Sri Firmiaty
Universitas Bosowa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Ternak Kambing PE sebagai Sumber Pendapatan dan Protein Hewani Bagi Masyarakat Endrekang Sulawesi Selatan Sri Firmiaty; Bestfy Anitasari; Asbar
Open Community Service Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.873 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v1i2.14

Abstract

Desa Benteng Alla’ Utara merupakan wilayah di dataran tinggi Enrekang Sulawsesi Selatan bersuhu 19-22oC yang subur, penghasil bawang merah, sayuran maupun kopi dengan hamparan hijauan yang terbentang luas tidak tergantung musim. Masyarakat di wilayah ini bekerja sebagai petani dan peternak. Kambing merupakan salah satu ternak yang dibudidayakan oleh hampir semua penduduk desa secara turun temurun dengan metoda semi intensif yaitu pagi hari dilepas dan sore hari dikandangkan. Jenis kambing PE banyak dipelihara di Desa ini karena merupakan jenis dual purpose yaitu penghasil daging dan susu. Ternak kambing termasuk jenis prolific, mampu bereproduksi dengan cepat menghasilkan keturunan.  Selain itu, daging kambing PE memiliki nilai gizi yang tinggi sebagai sumber nutrisi bagi kesehatan. Akan tetapi di Desa Benteng Alla’ Utara, jumlah ternak kambing hanya  mencapai 234 ekor dengan estimasi 7-8 ekor per kepala keluarga. Jumlah ini terbilang sedikit. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah  penyakit cacingan dan kejadian abortus tinggi pada kambing bunting dan keraguan untuk mengkonsumsi daging kambing. Guna mengatasinya, maka tim pengabdi melakukan kegiatan penyuluhan tentang budidaya ternak kambing yang baik serta manfaat daging kambing bagi kesehatan. Didapatkan bahwa para peternak memahami budidaya kambing yang baik dan manfaat mengkonsumsi daging kambing. Berdasarkan hasil pengamatan untuk budidaya ternak kambing terdapat peningkatan pengetahuan dari 70% menjadi 95% yaitu sebesar 30%, sedangkan untuk manfaat daging kambing dari 42% menjadi 98% sebesar 56%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peternak mampu memperbaiki teknik budidaya kambing PE dan konsumsi daging kambing dapat meningkat di kalangan masyarakat Desa Benteng Alla Utara.
Pemanfaatan Limbah Industri dan Pertanian sebagai Pakan Suplemen Ternak Sapi Bali untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak Syarifuddin; Sri Firmiaty; Faidah Azuz; Yenny Wati; Widaryanti
Open Community Service Journal Vol. 2 No. 1 (2023): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.641 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v2i1.27

Abstract

Sapi Bali (Bos indicus) merupakan ternak ruminansia salah satu plasma nutfah asli Indonesia, yang banyak dipelihara di seluruh wilayah Indonesia termasuk di pedesaan Sulawesi Selatan. Pakan basal ternak ruminansia adalah hijauan, namun terbatas ketersediaanya sepanjang tahun, terutama di musim kemarau. Kebutuhkan pakan sapi dapat juga diberikan dari limbah industri dan pertanian yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Limbah industri berupa molasses, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa dilengkapi garam dan mineral mix dapat diolah menjadi pakan suplemen. Molasses, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa, garam dan mineral mix (komposis tertentu) dihomogenkan dan disatukan dengan sumber serat (perbandingan 40%:60%) selanjutnya difermentasi selama 21 hari. Pelatihan pembuatan pakan suplemen telah dilakukan kepada kelompok tani ternak Coppo Bulu di Desa Bulo, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dengan demikian pakan akan tersedia sepanjang tahun, limbah tidak mencemari lingkungan dan PBB Bali jantan dengan pakan ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah 0.8-1.5 kg/ekor/hari sehingga berefek positif terhadap peningkatan pendapatkan peternak. Setelah mengikuti pelatihan ini petani ternak memahami dan mampu membuat sendiri pakan tambahan, menggunakan limbah pertanian dan limbah industri.