Slamet Widodo
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan kesehatan tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat Teguh Pribadi; Umi Romayati Keswara; Slamet Widodo; Melki Alparizi; Leni Marlena; Laili Pritasari; Hesti Wulandari
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 2 No. 4 (2022): Promosi Dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.761 KB) | DOI: 10.56922/phc.v2i4.249

Abstract

Introduction: School Children Snacks conducted by the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic of Indonesia Directorate of Food Inspection and Certification together with 26 supervisory agency/ the Food and Drug Supervisory Centers throughout Indonesia show that 45% of School Children Snacks do not meet the requirements because they contain hazardous chemicals such as formaldehyde, borax, rhodamine, and containing Food Additives such as cyclamate andbenzoate exceeds the safelimit. Purpose: Respondents can know, understand about healthy snacks and unhealthy snacks.                                                                                                                           Method: Implementation of the method used in counseling at Public Elementary School 1 Way Gubak is done by 3 stages, namely the first, students of the Psychology profession asking the difference between healthy and unhealthy snacks at, secondly, the presenters of Psychological students explained about healthy and unhealthy snacks using a Power point back, and the third asked questions related to the difference between healthy and unhealthy snacks after being explained. Results: Respondents understand about healthy and unhealthy snacks. Conclusion: Respondents can understand about healthy snacks and unhealthy snacks.   Pendahuluan: Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan bersama 26 Balai Besar / Balai POM di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa 45% PJAS tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin, dan mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat melebihi batas aman. Tujuan: Responden dapat mengetahui,Memahami tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. Metode: Pelaksanaan metode yang digunakan dalam penyuluhan di Sdn 1 Way Gubak ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu yang pertama mahasiswa profesi Psik menanyakan perbedaan jajanan sehat dan tidak sehat, yang kedua penyaji mahasiswa menjelaskan tentang jajanan sehat dan tidak sehat menggunakan Power point balik, dan ketiga tanya jawab terkait perbedaan jajanan sehat dan tidak sehat setelah di jelaskan. Hasil: Responden memahami tentang jajanan sehat dan tidak sehat. Simpulan:  Responden dapat memahami tentang Jajanan Sehat dan Jajanan tidak sehat.
Penyuluhan kesehatan demam berdarah dangue di Kelurahan Pidada, Panjang Bandar Lampung Rika Yulendasari; Rilyani Rilyani; Slamet Widodo; Al Khairul Rizwan; Alisah Rahmah Hidayah; Herliza
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v3i1.255

Abstract

Background: Dengue Hemorrhagic Fever is a disease caused by the Dengue virus which is transmitted to humans through the bites of Aedes Aegypti and Aedes Albocpictus mosquitoes.  According to the 2020 statistical data, the flood rate in Pidada is the highest from other long areas, for the population of the Pidada sub-district is the area with the highest population density after the northern and southern lengths according to BPS data in 2020. The things above are one of the risk factors for the emergence of mosquitoes.  Aedes eagypti in the Pidada Village, Panjang District, Bandar Lampung, which is the trigger for dengue fever. Purpose: Respondents can know, understand, understand, be able to prevent the occurrence of DHF and how to control it. Method: the method in this counseling consists of the first stage of participant attendance, the second distribution of leaflets and snacks, the third explanation and presentation of counseling about DHF, the fourth question-and-answer session, the fifth distribution of door prizes, the six measurements, blood pressure, GDS, and temperature, and the last  Lastly is documentation. Results: Respondents can know, understand, understand, able to prevent the occurrence of DHF and how to control it. Conclusion: Respondents can know about DHF and how to control it.  Keyword: DHF; Education; Health Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Menurut data statistic 2020 angka banjir di pidada  yang paling tinggi dari wilayah panjang lainnya, untuk jumlah penduduk kelurahan pidada merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang terbanyak setelah panjang utara dan selatan menurut data BPS tahun 2020. Hal-hal diatas menjadi salah satu factor resiko timbulnya nyamuk aedes eagypti di Kelurahan Pidada Kecamatan Panjang Bandar Lampung yang menjadi pemicu penyakit DBD. Tujuan: Supaya responden dapat mengetahui, memahami, mengerti, mampu dalam mencegah terjadinya DBD dan cara pengendaliannya. Metode: Metode dalam penyuluhan ini terdiri dari tahapan pertama absensi kehadiran participant, kedua pembagian leaflet dan snack, ketiga penjelasan dan pemaparan penyuluhan tentang DBD, keempat sesi tanya-jawab, kelima pembagian doorprize, keenam pengukuran, tensi, GDS, dan suhu, dan yang terakhir adalah pendokumentasian. Hasil: Responden dapat mengetahui, memahami, mengerti, mampu dalam mencegah terjadinya DBD dan cara pengendaliannya. Simpulan: Responden dapat mengetahui tentang DBD dan cara pengendaliannya.