This Author published in this journals
All Journal Silvarum
Herdiana Para’pak
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Persepsi Masyarakat terhadap Program Kebun Bibit Rakyat di Desa Pontak Satu, Sulawesi Utara Herdiana Para’pak; Marthen T. Lasut; Semuel P. Ratag
Silvarum Vol. 1 No. 2 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.482 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i2.41315

Abstract

Kebun Bibit Rakyat yang adalah kegiatan pembuatan bibit tanaman hutan penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang dikelola oleh perhutanan sosial yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah dan dipergunakan untuk penanaman sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat pada kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat dan faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat di Desa Pontak Satu, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan.  Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara menggunakan kuesioner. Pentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap 42 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat termasuk dalam kategori baik (skor keseluruhan 1.421 atau 75,19%). Hal ini didukung dengan manfaat yang dirasakan atau didapatkan oleh masyarakat Desa Pontak Satu meliputi menambah pendapatan (ekonomi), adanya lapangan pekerjaan, mendapatkan bibit, mengurangi terjadinya bencana alam (banjir dan tanah longsor) dan mata air tetap lestari. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat terdapat 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan sedangkan untuk faktor eksternal yaitu kurangnya sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, kurangnya tenaga penyuluh dari pihak kehutanan, dan jarak lokasi Kebun Bibit Rakyat.