Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Di Pemukiman Kumuh Wonokromo, Kota Surabaya Ruci Handayani; Pambudi Handoyo
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan Volume 10, Nomor 1 Maret 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/sosialisasi.v1i1.39812

Abstract

Penelitian ini dilakukan di beberapa titiik permukiman kumuh yang tersebar di Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah tersebut. Untuk mengetahui fenomena tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode tersebut dipilih guna memudahkan peneliti dalam mengolah data-data yang telah diperoleh melalui studi kepustakaan dan observasi. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti dapat mengetahui analisis hasil mengenai fenomena yang telah diangkat. Dari metode penelitian tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat yang bermukim di wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Wonokromo melakukan berbagai cara dalam mengatasi permasalahan yang ada di dalam kehidupannya, salah satunya dengan cara melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam sektor informal meskipun dengan pendapatan yang relatif rendah. Selain itu, mereka juga menghindari berurusan dengan berbagai instansi yang dirasa membutuhkan biaya yang cukup besar, salah satunya rumah sakit. Mereka juga memanfaatkan strategi jaringan sosial guna mengatasi permasalahan yang dialaminya. 
Anak Usia Dini dan Gadget: Studi Pengalaman Pengasuhan Orang Tua Masyarakat Desa Winong Fakhris Aulady; Pambudi Handoyo; Sugeng Harianto
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v8i1.16138

Abstract

Gadget saat ini seperti sudah menjadi kebutuhan pokok, terutama bagi anak usia dini. Produk modernisme ini mendorong penggunaan teknologi dalam berbagai aspek. Bahkan, bisa menggeser peran orang tua dalam memberikan hak pengasuhan untuk anak usia ini. Tingkat kecanduan anak usia dini pada gadget saat ini juga terbilang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang pengalaman orang tua dalam proses pengasuhan anak usia dini dengan masuknya gadget pada dunia mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan perspektif fenomenologi dari Edmund Husserl. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dengan didukung data sekunder melalui studi kepustakaan. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan gadget bisa menjadi berbahaya jika tidak dapat dikendalikan, sehingga peran orang tua menjadi sangat penting dalam kondisi tersebut. Adaptasi pengasuhan orang tua dengan gadget bisa dilakukan dengan pengawasan yang baik agar dapat meminimalisir dampak negatif yang dapat terjadi. Penggunaan gadget juga mendorong dengan cepat agar lebih melek teknologi, sebab zaman akan berubah menjadi dunia digital.
KRISIS SOSIO-CULTURAL DALAM PERGAULAN BEBAS PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DI BANDUNG Angelin Audia Permata; Pambudi Handoyo
Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jt.v5i2.11166

Abstract

Era globalisasi saat ini berhubungan terhadap kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat, sehingga dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat. Baik pada segi ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satu hal yang memiliki pengaruh terhadap kemajuan globalisasi yaitu interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Pola pikir pada masyarakat perkotaan yang mempengaruhi bentuk interaksi sosial dan culture pada kebiasaan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Sehingga, secara tidak langsung menimbulkan adanya krisis sosio-cultural yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Alasan peneliti untuk memilih topik ini karena terdapat kasus pergaulan bebas yang terjadi di kota Bandung, seperti pada beberapa pemberitaan ditemukan jika terdapat kasus hamil diluar nikah dan banyak ditemukan kelompok muda di Bandung yang terkena penyakit HIV. Sehingga, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bentuk krisis sosio-cultural yang terjadi dalam pergaulan bebas pada masyarakat wilayah perkotaan di Bandung. Metode penelitian kualitatif melalui analisis framing yang digunakan dalam penelitian ini. Bentuk segala informasi diperoleh melalui media internet dan pada beberapa penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini yaitu menganalisis bentuk sosio-cultural dan dampak sosial yang diperoleh dalam adanya pergaulan bebas yang terjadi pada masyarakat perkotaan di Bandung.Kata Kunci: Pergaulan Bebas, Krisis Sosio-Cultural, Masyarakat Perkotaan
The Transformation of the Baduy Tourism Village as a Public Space and Provincial Support Area Anisatul Khanifah; Pambudi Handoyo
Forum Ilmu Sosial Vol 50, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v50i1.44834

Abstract

The Baduy tribe is a tribe that still adheres closely to the rules of their ancestors, they live in the village of Kanekes, Lebak Regency which has been designated as a tourist village since 1990 by the Lebak Government. Every year, tourists visiting is increasing. because of this, negative impacts are also increasingly visible, one of which is the violation of Baduy pikukuh (rules). The method used in this study is descriptive qualitative with literature studies which are analyzed using Mac Iver's Concept of Social Change. This research was conducted to determine the impact of the existence of a Baduy tourism village as a provincial buffer area against the rejection of the population and the surrounding environment. The results of this study indicate that there is a clash between the Baduy people and tourists caused by violations such as littering, the use of chemicals such as soap, and the use of electronic goods by tourists which are used to document the Baduy tribe. The existence of this tourist village has a negative path that has emerged so that changing the term to become Saba Baduy Culture is considered a suitable term to represent the Baduy tribe because the meaning of Baduy cultural saba leads to visits to Baduy culture meaning that there are those who "visit" and those who "visit". So there is a need for integration between tourism, culture, and customs. Thus cultural ethnicity is not a tourist object, this is what is trying to be emphasized through the term Baduy Cultural Saba
Dampak Pedagang Kaki Lima dan Warung Kecil Pasca Relokasi di Sentra Wisata Kuliner Ketintang Febriana Firsta Damayanti; Pambudi Handoyo
JIP ( Jurnal Industri dan Perkotaan ) Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Industri dan Perkotaan (PSIP) Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jip.19.2.127-131

Abstract

Relocation is an attempt to move an object from one place to another that is considered better. Relocation is not just a change of place in terms of geographical space, but also involves various aspects such as economic, social, political and cultural. The socio-economic impact of the relocation of street vendors (PKL) and small stalls can be seen from the positive and negative sides. If done properly by considering the interests of all parties, relocation can have a positive social impact. The impact felt by street vendors and small stalls will be seen when a relocation that is realized can show changes socially and economically so that it can be assessed whether the relocation carried out is considered successful or failed. The purpose of writing this article is to find out and examine how the problems regarding the impact of street vendors and small stalls after relocation in the Ketintang culinary tourism center. This research is a qualitative research with a framing analysis approach related to social interaction theory and also conflict theory accompanied by interview techniques and direct observation in Ketintang. The results of this study indicate that relocation to the Ketintang Culinary Tourism Center can help the economy and social life of traders to improve so that traders feel a very profitable positive impact. Relocation that is carried out well as a whole can have a good social impact for traders, whereas irregular relocation can have a negative impact on the sustainability of the street vendors and small shop businesses.Keywords: Street vendor, Relocation, Small stalls
Kesenjangan Sosial Masyarakat Urban di Balik Pembangunan Infrastruktur Kota (Studi di Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya) Isnaeni Qurotun Nisyak; Pambudi Handoyo; Sugeng Harianto
Sosio e-Kons Vol 15, No 2 (2023): Sosio e-Kons
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/sosioekons.v15i2.17769

Abstract

The city of Surabaya is the second largest city in Indonesia after the city of Jakarta. Therefore the management and development of infrastructure also runs like a capital city. Various sectors to support the economy can be found in Surabaya. So that many people who come from villages urbanize to cities. Thus, the existing infrastructure in the City must be managed properly. However, in reality, infrastructure development such as public space in the city of Surabaya has created social inequality for the people living around the area. For example, in the South Surabaya area, namely Wiyung District, you can find lots of fast food such as McDonald's, KFC, Burger King, Pizza Hut, Mixue, and several other fast food restaurants. In addition, some of the land is managed by other parties. In the next few years, other elite centers will be built. On the other hand, indigenous people who live in rural areas feel the impact of social inequality due to uneven development. This clearly shows the difference in social status of the indigenous people of the region. This study uses a qualitative research method by observing, and supporting data obtained from journal articles and news. The purpose of this study was to find out how the form of social inequality experienced by the people around the Wiyung sub-district, Surabaya, was caused by the development of public infrastructure. The results of this study indicate that people in rural areas feel the impact of social inequality caused by the development of public infrastructure such as differences in social status, lack of jobs, lack of social welfare, and the emergence of a shift in people's lifestyles to become consumptive.ABSTRAKKota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Oleh sebab itu pengelolaan dan pengembangan infrastruktur juga berjalan layaknya ibukota. Berbagai sektor untuk penunjang perekonomian banyak ditemukan di Surabaya. Sehingga banyak masyarakat yang berasal dari desa melakukan urbanisasi ke kota. Dengan demikian, infrastruktur yang ada di Kota harus dikelola dengan baik. Namun kenyataannya, pembangunan infrastruktur seperti ruang publik yang ada di Kota Surabaya menimbulkan kesenjangan sosial bagi masyarakat yang ada di sekitar wilayah tersebut. Contohnya pada wilayah Surabaya Selatan, yaitu Kecamatan Wiyung yang banyak dijumpai fast food seperti McDonald, KFC, Burger King, Pizza Hut, Mixue, dan beberapa restoran cepat saji lainnya. Selain itu beberapa tanah dikelola oleh pihak lain yang beberapa tahun kedepan akan dibangun pusat-pusat elit lainnya. Di sisi lain, masyarakat asli yang menempati daerah perkampungan merasakan dampak kesenjangan sosial akibat pembangunan yang tidak merata. Hal ini secara nyata menunjukkan perbedaan status sosial dari masyarakat asli wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan melakukan observasi, dan data pendukung didapatkan dari artikel jurnal, dan berita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dari kesenjangan sosial yang dialami oleh masyarakat sekitar kecamatan Wiyung Surabaya yang diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur publik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah perkampungan merasakan dampak dari kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur publik tersebut seperti perbedaan status sosial, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya kesejahteraan masyarakat, dan timbulnya pergeseran gaya hidup masyarakat yang menjadi konsumtif.
Konstruksi Mahasiswa Terhadap Kesenjangan Sosial Ekonomi di Lingkungan Kampus Kota Surabaya Ailsa Fitri Shafwa; Pambudi Handoyo
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 25, No 3 (2023): September (2023)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v25i3.6957

Abstract

Kesenjangan sosial merupakan suatu keadaan dimana tidak seimbang dari masyarakat untuk menerima akses yang terdapat didalam suatu masyarakat. Dalam lingkungan kampus, kesenjangan sosial seringkali dirasakan oleh mahasiswa yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Dimana sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil didalam sebuah pergaulan atau pertemanan. Pada masa ini, dimana era teknologi informasi yang semakin memadai, membuat banyak dari mahasiswa mulai mengerti fashion atau merk-merk dari barang branded yang dari situ menandakan status sosial mereka. Status sosial tersebut yang kemudian menentukan segalanya sehingga membuat pola dari pergaulan mahasiswa melekat pada status sosial yang kemudian dapat menyebabkan kesenjangan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat stastus sosial ekonomi mahasiswa yang dapat mempengaruhi pola pergaulan atau pertemanan sehingga menyebabkan kesenjangan sosial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif. Yang dimanan teknik pengumpulan datta berasal daru penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu dari data primer yang didapat dari sumber pertama secara langsung dan dari data sekunder yang diperoleh dari berita, jurnal, tesis dan skripsi. Penelitian ini menggunakan teori Max Weber mengenai stratifikasi sosial tau yang biasa dapat disebut kelas, ststus, dn kekuasaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa yang berada di Kota Surabaya memiliki persepsi bermacam-macam terkait adanya kesenjangan sosial yang ada di lingkungan kampus. 
Pola Adaptasi Mahasiswa Rantau Luar Surabaya Dalam Menghadapi Cuture Shock Abim Prima Prayoga; Pambudi Handoyo
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 25, No 3 (2023): September (2023)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v25i3.6974

Abstract

Indonesia memiliki ribuan pulau yang membentang dari sabang hingga ke merauke. Masing-masing pulau tersebut memiliki perbedaan baik dalam kebubudayaan, perekonomian, dan mata penceharian. Adaptasi merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Setiap individu harus berinteraksi dengan individu lainnya dengan berbagai perbedaan latar belakang budaya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi individu untuk mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam bagaimana pola adaptasi mahasiswa rantau luar suarabaya dalam menghadapi culture shock. Peneliti menggunakan salah satu jenis pendekatan dari beberapa jenis penelitian, yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori ernometodologi sebagai landasan untuk menetahui lebih dalam tema penelitian ini. Adapun culture shock yang dialami mahasiswa atau narasumber dalam penelitian ini adalah kemacetan, cuaca, pola pengaturan keuangan, dan pola pertemanan yang ada di Surabaya. Setelah berhasil beradaptasi dengan lingkungan baru, kedua narasumber merasakan lebih nyaman dan tenang untuk tinggal di Surabaya.