Tabitha Aurell Krishanty
Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSEP ADAPTASI RE-USE DAN BIOPHILIC PADA REVITALISASI BANGUNAN BERSEJARAH (KASUS HELLENDOORN TUNJUNGAN, SURABAYA) Tabitha Aurell Krishanty; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.21721

Abstract

The city of Surabaya is a city known for the history of the struggle of the Surabaya’s people who fought for the Indonesian people against the Dutch colonialists, which Bung Karno pioneered. On November 10, 1945, made Hero's Day to commemorate the struggle of heroes who have fallen on the battlefield. Tunjungan Street was one of the silent witnesses of the Surabaya’s people area who tore the Dutch flag and became a silent witness in the development of the city of Surabaya to become the metropolitan city. The Dutch built Tunjungan Street in the 20th century so this road became a famous area in the city of Surabaya. The area contains a shopping center, offices, restaurants and cafes, and a museum. The Dutch colonial buildings still stand firmly and are well-maintained to keep memories of the past, but, unfortunately, some of these buildings are abandoned because they are not well preserved. The theory of Urban Acupuncture, provides Energy Flows to abandoned buildings that are located between modern buildings that continue to grow. Incorporating the youth of Surabaya as Energy Flows will be able to revive the building by preserving and preserving its history. The design will revitalize Dutch colonial heritage buildings by developing old buildings into new functions that are more useful for the people of Surabaya City and adding new buildings that can support the new functions of old buildings. Using the adaptive reuse method. This method is being used to change the response of planners who assume that old buildings are a barrier to technological progress, development of the times, and the economy. The author will also use the narrative method to preserve and commemorate the existing history. The approach of the narrative method is one method for evaluating stories from a place starting from drafting concepts, designing processes, and as a communication tool for processing narratives into space. Keywords: adaptive reuse; Dutch colonial heritage building; revitalization; urban acupuncture Abstrak Kota Surabaya merupakan kota yang dikenal dengan sejarah perjuangan arek - arek Suroboyo yang memperjuangkan rakyat Indonesia untuk melawan penjajah Belanda. Pada tanggal 10 November 1945 menjadikan Hari Pahlawan guna mengenang perjuangan pahlawan yang telah gugur pada medan perang. Jalan Tunjungan Surabaya menjadi salah satu saksi bisu peristiwa arek - arek Suroboyo merobek bendara Belanda dan menjadi saksi bisu dalam perkembangan Kota Surabaya hingga menjadi kota metropolitan saat ini. Belanda membangun Jalan Tunjungan Surabaya dari abad ke-20 sehingga jalan ini menjadi kawasan yang terkenal di Kota Surabaya. Kawasan tersebut terdapat shopping center, kantor, restauran dan café, dan museum. Bangunan—bangunan kolonial Belanda masih berdiri dengan kokoh dan terawat menyimpan kenangan masa lalu, tetapi sangat disayangkan ada beberapa bangunan tersebut yang terbengkalai dikarenakan tidak dilestarikan dengan baik. Dengan teori Urban Acupuncture memberikan energy flows ke bangunan terbengkalai yang letaknya diantara bangunan - bangunan modern yang terus berkembang. Memasukkan jiwa anak muda Surabaya sebagai energy flows akan dapat menghidupkan kembali bangunan tersebut dengan mempertahankan serta melestarikan sejarah yang dimiliki. Perancangan akan melakukan revitalisasi pada bangunan peninggalan kolonial Belanda dengan mengembangkan bangunan lama menjadi fungsi baru yang lebih bermanfaat untuk masyarakat Kota Surabaya dan menambahkan bangunan baru yang dapat memberikan support pada fungsi baru bangunan lama. Menggunakan metode adaptive reuse. Metode ini dilakukan untuk mengubah tanggapan para perencana yang berasumsi bahwa bangunan tua merupakan penghalang bagi kemajuan teknologi, perkembangan jaman, dan ekonomi. Penulis juga akan menggunakan metode narasi untuk meletarikan dan mengenang sejarah yang ada. Pendekatan dari metode naratif merupakan salah satu metode untuk mengevaluasi cerita dari suatu tempat mulai dari menyusun konsep, proses desain, dan sebagai alat komunikasi untuk pengolahan narasi menjadi ruang.