Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Model Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Penalaran Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Dasar Priatna, Dudung
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 1, No 2: Juli 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v1i2.2727

Abstract

AbstrakPembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal berikut    diantaranya mengkondisikan siswa siswa untuk terbiasa dengan penyelidikan dan menemukan, fokus pada pendekatan pemecahan masalah, terampil untuk meningkatkan memecahkan masalah, serta memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (kontekstual problem). Penguasaan konsep matematika dimulai dengan mengajukan masalah‐masalah yang konstektual sehingga siswa secara bertahap dibimbing pengetahuan konseptual dan keterampilan prosedural. Salah satu model pembelajaran yang merupakan komponen pembelajaran kontekstual yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah model kooperatif. Sejalan dengan uraian di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan Bagaimana model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penalaran dan komunikasi matematika siswa sekolah dasar Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal‐hal yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif sebagai upaya peningkatkan penalaran dan komunikasi matematika siswa SD Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam empat siklus, siklus I terdiri dari dua tindakan, siklus II terdiri dari dua tindakan, siklus III terdiri dari tiga tindakan, dan siklus IV terdiri dari dua tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif meningkatkan pengetahuan konseptual dan keterampilan prosedural siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa secara klasikal karena selama proses pembelajaran memuat kegiatan matematika (doing mathematics) yang aktif, generatif, dan eksploratif, sehingga siswa dituntut untuk mengembangkan berpikir dan bernalar (high level thinking and reasoning. Kata Kunci : model  kooperatif , penalaran matematika,  dan komunikasi matematika
Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Dasar dengan Penggunaan Media Cerita Bergambar Dibandingkan Media Dialog Narasi Windayana, Husen; Priatna, Dudung; Rostika, Deti; Kartika, Entang
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 7, No 1: Januari 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v7i1.2784

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar relatif tidak terlalu disenangi siswa. Salah satu penyebabnya adalah suasana belajar mengajarnya kurang menyenangkan, minat belajar yang rendah, dan siswa kurang terfokus pada konsep yang dipelajari. Media cerita bergambar dan media dialog narasi memungkinkan pembelajaran menjadi lebih rileks, menyenangkan, menumbuhkan rasa keingintahuan, serta siswa terfokus kepada konsep yang dipelajari. Tujuan penelitian ini mengungkap seberapa besar pengaruh penggunaan media cerita bergambar dan media dialog narasi terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dan apakah terjadi perbedaan pengaruh secara signifikan dari penggunaan dua jenis media berbeda tersebut terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain kontrabalance. Pada fase pertama kelompok ke satu memperoleh perlakuan dengan media cerita bergambar, sedangkan kelompok ke dua memperoleh perlakuan dengan media dialog narasi. Fase ke dua ditukar, kelompok ke satu menerima media dialog narasi, kelompok ke dua menerima media cerita bergambar. Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa terjadi pengaruh peningkatan terhadap kemampuan penalaran matematis siswa dalam taraf sedang bagi kelompok-kelompok yang belajarnya menggunakan media cerita bergambar, sedangkan hanya terjadi peningkatan dalam taraf cenderung rendah dan rendah terhadap kemampuan penalaran matematis bagi kelompok-kelompok yang belajarnya menggunakan media dialog narasi. Serta ada perbedaan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan penalaran matematis siswa antara kelompok yang belajarnya menggunakan media cerita bergambar dibandingkan kelompok yang belajarnya dengan media dialog narasi. Kelompok yang menggunakan media cerita bergambar lebih baik dibandingkan kelompok yang belajarnya dengan media dialog narasi.
Pembelajaran Matematika Berbasis Keunggulan GlobalUntuk Anak di Kelas Awal Pendidikan Dasar Priatna, Dudung
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 2, No 2: Juli 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v2i2.2760

Abstract

AbstrakSetiap anak mempunyai pemahaman pribadi (personal) yang unik tentang dunia. Interaksi fisik dengan objek-objek dan interaksi sosial dengan anak-anak yang telah dewasa dan teman sebayanya memberikan dasar yang kuat untuk membangun pengetahuan linguistik, sosial, ilmu pengetahuan (ilmiah) dan pengetahuan matematika. Anak-anak di kelas awal pendidikan dasar suka sekali untuk menjatuhkan segala sesuatu yang dia pegang, mengatakan tidak, membuka dan menutup pintu, dan mengerjakan sesuatu yang sama atau serupa yang mungkin bagi orang lain kurang begitu menyukai. Pengalaman aksi (tindakan) dan reaksi merupakan dasar dalam belajar anak tentang bagaimana dunianya. Mengembangkan kegiatan anak memerlukan kecukupan waktu untuk mengeksplorasi, mengembangkan gagasan dan menyelesaikan pekerjaan atas dasar gagasannya. Kegiatan berdasarkan pada pengalaman pertama ynag mendorong anak untuk bereksplorasi, mengamati, memecahkan masalah, memprediksi, berpikir kritis, dan diskusi. Anak yang terbiasa dengan berbagai kegiatan yang terfokus pada perkembangan matematis, logik, teknologis dalam kehidupan sehari-hari akan mengembangkan sensori motorik dan sekaligus pembentukan karakter anak. Pembelajaran matematika berbasis keunggulan global untuk anak di kelas awal pendidikan dasar dimulai oleh kebanyakan anak-anak sebelum mereka memulai sekolah; pengalaman-pengalaman awal mereka memberikan satu dasar untuk pembelajaran berikutnya; sehingga mereka harus mendapatkan aktivitas yang hampir serupa dengan permainan yang telah disampaikan di kelas awal pendidikan dasar. Pengalaman informal demikian membangun kemampuan berpikir dan pemahaman yang sangat fundamental dalam belajar matematika, baik dengan manipulatif material khusus maupun manipulatif material yang terus menerus ada.Kata Kunci: Pembelajaran Metmetika, Keunggulan Global, Kelas Awal SD
Penggunaan Lembar Kerja Seting Komik Dalam Meingkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Windayana, Husen; Priatna, Dudung; Kartika, Entang
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 5, No 2: Juli 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v5i2.2840

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar serta kurangnya minat siswa sekolah dasar dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar Lembar Kerja Seting Komik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan mendorong sikap belajar siswa terhadap matematika, mengingat siswa sekolah dasar senang dengan buku-buku bergambar. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan kelas kontrol. Instrumen penelitian yang dipakai menggunakan soal tes dan skala sikap Lickert yang diujicoba terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lembar Kerja Seting Komik meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Secara signifikan terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajarnya dengan Lembar Kerja Seting Komik dengan yang basa. Hal tersebut ditunjukkan oleh rerata nilai postes kelompok eksperimen sebesar 80,94 dan hanya sebesar 67,03 pada kelompok kontrolnya. Kemudian ada perbedaan sikap belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang belajarnya menggunakan Lembar Kerja Seting Komik dibandingkan kelompok siswa yang belajarnya biasa. Kelompok siswa yang belajarnya dengan Lembar Kerja Seting Komik memiliki sikap belajar yang lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang belajarnya biasa.Kata kunci: lembar kerja seting komik, prestasi belajar, dan sikap belajar
Analisis Kesulitan Mahasiswa Program D2 PGSD UPI Kampus Cibiru dalam Mata Kuliah Matematika Priatna, Dudung; Sumartono, Fannyta Oktafina
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 1, No 1: Januari 2009
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v1i1.2714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan mahasiswa dalam mata kuliah Matematika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengajarmata kuliah Matematika khususnya penulis dalam peningkatan kualitas perkuliahan di masa yang akan datang. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program D2 PGSD UPI Kampus Cibiru dengan sampel mahasiswa kelas 1G dan 1H. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian, disimpulkan bahwa pada materi Penalaran Matematika, Persamaan dan Pertidaksamaan, Relasi dan Fungsi, Permutasi, Kombinasi dan Peluang, serta Pengelolaan Data, sebagian kecil mahasiswa mengalami kesulitan. Sedangkan pada materi Transformasi Geometri dan Pemecahan Masalah Matematika, hampir sebagian mahasiswa mengalami kesulitan.
Pembelajaran Matematika Membangun Konservasi Materi Pembekajaran Priatna, Dudung
EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru Vol 3, No 1: Januari 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/eh.v3i1.2788

Abstract

AbstrakKetercapaian suatu pembelajaran matematika ditentukan oleh guru dalammenggunakan strategi pembelajaran matematika yang memperhatikan topik yangsedang dibicarakan, tingkat perkembangan intelektual siswa, prinsip dan teoribelajar, keterlibatan aktif siswa, keterkaitan dengan kehidupan siswa, sertapengembangan dan pemahaman penalaran matematika. Kemampuan guru dalam pembelajaran matematika berupa proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Oleh sebab itu, proses pembelajaran matematika di sekolah dasar menuntut guru untuk memfasilitasi anak dengan kegiatan yang membutuhkan pengalaman dengan manipulatif material yang mempunyai ciri khusus maupun yang terus menerus ada. Manipulatif material yang mempunyai ciri khusus adalah yang dapat dihitung seperti kue, mobil-mobilan, dan titik-titik pada selmbar kertas. Anak-anak dapat menggunakan balok-balok unit atau kubus-kubus untuk dihitung dan ditumpuk. Jenis lainnya seperti mata rantai berwarna, papan mainan, boneka permainan, manik-manik, guntingan gambar pada papan planel dan barang-barang magnetis. Pembelajaran matematika untuk siswa SD laboratorium direkomendasikan berikut ini, yaitu (1) pembelajaran Content-Oriented, tekanannya adalah dimilikinya keterampilan dan cara menjawab (berkomunikasi guru-anak dan anak-anak); dan (2) pembelajaran Learner-Oriented, tekanannya adalah pada bantuan kepada anak dalam menghadapi masalah dan dalam menalar (bimbingan guru dalam kelompok). Perencanaan pembelajaran memperhitungkan kebutuhan belajar  individu atau kelompok anak secara konseptual maupun prosedural agar pembelajaran efektif dan efisien
COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH V-CAKES TRAINING (VEGETABLE CAKES) TO DEVELOP KNOWLEDGE AND ENTREPRENEURIAL ATTITUDES Dinie Anggraeni Dewi; Dudung Priatna; Yayang Furi Furnamasari; Enceng Suwarna
Pasundan International of Community Services Journal (PICS-J) Vol 2 No 2 (2020): Volume 02 Number 2 December 2020
Publisher : LPM Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/pics.v2i2.3474

Abstract

The research objective was to empower the community through training in v cakes (vegetable cakes) to increase the knowledge and entrepreneurial attitudes of the community in Palintang Village, Bandung. The method used is quasi-experimental combined with Systemic, Holistic, Interdisciplinary, and Participatory approaches. The research design used posttest only group design (treatment by subject design). The activities carried out began with problem identification, then prioritized problems, and then an action plan was made. This action plan was used as a research intervention in the form of entrepreneurship training. The independent variable is community empowerment through vegetable cakes. The dependent variables are (a) knowledge of entrepreneurship and (b) entrepreneurial attitudes. The data obtained were analyzed descriptively by looking for the percentage change and followed by a paired t-test with a significance level of 5% to analyze the differences in people's knowledge and attitudes between before and after the training. The results of the data analysis showed that the community's knowledge and attitudes were different between the pre and post-V cakes training (p <0.05). In this case, there was an increase in knowledge by 21.18%, and entrepreneurial attitudes increased by 9.57%. Thus it can be concluded that community empowerment through v-cakes training can improve the knowledge and entrepreneurial attitudes of the community in Palintang village, Bandung.