Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Perilaku Aftershock Laut Flores 12 Desember 1992 dan 14 Desember 2021 Adi Jufriansah; Azmi Khusnani; Yudhiakto Pramudya; Mulya Afriyanto
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2022: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2022
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v7i0.71947

Abstract

Abstract: Over 30 years, the Flores region experienced earthquakes with Mw >7 twice, namely in 1992 and 2021 at shallow depths <60 km. However, the behavior of the aftershocks accompanying the quake has yet to be studied in detail. This research aims to compare the behavior of aftershocks after the main earthquake. This research uses three-lifetime analysis functions, namely, Wilber3, Mustang Web Browser, and comparison of Probability Density Function Hazard. The data used comes from IRIS data and BMKG Online Data. Through graphical analysis, it is known that the data for the time difference for aftershocks follow the RMS distribution, indicating that the Flores Sea aftershock on 12 December 1992 occurred with high intensity on the 3rd and 6th day after the main earthquake. Meanwhile, the aftershocks in the Flores Sea on 14 December 2021 tended to occur with a more even intensity during the observation period, but the power returned to high on the 7th day.Abstrak: Selama periode 30 tahun, wilayah Flores mengalami gempa dengan Mw >7 sebanyak dua kali yaitu tahun 1992 dan 2021 pada kedalaman yang dangkal <60 km. Perilaku gempa susulan yang menyertai gempa bumi tersebut masih belum diteliti dengan detil. Tujuan peneltian adalah untuk membandingkan perilaku gempa bumi susulan pasca gempa bumi utama. Penelitian ini menggunakan tiga fungsi lifetime analysis yaitu, Wilber3, Mustang Web Browser dan perbandingan Probability Density Function Hazard. Data yang digunakan bersumber dari data IRIS dan Data Online BMKG. Melalui graphical analysis, diketahui bahwa data selisih waktu gempa bumi susulan mengikuti distribusi RMS, menunjukkan bahwa gempa susulan Laut Flores 12 Desember 1992 terjadi dengan intensitas yang tinggi pada hari ke-3 dan hari ke-6 setelah gempa bumi utamanya. Sedangkan gempa bumi susulan Laut Flores 14 Desember 2021 cenderung terjadi dengan intensitas yang lebih merata selama periode pengamatan namun intensitas kembali tinggi pada hari ke-7.
Pengembangan Sistem Pemantauan Tinggi Gelombang Air pada Model Tsunami Menggunakan Sensor Ultrasonik HC-SR04 Berbantuan Arduino Hasbullah Hasbullah; Yudhiakto Pramudya
Syntax Idea Vol 6 No 2 (2024): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i2.2849

Abstract

Data fluktuasi ketinggian permukaan air laut akibat longsoran suatu daerah sangat penting dalam menganalisis dampak yang ditimbulkan pada suatu daerah yang rawan terjadi tsunami longsoran. Untuk mengembangkan sistem pemantauan ketinggian gelombang air pada model tsunami digunakan Arduino Uno dan Sensor Ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur durasi waktu gelombang ultrasonik memantul dari permukaan air, sehingga dapat diketahui jarak berdasarkan cepat rambat bunyi di udara. Silinder pejal digelindingkan pada sebuah bidang miring sebagai pemicu awal gelombang pada air. Ketinggian gelombang akan terukur pada empat buah sensor yang diletakkan di atas permukaan air. Add-ins Data Streamer pada Aplikasi Microsoft Excel digunakan untuk merekam data hasil pengukuran dari perangkat arduino. Pada sudut kemiringan 15,32° diperoleh kecepatan rata-rata 111,18 cm/s dengan ketinggian gelombang rata-rata 0,42 cm. Pada sudut kemiringan 16,86° diperoleh kecepatan rata-rata 113,33 cm/s dengan ketinggian gelombang rata-rata 0,64 cm. Pada sudut kemiringan 18,43° diperoleh kecepatan rata-rata 132,22 cm/s dengan ketinggian gelombang rata-rata 0,83 cm. Dari hasil perhitungan ketinggian rata-rata gelombang air yang terukur akan cenderung meningkat pada variasi kemiringan sudut 15,32° hingga sudut 18,43°.