Perkembangan yang terjadi membentuk sebuah lingkungan industri yang dinamis, dimana terdapat jenis produk yang bervariasi dan fluktuasi volume produksi. Kelemahannya dalam meminimumkan jarak perpindahan material menyebabkan tata letak tradisional menjadi tidak efisien untuk digunakan, sehingga diperlukan sebuah rancangan tata letak yang mampu mengatasi kelemahan tersebut serta strategi dalam mengembangkan tata letak, yakni dari tradisional menjadi non-tradisional. Pada penelitian ini digunakan dua perusahaan berbeda, yakni PT. X menggunakan tata letak produk dan PT. Y tata letak proses. Penelitian ini memberikan perhitungan dan analisis tata letak dengan metode rectilinear untuk kriteria jarak, Material handling planning sheet (MHPS) untuk kriteria waktu dan biaya material handling. Hasil yang didapatkan tata letak proses adalah 1.586,36 meter, 175,9967 menit dan Rp 70.423,75 sedangkan hasil yang didapatkan untuk tata letak produk adalah 1.154,97 meter, 415,2947 menit dan Rp 167.403,4. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan tata letak non-tradisional, yakni tata letak selular dan tata letak Modular. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tata letak Modular mampu mengurangi Jarak sebesar 45,12%; Lama waktu 24,74% ; dan biaya 27,74% dari tata letak proses. Sedangkan hasil yang didapatkan tata letak seluler mengurangi Jarak sebesar 8,35%; Lama waktu 2,393% ; dan biaya 2,393% dari tata letak produk.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata letak non-tradisional yang baik sebagai peralihan dari tata letak proses adalah tata letak Modular, sedangkan untuk tata letak produk adalah tata letak selular