Sri Praptono
Universitas Pandanaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LITERASI MEDIA MENUJU GENERASI EMAS BEBAS STUNTING DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Adi Sasmito; Rekno Sulandjari; Leonardo Budi Hasiholan; Sri Praptono
Jurnal Egaliter Vol 7, No 12 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didorong dengan adanya target tahun 2024 angka stunting secara nasional bisa turun hingga 14 persen. Maka dari itu, banyak program yang diimplementasikan guna mencapai penurunan kasus stanting di 12 provinsi yang diprioritaskan. Saat ini angka stunting nasional masih tinggi yaitu sekitar 24,4% atau kira-kira 5,33 juta balita mengalami stunting.Namun demikian fenomena stanting di desa Menur hampir tidak ditemui. Oleh karenanya untuk preventif fenomena stunting ini, perlu digiatkan berbagai program yang mendukung pemahaman warga akan gejala dan karakteristik stanting itu sendiri. Dari program yang dijalankan, didsapatkan hasil bahwa masyarakat Desa Menur yang memiliki anak balita sebanyak 33 orang dan 4 orang ibu yang sedang hamil sangat memahami dan antusias dalam menerima sosialisasi media menuju generasi emas bebas stunting di lingkungannya. Ditemukan juga adanya fenomena stanting yang semakin dipahami sebagai salah satu bentuk keperdulian orang tua dalam mengasuh, membesarkan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain dengan memaksimalkan asupan gizi dari semenjak ibu hamil hingga bayi terlahir perlu ASI dan makanan pendamping ASI jika bayi telah mencukupi usianya yaitu minimal 6 bulan.Hasil dari kegiatan ini terlihat ada peningkatan adanya pemahaman jenis-jenis indikator dan ciri-ciri serta karakteristik penderita stanting bukan hanya indikator berat, namun indikator ringan juga sudah mulai dipahami. Sehingga antisipasi dan pemulihannya lebih cepat. Capaian fenomena stanting sampai di angka zero bukan mustahil jika terdapat kesadaran bersama antara warga setempat dan aparat terkait. Harapan ke depan tak ada balita yang mengalami stanting dan mencetak generasi emas bukan lagi sebuah masalah yang sulit. Kata Kunci: Literasi, Media, Stanting Encouraged by the 2024 target, the national stunting rate can drop to 14 percent. Therefore, many programs have been implemented to achieve a reduction in stunting cases in the 12 priority provinces. Currently, the national stunting rate is still high, namely around 24.4% or approximately 5.33 million children under five are stunted.However, the phenomenon of stunting in Menur village is almost non-existent. Therefore, to prevent the phenomenon of stunting, it is necessary to activate various programs that support people's understanding of the symptoms and characteristics of stunting itself. From the program implemented, it was found that the people of Menur Village, who have 33 toddlers and 4 pregnant mothers, are very understanding and enthusiastic about receiving media socialization towards a golden generation free of stunting in their environment. It was also found that there is a phenomenon of stunting which is increasingly understood as a form of parental concern in caring for, raising their children and other family members by maximizing nutritional intake from the time a pregnant woman is born until the baby is born. minimum 6 months.The results of this activity show that there is an increase in understanding of the types of indicators and the characteristics and characteristics of stunting sufferers, not only indicators of severe, but light indicators have also begun to be understood. So that anticipation and recovery are faster. The achievement of the stunting phenomenon to zero is not impossible if there is shared awareness among local residents and related officials. The hope is that in the future no toddlers will experience stunting and creating a golden generation will no longer be a difficult problem.Key Words: Literacy, Media, Stunting
KEGIATAN BAKTI SOSIAL DALAM MEMPERINGATI HARI ORANG SAKIT SEDUNIA DI GEREJA KATOLIK St. YUSUF GEDANGAN SEMARANG Retno Djohar Juliani; Dewi Fatmasari Dewi Fatmasari; Agustien Zulaidah; Sri Praptono; Fitri Darayani
Majalah Ilmiah Inspiratif Vol 9, No 17 (2023): Majalah Ilmiah Inspiratif Juli 2023
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Bakti Sosial adalah melakukan kegiatan yang bersifat sosial secara bersama- sama yang dapat dilakukan dalam suatu komunitas tertentu. Kegiatan Bakti Sosial yang diselenggarakan dapat memiliki berbagai macam manfaat yakni mewujudkan rasa cinta kasih kepada sesama, memupuk rasa saling tolong - menolong, untuk meringankan beban penderitaan orang lain dan menumbuhkan rasa persaudaraan. Dengan melaksanakan bakti sosial maka dapat menumbuhkan rasa saling peduli atas penderitaan orang lain.Kegiatan Bakti Sosial Dalam Memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang dilaksanakan di Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang meliputi berbagai kegiatan yakni pemberian Vitamin B, Pengecekan tensi,  Pengecekan Gula Darah, Pemeriksanaan Gigi dan Telinga. Kegiatan Bakti Sosial ini merupakan kerjasama antara Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang dengan Universitas Pandanaran sebagai bentuk implementasi atas MoU yang telah dilakukan antara Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang dengan Universitas Pandanaran.  Tim yang terlibat dari Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang sebanyak 15 orang, sedang dari Universitas Pandanaran melibatkan 4 orang dosen dan 7 orang mahasiswa.  Kegiatan Bakti Sosial dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia bertujuan untuk melindungi, memulihkan,  memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatan jemaat gereja dan masyarakat sekitar di Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan Semarang. Kegiatan Bakti Sosial dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 12 Februari 2023 dari jam 07.00 WIB – 17.00 WIB. Adapun persiapan dan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan Bakti Sosial sudah dilakukan sejak tanggal 3 Januari 2023. Kata Kunci : Kegiatan, Bakti Sosial, Hari Orang Sakit Sedunia