Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALYSIS OF BETEL NUT VALUE CHAIN FOR EXPORT PURPOSES IN AGAM REGENCY Farid Azel; Ismet Suryadi; Syafri Amir; Suhadi; M.Syaqib Sidqi; Ispinimiartriani
International Journal of Economic, Business, Accounting, Agriculture Management and Sharia Administration (IJEBAS) Vol. 3 No. 1 (2023): February
Publisher : CV. Radja Publika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijebas.v3i1.700

Abstract

The demand for betel nut from international markets is continuously increasing, but the agricultural supply chain for this product is quite complex and requires special handling, thus affecting the agricultural product's price. Therefore, research on the analysis of betel nut value-added supply chains is crucial to determine the amount of additional value from each stage and actor involved in the supply chain. The research was conducted in Palembayan, Agam, and Padang, West Sumatra from May to August 2022 using qualitative and quantitative descriptive analysis methods with primary data from experts and farmers and secondary data from literature studies and related sources. This study found that betel nut has the potential to be exported to several countries, such as India, Iran, and the United Arab Emirates, but there are several problems hindering the distribution process. The betel nut supply chain involves several parties, ranging from suppliers to exporters, and there is no contractual relationship between them. This study also identifies criteria for betel nut suitable for export, including low water content, uniform color, large size, meeting food safety standards, and high sugar content. The process of exporting betel nut from Indonesia to India involves selection and collection, processing and packaging, transportation, and export. Thus, betel nut cultivation in Agam Regency can be effective, efficient, and sustainable by increasing the value-added at each production stage.
Pengujian Kompos Kiambang dan Kompos Mukuna dengan Berbagai Taraf Dosis terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Fefriyanti DS; Fatardho Zudri; Andi Eviza; Mamang Wahyudi; Ismet Suryadi; Farid Azel
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): TERBITAN AKAN DATANG
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.203

Abstract

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan kelompok tanaman semusim, tetapi tanaman tembakau termasuk golongan tanaman perkebunan. Luasan areal tanam didominasi oleh perkebunan rakyat sebanyak 99,98% dan 0,02 % dari perusahaan swasta. Penggunaan Pupuk anorganik sudah mulai memberikan dampak lingkungan seperti menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terjadi erosi, permeabilitas tanah menurun, populasi mikroba tanah berkurang. Pengembalian kemampuan lahan pertanian sangat penting untuk dilakukan dengan pemberian bahan organik terhadap tanah. Sumber bahan organik yang dapat diberikan kepada tanah adalah kompos. Sumber yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos adalah tanaman kiambang dan tanaman mukuna. Tujuan penelitian mendapatkan jenis kompos dan dosis yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman tembakau. Pelaksanaan penelitian ini dari bulan April sampai dengan Juli 2021. Rancangan Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama kompos berbahan kiambang dan mukuna. Faktor kedua dosis pemberian yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis ANOVA dan uji lanjut LSD taraf 5%. Parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun terpanjang, lebar daun terlebar, berat basah daun dan berat kering daun. Pemberian jenis pupuk kompos memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman tembakau. Pemberian jenis kompos kiambang merupakan kompos yang memberikan pertumbuhan terbaik. Peningkatan dosis menunjukkan pengaruh yang berbeda, didapatkan dosis terbaik 200 gram per tanaman kompos kiambang.