untuk pelatihan literasi digital. Pendekatan perancangan arsitektur merupakan layered architecture yang diadaptasi dari software architecture untuk mengatasi masalah perancangan. Proyek ini bertujuan untuk menghadirkan ruang interaksi sosial masyarakat, sekaligus fasilitas pelatihan literasi digital melalui integrasi alam dan teknologI sebagai strategi urban acupuncture.