Tunik Saptawati, Tunik
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Eksrak Etanol Daun Salam terhadap Ekspresi Kolagen Mesangial Tikus Sprague dawley Diabetik Saptawati, Tunik; -, Winarto; Kristina, Tri Nur
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2015
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekstrak etanol daun salam (EEDS)  dibuat dari maserasi daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) mengandung flavonoid yang bersifat anti oksidan dan dapat menurunkan glukosa darah . Diperkirakan bahwa EEDS dapat menekan akumulasi kolagen mesangial sebagai komponen matriks ekstra seluler pada DM sehingga  dapat menghambat terjadinya komplikasi DM. Sebanyak 20 ekor tikus Sprague dawley jantan yang diinduksi DM dengan Streptozotocin dosis 40 mg/kgBB, dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberi EEDS  dosis 150:300;dan 450 mg/200grBB selama 15 hari. Pada hari ke 16 diperiksa kadar gula darah sewaktu (GDS), HBA1c , dan ekspresi kolagen mesangial (Allred Score). Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi kolagen yang bermakna pada 4 kelompok penelitian dengan nilai p=0,027 (p<0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan ekspresi kolagen pada kelompok P2  lebih rendah dibanding kelompok kontrol dengan nilai p=0,032 (p<0,05).Pemberian EEDS dosis 300 mg/200grBB dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus DM. Kata kunci: EEDS, ekspresi kolagen mesangial, DM
PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES ICE GEL DENGAN TERAPI DISTRAKSI MENGGENGGAM ES BATU TERHADAP SKALA NYERI ANAK YANG DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD UNGARAN Nuraeni, Asti; Saptawati, Tunik
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi kompres ice gel dan terapi distraksi menggenggam es batu merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk meminimalkan rasa nyeri dengan menimbulkan beberapa efek fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rancagan penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan menggunakan two group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 44 responden, yang dibagi menjadi 22 responden kelompok terapi kompres ice gel dan 22 responden kelompok terapi distraksi menggenggam es batu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan rata-rata skala nyeri menggunakan uji beda mean dua kelompok yaitu uji Mann Whitney didapatkan hasil p value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas terapi kompres ice gel dengan terapi distraksi menggenggam es batu terhadap skala nyeri anak yang dilakukan pemasangan infus di RSUD Ungaran. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat mampu menerapkan terapi tersebut untuk mengurangi skala nyeri anak pada saat dilakukan pemasangan infus.
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG Ovikariani, Ovikariani; Saptawati, Tunik; Rahma, Firstca Aulia
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kematian yang disebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Indonesia  mencapai 17% setiap tahunnya dan sebagian besar terjadi pada anak dengan usia di bawah 5 tahun. Sementara itu, prevalensi terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 menduduki peringkat ketujuh di Indonesia dengan angka kejadian sebesar 26,6%. Terjadinya  peningkatan resistensi antibiotik di seluruh dunia, sebagian besar terkait dengan penggunaan antibiotik yang tidak tepat untuk saluran pernapasan bagian atas infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien yang di diagnosis ISPA di Puskesmas Karangayu Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, dengan pengumpulan data secara retrospektif terhadap pasien infeksi saluran pernafasan atas di Puskesmas Karangayu Semarang. Antibiotik pada ISPA yaitu 92% diberikan antibiotik amoxicillin dengan evaluasi ketepatan obat yaitu tepat indikasi 23 %, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis dengan lama pemakaian antibiotik selama 5 hari 70,9 %. Penggunaan antibiotik pada pasien ISPA periode januari 2019- maret 2019 dengan persentase 42,3%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien ISPA masih cukup tinggi dan melebihi batas standar indikator kesalahan penggunaan antibiotik yaitu kurang dari 20% berdasarkan instrumen indikator puskesmas yang dikeluarkan oleh Departemen kesehatan. Antibiotik pada ISPA yaitu 92% diberikan antibiotik amoxicillin dengan evaluasi ketepatan obat yaitu tepat indikasi 23 %, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis dengan lama pemakaian antibiotik selama 5 hari 70,9 %.
Analysis Tolerance of Monosodium Glutamate (MSG) In instant noodles With Uv-Vis Spectrophotometry Rachma, Firstca Aulia; Saptawati, Tunik
Journal of Science and Technology Research for Pharmacy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jstrp.v1i1.43568

Abstract

Background: MSG has become one of the most widely used food flavorings in the world, the FDA (Food and Drug Administration) reported an average per capita intake of MSG in the United States of 550 mg / day in 1973. The use of MSG as a food additive has been regulated by its use. WHO. This rule stipulates that daily consumption of MSG per person should not exceed the safe threshold of 120 mg / kg / day. MSG is proven to be a risk factor for obesity. The increase in body weight in mice occurred after MSG was given as much as 15-30 mg / kg or the equivalent of 1-2 g / person. Based on the description above, it is known that there is a significant influence of MSG in the health sector if consumed in excess. Therefore, researchers are interested in conducting further research related to MSG levels in instant noodle samples in the Semarang city area. Aim: The purpose of this study was to test the MSG levels in instant noodles with a spectrophotometer. Method: The tools used are a UV-Vis spectrophotometer (Shimadzu), NaCl and MSG salts. MSG used in instant noodles, 0.5% Ninhydrin Reagent. Result: MSG levels from each of the 10 samples of instant noodles that are traded in Semarang City, the highest levels are found in sample J of 4.70% and the lowest MSG levels are in sample G of 2.90%. Conclusion: Instant noodles sold in the city of Semarang are positive for Monosodium glutamate (MSG) and The results of quantitative analysis, where the MSG levels contained in each sample of instant noodles in Semarang City show that it is still below the standard for adults.