Melysa Melysa
PSDKU Subang Universitas Bhakti Kencana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting Dewi Nurlaela Sari; Rahma Zisca; Widyawati Widyawati; Yuli Astuti; Melysa Melysa
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v4i1.552

Abstract

Abstrak: Kondisi kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang dari pemberian makan yang tidak didasarkan pada kebutuhan gizi disebut dengan stunting. Kondisi tersebut dimulai sejak bayi didalam kandungan hingga anak berusia dua tahun, stunting dapat terjadi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Stunting pada balita banyak terjadi di Indonesia sebesar 30,8%, menurut data riset kesehatan dasar tahun 2018. Sementara angka stunting di Jawa Barat tetap tinggi pada tahun 2019 (26,21%), terjadi penurunan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya (Layanan digital Jabar, 2022). Salah satu wilayah Provinsi Jawa Barat yang mendokumentasikan prevalensi stunting adalah Kabupaten Bandung. Sebanyak 62 Desa di Kabupaten Bandung menjadi lokasi fokus (lokus) Stunting, yang meliputi desa XXXX. Di komunitas XXXX, 20% anak kecil mengalami stunting. Pengetahuan masyarakat tentang pemberdayaan kesehatan adalah elemen utama yang berkontribusi terhadap masalah ini. Tujuan kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting melalui Pemberdayaan Masyarakat Sehat Anti Stunting. Kelompok usia dengan faktor risiko stunting menjadi fokus kegiatan ini, yaitu remaja putri, anak balita, ibu hamil, dan ibu nifas. Tujuan dari program ini adalah untuk menggali potensi desa dengan mengelola sumber daya gizi yang dibutuhkan oleh potensi alam desa dan potensi sumber daya manusianya, serta meningkatkan kesadaran dan sikap lokal terhadap inisiatif untuk menghindari stunting. Dengan bantuan penyuluhan, lomba membuat makanan sehari-hari anti stunting, dan strategi direct target approach, pelaksanaannya akan berlangsung mulai 11 Juli hingga 15 Agustus 2022 dengan cara yang menarik. Temuan menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, masyarakat dapat menciptakan menu makanan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan gizi mereka dan beragam. Hipotesis terkait stunting sedang dipahami dengan lebih baik di masyarakat, yang merupakan hasil lain. Oleh karena itu, diharapkan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam secara bijaksana kejadian stunting dapat dikurangi.Abstract: Stunting is a chronic malnutrition issue brought on by long-term insufficient nutrient intake from feeding that is not based on nutrient requirements. From the time the fetus is still in the womb until the kid is two years old, stunting can happen (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2016). Under-five stunting is prevalent in Indonesia at 30.8%, according to basic health research data from 2018. While the stunting rate in West Java remained high in 2019 (26.21%), it did so with a drop of 4.89% from the previous year (Jabar digital service, 2022). One of the regions of West Java Province to document the prevalence of stunting is Bandung Regency. A total of 62 settlements in the Bandung Regency make up the Stunting focal location (Locus), which includes the hamlet of XXXX. In the community of XXXX, 20% of young children are stunted. The public's knowledge of health empowerment is the primary contributing element to the issue. We want to raise people's awareness of stunting through the Anti-Stunting Healthy Community Empowerment. The age group with risk factors for stunting is the focus of this activity, namely teenage girls, children under the age of five, pregnant women, and postpartum. The goal of this program is to discover the village's potential by managing the nutritional resources required by the village's natural potential and the potential of its human resources, as well as by enhancing local awareness of and attitudes toward initiatives to avoid stunting. With the help of counseling, a competition to create anti-stunting daily meals, and a direct target approach strategy, the implementation will take place from July 11 through August 15, 2022, in an appealing manner. The findings demonstrate that by employing available resources, the community can create daily meal menus that both satisfy their nutritional needs and are diverse. Stunting-related hypotheses are being better understood in the community, which is another outcome. Therefore, it is thought that by using natural resource potential wisely, stunting in the hamlet may be reduced.