Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ART PERFORMANCE BUILDING IN GROBOGAN WITH A CLASSIC ARCHITECTURAL APPROACH GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI GROBOGAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KLASIK Isma Mulya Hadi Wijaya; Adi Sasmito; Anityas Dian Susanti
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.796 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i1.2

Abstract

Adanya sebuah seni dalam kehidupan sehari-hari manusia merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Karena kesenian merupakan bagian dari budaya, dimana menjadi sarana guna untuk mewariskan budaya yang ada sejak zaman dahulu kepada seluruh penerus budaya atau masyarakat. Kemudian terdapat berbagai kegiatan kebudayan yang sekarang sudah modern dan mendominasi, sehinga kebudayaan lokal yang mengandung banyak sejarah sedikit terlupakan. Walau bagaimanapun kita sebagai penerus atau pewaris sudah masuk dalam perubahan teknologi dunia yang modern, tetapi harapannya juga tidak melupakan atau menghilangkan kebudayaan maupun kesenian yang terdahulu. Harapannya dapat terus melestarikan kebudayaan yang ada dan mengkolaborasikan dengan yang modern, sehingga dapat menjadikan sebuah pertunjukan yang sangat menarik. Maka dari itu dibutuhkannya wadah bagi para pelaku kesenian baik tradisonal dan modern guna untuk tempat berkumpul, latihan, dan juga pusat pertunjukan kesenian di Kabupaten Grobogan. Tujuan dari penyusunan ini sebagai hasil dari landasan konseptual perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Seni di Grobogan sebelumnya yang telah dibuat. Kemudian metode perancangan yang digunakan yaitu pendekatan aspek konseptual, pendekatan aspek fungsional, dan pendekatan aspek arsitektural. Konsep perancangan Gedung pertunjukan seni ini menggunakan pendekatan arsitektur klasik dengan menekankan bentuk fasad yang terdapat bayak ornamen pendukung konsep klasik itu sendiri, kemudian simetris atau tegas, penggunaan kolom yang besar dan tinggi. Sehingga nantinya akan menjadi pusat kegiatan seni bagi para pelaku seni khususnya di kab. Grobogan dan luar grobogan.
ENGKU HAMIDA INTERNATIONAL FERRY PORT WITH NEOCLASIC ARCHITECTURE APPROACH PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL ENGKU HAMIDA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEOKLASIK Tasya Amartha Amalia; Adi Sasmito; Mutiawati Mandaka
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.6 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i1.3

Abstract

Pelabuhan Ferry Internasional Engku Hamida merupakan pelabuhan penumpang bertaraf internasional dengan tujuan Negara tetangga terdekat yaitu Malaysia dan Singapore yang mana dapat ditempuh dengan waktu 1-2 jam menggunakan kapal ferry. Lagoi merupakan alternatif lokasi untuk pembangunan pelabuhan ferry internasional engku hamida yang mana letaknya sangat dekat dengan Negara tetangga dan salah satu tempat pariwisata di Kepulauan Riau. Pendekatan konsep yang diterapkan yaitu pendekatan arsitektur neoklasik yang dapat terlihat pada bangunan terminal pelabuhan dan masjid. Terminal pelabuhan ferry internasional engku hamida memuat aktifitas penumpang berupa keberangkatan atau Embarkasi, Kedatangan atau Debarkasi, pengguna sebagai penjemput atau pengantar, dan pengguna bagian perdagangan ( Toko, restoran, dan lain-lain). Tujuan dari perancangan pelabuhan ferry internasional engku hamida yaitu untuk memfasilitasi bangunan pemerintah dalam bidang akomodasi dan infrastruktur serta sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Bintan disegala bidang, selain itu juga untuk menarik minat kapal-kapal untuk bersandar dan memiliki prospek kedepan. Fasilitas pada pelabuhan ferry internasional engku hamida terdiri dari terminal penumpang, masjid, dan fasilitas penunjang yang diperuntukkan untuk penumpang atau pengguna pelabuhan.
KARIMUNJAWA INTERNASIONAL AIRPORT BANDARA INTERNASIONAL KARIMUNJAWA Aris Setia Budi; Anityas Dian Susanti; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.847 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i1.5

Abstract

Transportasi udara merupakan salah satu alat transportasi yang dibutuhkan negara Indonesia, transportasi ini dapat menghubungkan, serta dapat menjangkau wilyah negara Indonesia dengan waktu yang singkat. Transportasi udara sendiri dapat digunakan untuk kepentingan bisinis, maupun untuk kepentingan kegiatan pariwisata. Mengingat bahwa sektor bidang pariwisata di Indonesia saat ini sedang menjadi perhatian pemerintah, dengan harapan agar sektor pariswisata dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian negara Indonesia di masa mendatang. Gagasan ide dari penulisan ini, berawal dari sayembara desain Bandara Dewandaru yang diadakan oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) yang bekerja sama dengan Dinas Kepariwisataan Indonesia, dengan tujuan untuk mengembangkan desain bandara bertaraf internasional, guna untuk menunjang kegiatan pariwisata Indonesia ke kancah internasional, khusunya kegiatan pariwisata yang berada di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Desain bandara nantinya adalah jenis bandara internasional, yang mengusung konsep arsitektur tropis modern, dengan mempertimbangkan unsur kearifan daerah yang dikonsep menjadi lebih modern.
NEW GOVERNMENT CENTER OF GROBOGAN DISTRICT IN PURWODADI DISTRICT WITH NEO VERNACULAR PUSAT PEMERINTAHAN BARU KABUPATEN GROBOGAN DI KECAMATAN PURWODADI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Hidayatul Mustafit; Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1557.201 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i1.8

Abstract

Pemerintah Kabupaten merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah yang berupa sub sistem dalam sistem pemerintahan Negara. Dalam hal perencanaan dan perancangan pusat pemerintahan baru kabupaten grobogan di kecamatan purwodadi mempunyai tujuan agar terpenuhinya kebutuhan ruang yang kurang memadai dalam pelayanan masyarakat serta memudahkan komunikasi antar sub sistem dalam pemerintah daerah agar tercapai sebuah tujuan bersama. Issue tersebut, tertanggapi oleh pemerintah daerah khususnya merupakan program yang harus di persiapkan untuk pemerintahan masa mendatang. Kecamatan Purwodadi Merupakan pusat kota dari kabupaten grobogan yang mempunyai potensi sebagai pusat pemerintahan dan telah mempunyai alun-alun sebagai tempat berkumpulnya masyarakat. Potensi sekaligus menjawab issue untuk penetapan letak pusat pemerintah kabupaten grobogan. Konsep Arsitektur yang di gunakan dalam perencanaan dan perancangan pusat pemerintahan ini menggunakan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular dengan memperhatikan aspek kebudayaan, kondisi geografis dan rumah adat istiadat daerah setempat. Melalui Perencanaan dan Perancangan Pusat Pemerintahan Baru Kabupaten Grobogan Di Kecamatan Purwodadi menjadi sebuah kawasan dari pusat pemerintahan daerah yang baik dan memadai agar mendukung kinerja dan kualitas pemerintahan, serta memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, memberikan publik space yang memadai untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah karena pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dekat dengan rakyatnya.
PATTERN OF REGIONAL OFFICE / CITY OFFICE SPACE POLA PENATAAN RUANG KANTOR KABUPATEN / KOTA Hidayatul Mustafit; Gatoet Wardianto; adi sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.073 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i2.13

Abstract

Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa daerah provinsi.Daerah provinsi itu terdiri dari daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah itu terdapatsistem pemerintah yang mengatur dan diatur oleh undang-undang dasar 1945. Pemerintahdaerah yang dimaksut adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah Kabupatenmerupakan unsur utama dalam mengatur Pemerintah di suatu daerah. Dalam melaksanakanotonomi daerahnya, Pemerintah Kabupaten/kota membutuhkan sarana dan prasarana untukmewadahi aparatur sebagai tempat kerja bagi pegawai yaitu kantor pemerintahan.Kantor Pemerintah Kabupaten berfungsi sebagai wadah/tempat dari aktivitas/kegiatanpemerintahan daerah setempat dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakatumum di daerah Kabupaten. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat diperlukan saranadan prasarana yang memadai salah satunya adalah kantor pemerintah tempat pekerja seorangpegaiwai negeri sipil yang representatif. Sebagai kantor pemerintahan, gedung perkantoranharus memiliki karakteristik bentuk yang spesifik dan juga harus mempunyai sistempenataan bangunan yang baik dan terencana secara Arsitektural. Bangunan ini ditujukanuntuk mewadahi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.Gedung kantor yang memadai bertujuan agar menciptakan sistem atau mekanisme kinerjainstansi pemerintah yang lebih terintegrasi dan menyeluruh, mewujudkan pola layanankepada masyarakat yang lebih efektif dan efisien, kantor pemerintah harus mampumencerminkan suatu lambang kedudukan pusat pemerintahan.
CHARACTERISTICS OF THE TOWNHOUSE IN SEMARANG KARAKTERISTIK TOWNHOUSE DI SEMARANG Syarif Hidayatullah; Carina Sarasati; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.928 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i2.15

Abstract

Kota Semarang adalah ibukota provinsi jawa tengah sekaligus menjadi salah satu kota yang paling berkembang dijawa tengah, pertumbuhan ekonomi dan juga bisnis yang diimbangi pula dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, menurut data BPS di kota semarang dengan kenaikan 1,31 % dari tahun 2018-2020, pertumbuhan penduduk menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan hunian/rumah di semarang,hunian di pusat kota saat ini lebih didominasi oleh model hunian seperti apartemen dan kondominium, hal ini seiring dengan menyempitnya lahan kosong ditengah kota, tetepai Sebagian besar masyarakat masih lebih cenderung menyukai model hunian yang langsung berhubungan dengan tanah atau dikenal dengan (landed house), saat ini di semarang banyak pengembang yang mengusung perumahan model townhouse dan cluster, namun prakteknya dilapangan masih belum sesuai dengan karakteristik perumahan tersebut, hal ini dapat menjadi salah persepsi dimasyarakat terhadap perumahan townhouse dan perumahan cluster tersebut.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan karakteristik townhouse jugakarakteristik cluster, dengan studi kasus di beberapa perumahan townhouse yang ada di Semarang, dengan melakukan observasi dan penelusuran data base online yang dilakukan ternyata perumahan cluster yang ada disemarang menerapkan karakteristik perumahan townhouse.
REVITALIZING THE KARANGAYU MARKET AND PLAZA SILIWANGI SEMARANG WITH A MODERN TROPICAL ARCHITECTURE APPROACH REVITALISASI PASAR KARANGAYU DAN PLAZA SILIWANGI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS MODERN Febrianto Wicaksono; Gatoet Wardianto; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 2 No 1 (2022): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v2i1.18

Abstract

Kondisi pasar tradisional yang ada di kota Semarang saat ini kurang baik. Kondisi bangunan pasar yang sudah tidak terawat, banyak kerusakan, dan tidak adanya lahan parkir yang memadai. Lingkungan pasar juga kumuh, bau, dan tidak teratur. Hal tersebut tentu sangat mengganggu pedagang maupun pembeli di pasar tradisional. Salah satu contoh pasar tradisional yang memiliki kondisi demikian adalah Pasar Tradisional Karangayu Semarang. Sayangnya, pasar karangayu dengan kondisi yang sekarang pelayanannya tidak dapat menjadi maksimal. Selain itu hal serupa juga dialami oleh pusat perbelanjaan, Plaza Siliwangi yang terletak bersebelahan dengan Pasar Karangayu, kondisi bangunan masih cukup baik, namun berdasarkan data pengguna atau penyewa bangunan hanya sedikit. Sehingga geliat aktivitas perdagangan dan jasa tampak sepi dan tidak hidup. Selain itu kompleks ruko (rumah toko) ini tidak memiliki ruang terbuka hijau sama sekali, sehingga kurang memenuhi standar perancangan bangunan. Oleh itu maka dipandang perlu adanya Revitalisasi Pasar Karangayu sebagai pasar tradisional yang diintegerasikan dengan plaza siliwangi sebagai pusat perbelanjaan modern menjadi satu kesatuan saling bersimbiosis dengan rancangan desain modern yang memiliki beberapa fungsi tambahan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan gaya hidup masyarakat modern (milenial). Dengan begitu kawasan pusat perbelanjaan ini akan semakin tampak hidup dan memberikan dampak positif peningkaatan perekonomian bagi lingkungan sekitar.
BENTUK ATAP PADA KAWASAN PECINAN DESA BABAGAN DI KOTA WISATA LASEM Adi Sasmito; Mutiawati Mandaka; Ovariszar Bagus Affandi
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3373.056 KB) | DOI: 10.30998/lja.v4i1.9314

Abstract

Desa wisata Batik Tulis Lasem adalah salah satu tujuan wisatawan di Jawa Tengah. Terdapat satu desa yang memiliki keunikan pada pemukimannya yaitu desa Babagan yang dihuni mayoritas oleh keturunan Tionghoa.  Paper ini bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk atap yang ada di pemukiman desa Babagan serupa dengan bentuk atap yang ada dari daerah asal pendatang yang diduga berasal dari Fujian dan Guangdong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berupa bentukan arsitektur atap rumah tinggal China yang ada di Lasem merupakan bentuk atap yang serupa dengan yang ada di provinsi Fujian China.
KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR DAN GREEN DESIGN PADA BANGUNAN MASJID SALMAN ITB Adi Sasmito; Fariz Nizar
urn:nbn:de:00001miji.v1i11
Publisher : Merdeka Indonesia Journal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.947 KB)

Abstract

Dalam proses merancang sebuah bangunan arsitek memakai konsep dan jenis yang berbeda-beda karena arsitek biasanya juga memiliki konsep dalam melakukan perancangan bangunannya. Hal ini membuktikan bahwa dalam mendesain tentu memiliki konsep konsep tersendiri. Konsep dan jenis itu berupa proses oleh seorang arsitek. Untuk itu dalam setiap proses pastinya memiliki kesamaan atau bahkan perbedaan antar arsitek. Namun hal tersebut bukanlah sebuah masalah, melainkan sebuah inovasi dari setiap arsitek dalam mengerjakan setiap project nya. Dalam membuat konsep yang dipakai setiap arsitek didalamnya tertuang ide dan gagasan yang tentunya akan menjadi sebuah desain yang sudah direncanakan oleh si arsitek. Dalam penelitian saya menggunakan metode deskrptif dalam menganalisa bangunan yang dibuat oleh achmad noeman yaitu desain masjid salman ITB, melalui refferensi yang telah telah saya baca, dengan menggunakan kaidah kaidah pada sesuai dengan jenis jenis konsep dalam arsitektur.
PENGARUH SETTING RUANG TERHADAP PERILAKU PENGGUNA DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL MAPPING Fariz Nizar; Adi Sasmito
urn:nbn:de:00001miji.v1i11
Publisher : Merdeka Indonesia Journal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.108 KB)

Abstract

Café adalah salah satu tempat favorit anak muda pada saat ini, setting ruang adalah aspek yang paling mempengaruhi pengunjung ketika berkunjung agar tidak merasa bosan dan jenuh pada saat berada di café tersebut, oleh karena itu penulis mengambil tema penelitian tentang pengaruh setting ruang terhadap perilaku pengguna dengan pendekatan behaviour mapping,dengan menggunakan metode behavior mapping penulis bisa mengetahui tempat mana saja yang sering disinggahi oleh para pengguna atau pengujung di dialo coffe, metode penelitian pada penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif metode ini adalah metode yang paling tepat karena menceritakan Susana pada objek secara langsung, dan kesimpulan pada penelitian ini akan ditemukan keterkaitan setting ruang terhadap perilaku pengguna di Diallo Cofee Semarang.