Priska Pebrianti Liu
Universitas Pelita Harapan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CONSISTENCY OF THE IMPLEMENTATION OF RULES AND PROCEDURES AS AN EFFORT TO DEVELOP STUDENT DISCIPLINE FOR GRADE 1 Priska Pebrianti Liu; Wiyun Philipus Tangkin
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/jpfkip.v12i1.9370

Abstract

The discipline in learning is crucial to achieving the effectiveness of teaching-learning. In fact, it is still found that there are undisciplined students encountered during the learning process. Based on the observation results of elementary school students at one of the Christian schools, students who did not follow the rules and procedures were found, such as not using a raised hand so which causes the class to be conducive or unstable. The solution to this problem is the consistency of rule and procedure implementation. It is aimed to see the consistency of the rule and procedure implementation as an attempt to develop the first-grade students’ discipline. The method used is a descriptive qualitative method. The result indicates the consistency of the rule and procedure implementation can develop students’ discipline. It is characterized by an attitude change indicated by students. Still, teachers’ consistency is needed continually in order to make significant behavior. As Christian educators, teachers certainly must believe in the truth of God as a source as the bible, see the existence of God through Jesus Christ as an exemplar, and reflect good character, but must realize that only the holy spirit can empower every student. The recommendation that can be given to teachers is that teachers must be consistent in applying each class rule and procedure so it can produce a significant change in attitude.  
Teladan Yesus Kristus Sebagai Pembentuk Karakter Siswa Guna Mencapai Pembelajaran Yang Holistis Priska Pebrianti Liu; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.378

Abstract

Pandemi covid-19 memengaruhi tatanan hidup manusia termasuk dunia pendidikan, salah satunya dalam konteks pembentukan karakter. Siswa mulai kehilangan role model yang dapat diteladaninya khususnya dalam pembentukan karakter, salah satunya karena keterbatasan pembelajaran, yaitu guru dan siswa tidak bertemu secara langsung, serta orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan. Hal ini penting untuk dibahas karena saat ini memasuki masa peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran luring, sehingga permasalahan karakter perlu dibenahi. Dalam pembentukan karakter diperlukan suatu teladan yang dapat mengarahkan untuk memiliki karakter yang baik. Teladan yang dimaksudkan adalah teladan Yesus Kristus. yang direpresentasikan oleh guru dan orang tua. Hal ini dibahas dalam 3 filsafat, yaitu guru dan orang tua perlu melihat realitas keberadaan Allah dengan meneladani Yesus (metafisika). Teladan kepada Yesus didasari dengan melakukan nilai-nilai karakter yang benar (aksiologi) di mana bersumber dari kebenaran Alkitabiah (epistemologi), sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan pembelajaran yang holistis.
Teladan Yesus Kristus Sebagai Pembentuk Karakter Siswa Guna Mencapai Pembelajaran Yang Holistis Priska Pebrianti Liu; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.378

Abstract

Pandemi covid-19 memengaruhi tatanan hidup manusia termasuk dunia pendidikan, salah satunya dalam konteks pembentukan karakter. Siswa mulai kehilangan role model yang dapat diteladaninya khususnya dalam pembentukan karakter, salah satunya karena keterbatasan pembelajaran, yaitu guru dan siswa tidak bertemu secara langsung, serta orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan. Hal ini penting untuk dibahas karena saat ini memasuki masa peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran luring, sehingga permasalahan karakter perlu dibenahi. Dalam pembentukan karakter diperlukan suatu teladan yang dapat mengarahkan untuk memiliki karakter yang baik. Teladan yang dimaksudkan adalah teladan Yesus Kristus. yang direpresentasikan oleh guru dan orang tua. Hal ini dibahas dalam 3 filsafat, yaitu guru dan orang tua perlu melihat realitas keberadaan Allah dengan meneladani Yesus (metafisika). Teladan kepada Yesus didasari dengan melakukan nilai-nilai karakter yang benar (aksiologi) di mana bersumber dari kebenaran Alkitabiah (epistemologi), sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan pembelajaran yang holistis.